Buku Melawan Setan Bermata Runcing, Butet Manurung : Ini Pengalaman Sokola Rimba
Butet Manurung, pendiri Sokola Rimba (Sokola Institute) menulis buku berjudul Melawan Setan Bermata Runcing.
Penulis: Vina Rizki Ariani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Butet Manurung, pendiri Sokola Rimba (Sokola Institute) menulis buku berjudul Melawan Setan Bermata Runcing.
Setan bermata runcing istilah yang diberikan oleh Orang Rimba untuk menyebut pensil atau pena karena mereka melihat orang-orang dari luar kerap kali menggunakan kemampuan baca-tulisnya untuk mencaplok hutan mereka.
Hal itu terinspirasi dari pengalaman yang kerap menjadi permasalahan masyarakat adat.
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, AKBP RM Rusmin Perwira Polda Meninggal Kecelakaan Tertabrak Truk
• Liputan Khusus: Siapa Beking Tambang Galian C Ilegal di Jawa Tengah, Ini Kata ESDM Jateng
• Wajah Zikria Dzatil Wanita Cantik, Penghina Risma Ditangkap : Saya Ketakutan, Seperti Dikejar-kejar
• Rugi Luar Dalam Seusai Tiba di Semarang, Tak Cuma Diperkosa, Harta Wanita Brebes Ini Juga Digondol
Dahulu, Orang Rimba menyebut pensil setan bermata runcing itu menyeramkan karena ia membawa perubahan yang kerap kali merugikan masyarakat adat.
Karena Orang Rimba adalah masyarakat adat yang tinggal dan bergantung hidup di hutan.
Menurut Butet, Sokola mengembangkan metode dan pendekatan yang tujuannya untuk membantu masyarakat adat untuk menghadapi persoalan aktualnya.
"Buku ini merupakan kumpulan pengalaman Sokola dalam mengembangkan program-program pendidikan sebagai upaya untuk membantu masyarakat adat, bagaimana tetap mempertahankan adat, dan tetap dijaga agar hutan itu tidak hilang,” jelas Butet pada tribunjateng.com, Senin (3/2/2020)
Ia menambahkan, melalui buku Melawan Setan Bermata Runcing menunjukkan bahwa para relawan pendidik masyarakat adat harus memahami metode mengajar yang baik dan mengerti kondisi sekitarnya tanpa membuat seseorang yang terdidik memiliki pola pikir destruktif.
"Melalui buku ini, para relawan pendidik masyarakat adat dapat mengetahui sejumlah pengalaman yang dihadapi Sokola Institut selama kiprahnya," ujarnya.
Bedah Buku dan Diskusi Pendidikan diselenggarakan oleh Yayasan Anantaka dikuti oleh sekitar 200 peserta di Wisma Perdamaian, Semarang.
Buku Melawan Setan Bermata Runcing tersebut mengulas tentang Sokola Institute itu sendiri, pendekatan filosofis memahami masyarakat adat, literasi dasar seperti tradisional, pendidikan dan sebagainya
Direktur pendidikan Yayasan Anantaka, Ika selaku penyelenggara acara tersebut menuturkan bahwa di Semarang banyak komunitas yang melakukan kegiatan pendampingan untuk anak-anak rentan dan perlindungan khusus.
“Buku yang diterbitkan Sokola, dan juga acara ini harapannya bisa menambah referensi bagi teman-teman di komunitas untuk mengembangkan prorgramnya,” ujar Ika. (vra)
• BREAKING NEWS : Kebakaran Rumah di Pusponjolo Tengah, 2 Penghuni Teriak sambil Menyelamatkan Diri
• Hakim Geram Dengar Saksi Beri Uang ke Heru Subiyantoko : Suatu Saat Anda Duduk Sebagai Terdakwa
• Pelatihan Manajemen Pengelolaan Wisata, Bupati Umi : Pariwisata Sebagai Leading Sector Pembangunan
• Teman Makan Teman, Pria di Kebumen Ini Tega Curi Motor Sahabatnya Sendiri