Viral, Makan 2 Ekor Ayam di Warung Bayar Rp 800 Ribu, Pembeli: Ayam Apa Ini?
Viral video perempuan protes rumah makan (RM) Napinadar Malau di Kabupaten Dairi, membayar tagihan makan dua ekor ayam Rp 800.000.
TRIBUNJATENG.COM - Viral video perempuan protes rumah makan (RM) Napinadar Malau di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara viral di media sosial.
Pasalnya, ia harus membayar tagihan makan dua ekor ayam napinadar sebesar Rp 800.000.
"Ayam apa ini? Di batu 7 ada makanan kek gini, nggak segini harganya," ujar pelanggan, seperti dikutip dari Tribun Medan.
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun: Mobil Rush Terbalik di Semarang, Seorang Dosen Meninggal
• Aksi Pencurian di Semarang Gagal Gara-gara Kepergok Bocah 7 Tahun
• Aksi Pencurian di Semarang Gagal Gara-gara Kepergok Bocah 7 Tahun
• Hasil Liga Inggris Tadi Malam: Newcastle Bikin Chelsea Sakit Hati Gara-gara Gol di Menit Akhir
Penjual menjawab, ayam tersebut adalah ayam kampung.
"Yaudah kalau gak mau gak usah. Siapa suruh makan. Harganya pas," kata pemilik warung.
Mereka sempat beradu mulut.
Pelanggan menilai harga ayam tersebut tidak wajar.
Sementara penjual bersikukuh, harga tersebut sudah sesuai dengan jumlah pesanan pelanggan.
Pelanggan mengatakan, harga tersebut hanya pantas jika diterapkan bagi hotel berbintang.
"Jangan sudah dalam perut kalian bilang segini harganya yang logikalah. Gak logika Rp 800.000," katanya.
Anak pengusaha RM Malau, Lambok Malau (35) mengatakan harga ayam saat itu memang sedang naik karena penyakit babi sedang mewabah.
Harga ayam yang biasanya Rp 25.000 per porsi sekarang naik menjadi Rp 40.000 per porsi.
Lambok mengatakan satu ayam dapat dipotong menjadi 14 porsi, padahal pengunjung tersebut memesan dua ekor ayam.
"Mereka makan 10 orang. Masing-masing sepotong, berarti sudah Rp 400.000.
Sementara, dua ekor ayam kan 28 potong, ada sisa lagi 18 potong. 18 kali Rp 25.000, Rp 450.000.
Jadi, Rp 850.000 harusnya membayar. Masyarakat luas kan tidak tahu apa yang mereka tambah selama makan," jelasnya.
Seusai peristiwa tersebut, Lambok berencana memajang daftar menu dan harga agar pengunjung tidak merasa ditipu.
Meski demikian, Lambok menilai pengunjung tersebut juga salah karena tidak menanyakan harga makanan sebelum memesan.
Dia pun mengaku agak curiga terhadap pengunjung tersebut, sebab baru kali ini dia menerima komplain semacam itu.
"Mereka juga enggak ada tanya harga. Heran, yang lain kenapa enggak komplain? rumah makan orangtua saya berdiri sejak tahun 1993," katanya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harus Bayar Rp 800.000 Untuk Lauk 2 Ekor Ayam, Pembeli: Ayam Apa Ini?"