Ratusan Nelayan Pantura Siap Berangkat ke Natuna Tunggu Komando untuk Berangkat
Ratusan nelayan Pantura siap diberangkatkan ke Natuna dalam rangka tangkap ikan sebanyak-banyaknya sekaligus membantu mengamankan perairan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Ratusan nelayan Pantura siap diberangkatkan ke Natuna dalam rangka tangkap ikan sebanyak-banyaknya sekaligus membantu mengamankan perairan dari illegal fishing kapal-kapal asing.
Hingga kini mereka masih tunggu komando untuk berangkat, dan tergantung keputusan pusat.
Menanggapi rencana tersebut, Dosen FISIP Undip Wijayanto PhD yang juga Direktur Center for Media and Democracy LP3ES, menilai memberangkatkan nelayan-nelayan ke Natuna adalah pekerjaan sia-sia.
Memang secara simbolik bagus tapi faktanya nanti tak banyak berguna mengusir kapal-kapal asing termasuk kapal China.
Yang diperlukan adalah tindakan tegas didukung kekuatan militer untuk mengusir kapal-kapal asing itu dari perairan Indonesia.
"Kapal-kapal China itu memakai teknologi canggih yang tentu bukan lawan kapal nelayan kita. Jadi mengirim kapal nelayan adalah langkah sia-sia. Itulah mengapa setelah teguran pemerintah kemarin, kapal China justru makin banyak yang datang ke sana," imbuhnya.
Menurutnya rencana memberangkatkan nelayan pantura untuk melindungi perairan Natuna bukan merupakan tindakan tegas.
Kebijakan tersebut juga tidak banyak gunanya untuk memberi semacam hukuman ke China agar mereka jera.
“Show off itu artinya pamer atau dalam hal ini unjuk kekuatan. Mestinya ya dengan tindakan tegas seperti bu Susi.
Tapi ini ibarat melawan kapal China dengan memajukan nelayan yang berperalatan terbatas.
Jangankan melawan kapal China. Bahkan nelayan kita sering kesulitan melaut saat harga BBM naik. Jadi ini ironis tentunya,” imbuhnya.
Wijayanto beranggapan, pemerintah perlu lebih tegas kepada China.
Pertama, dengan memberikan hukuman yang jelas seperti menenggelamkan kapal bagi yang melintasi zona kedaulatan, layaknya era Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Kemudian selanjutnya adalah solusi diplomasi. Pemerintah perlu membangun kerjasama dengan negara ASEAN untuk melawan China.
“Selain itu solusi Ekonomi. Kita perlu mengurangi ketergantungan ekonomi pada China. Dalam teori hubungan internasional, ada dalil yang berbunyi the powerful take what they want, the weak suffer what it must.