Pemasaran Kopi Gunung Kelir Sudah Sampai Timur Tengah, Bupati Semarang: Kuatkan Juga Pasar Lokal
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang, Wigati Sunu memaparkan, hingga saat ini kopi tersebut dapat diekspor di Timur Tengah.
Penulis: akbar hari mukti | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Kopi robusta Gunung Kelir Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang saat ini diekspor di luar negeri.
Pemkab Semarang ingin agar kopi tersebut juga bisa optimal di pasar dalam negeri.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang, Wigati Sunu memaparkan, hingga saat ini kopi tersebut dapat diekspor di Timur Tengah sekira 100 ton.
Disamping ekspor ke Singapura dan negara-negara Eropa.
• Warga Tegal Ditemukan Membusuk di Rumah Perum Genuk Indah Semarang, Diduga Sudah Seminggu Meninggal
• Meski Aman, Kota Semarang Tetap Masuk Wilayah Rawan Tertular Virus Antraks, Ini Sebabnya
"Ada cita rasa khas moka pada kopi dari Gunung Kelir. Ini jadi daya saing utama," jelas Sunu saat terima audiensi asosiasi pengusaha kopi Kecamatan Jambu di Ruang Rapat Bupati Semarang, Ungaran, Selasa (21/1/2020).
Sunu meminta peningkatan jumlah produksi dan mutu kopi tersebut di tingkat petani Gunung Kelir.
Hal itu untuk menjaga kepercayaan pasar internasional menikmati kopinya.
Sunu menguraikan, hingga saat ini ada 10 eksportir menjalin kerja sama dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Kopi Gunung Kelir.
"Melalui kelompok penyuluh lapangan, kami membina para petani supaya mutu produk kopi terjaga dan mampu memenuhi standar yang ditetapkan eksportir," jelas Sunu.
• Laga Amal di Mranggen Demak, Kiper PSIS Semarang Boyong Tim All Star Jateng
• Trans Semarang Akan Tambah Satu Feeder Ungaran-BSB Mijen pada 2020
Bupati Semarang, Mundjirin mengimbau agar asosiasi pengusaha kopi di Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tak hanya fokus memasarkan produknya ke luar negeri.
Tetapi juga memaksimalkan pemasaran kopi robusta di dalam negeri.
"Masih banyak kopi daerah lain yang lebih bagus pemasarannya di Indonesia."
"Perlu dijaga mutu produk dan kemasan kopi meskipun dijual di pasar lokal."
"Jangan sampai ada campuran bahan lain karena dapat merugikan pemasaran," paparnya.