Diakui, Harga Tanah Mendadak Tinggi di Jateng Karena Ulah Spekulan, Contohnya di Kendal
Harga tanah yang tinggi diklaim menjadi faktor yang mempengaruhi daya saing investasi di Jawa Tengah.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
Ditambah, perda revisi RTRW yang belum rampung.
Menurutnya, industri berbeda dengan properti.
Dimana, jika industri harus ada efisiensi, ada struktur biaya tertentu, jika harga tidak cocok atau tanah terlalu mahal, tentunya investor ogah masuk.
• Inilah Sosok Nasri Banks Berpangkat Jenderal Bintang 5 Saat Ditemui Wartawan
• Jalan Depok Resmi Jadi Pusat Kuliner Malam Semarang, Hendi: Jangan Mremo
Ketika terbentur harga tanah tinggi, tidak ada pilihan lain bagi investor selain mundur.
"Tentunya ada cost yang harus ditekan, bagaimana jika industri mendapatkan lahan dengan harga tinggi."
"Seharusnya make sense-nya berapa untuk lahan, jangan mahal-mahal," tandasnya.
Kondisi itu diperparah dengan adanya ulah spekulan tanah yang membuat rencana investor yang akan masuk ke Jateng terhambat.
Ulah spekulan yang membuat harga tanah tinggi, sehingga calon investor tidak berminat menanamkan modal.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia, Sanny Iskandar dalam keterangan tertulisnya.
Hambatan investasi, kata dia, yakni melonjaknya harga tanah untuk dijadikan kawasan industri.
• Ini Reaksi Mantan Suami saat Tahu Pernikahan 12 Hari di Malang Viral
• Video Keluarga Surono Nelayan Hilang Tidak Dapat Asuransi
"Ini yang sering dikeluhkan para pengusaha," ucapnya.
Namun, untuk perizinan kondusivitas serta dukungan pemerintah dalam hal itu."
"Inti masalah harga tanah naik yakni dengan spekulan," Sanny menambahkan. (Mamduh Adi)