Ke Natuna, Menhan Prabowo Subianto Tak Kenakan Masker
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Kesehatan Terawan, Rabu (5/2/2020) berkunjung ke Natuna.
TRIBUNJATENG.COM, NATUNA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Kesehatan Terawan, Rabu (5/2/2020) berkunjung ke Natuna.
Keduanya dijadwalkan menuju ke hanggar Lanud Raden Sadjad untuk melihat kondisi WNI yang kini menjalani observasi selama dua pekan.
Pantauan Tribunnews.com Prabowo dan Terawan datang menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara mendarat di Lanud Raden Sadjad, Ranai, Natuna pukul 11.51 WIB.
Turun dari pesawat, keduanya disambut oleh pejabat TNI/Polri dan dinas terkait.
• Seorang Pekerja Rumah Tangga Asal Indonesia Terjangkit Virus Corona di Singapura, Kini Diisolasi
• Demi Kemanusiaan, Seorang WNA Diikutkan Dalam Observasi di Natuna
• Nyaleg Gagal, Pasutri di Sragen Buka Warung Soto, Kini Keuntungan Sebulan hingga Puluhan Juta
• Robert Alberts Bocorkan Dua Nama Pemain Asing Persib Bandung untuk Liga 1 2020, Sedang Negosiasi
Prabowo mengenakan pakaian khasnya safari coklat muda dan kaca mata hitam.
Sementara Terawan menggunakan kemeja putih lengan panjang serta topi hitam bertuliskan Menkes.
Kompak mereka tidak menggunakan masker.
Padahal para pejabat yang menjemput seluruhnya menggunakan masker.
Bahkan awak media yang meliput juga diwajibkan menggunakan masker.
Sebelumnya Juru Bicara Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak membenarkan Prabowo bakal ke Natuna didampingi oleh Menteri Kesehatan Terawan.
"Betul hari ini Pak Menhan akan ke Natuna menengok para WNI di Hanggar Raden Sadjad, Natuna," ucap Dahnil.
Diketahui ratusan WNI telah berhasil dievakuasi dari Wuhan, China lokasi penyebaran virus corona.
Mereka tiba di Indonesia pada Minggu (2/2/2020) di Bandara Hang Nadim Batam lanjut diterbangkan lagi ke Natuna untuk diobservasi selama 14 hari.
Pemerintah menjamin ratusan WNI ini dalam kondisi sehat.
Setiap hari selama proses observasi, mereka diberi makanan bergizi, diwajibkan olahraga dan diperiksa suhu tubuhnya.
Jokowi berterimakasih
Kepada warga Natuna yang daerahnya dijadikan lokasi karantina, Presiden Joko Widodo mengucapkan terima kasih.
Natuna dipilih menjadi lokasi karantina bagi 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, lantaran adanya penyebaran virus corona di sana.
"Saya juga terima kasih ke masyarakat Natuna yang juga sudah memberikan lampu hijau karena ini saudara-saudara kita sendiri," kata Jokowi di sela kunjungan kerjanya di Sukajaya, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2/2020).
Ia mengatakan, awalnya pemerintah memiliki opsi mengarantina 238 WNI itu selain di Natuna.
Jokowi mengungkapkan, Biak di Papua merupakan opsi selain Natuna sebagai lokasi karantina.
Namun, pemerintah memilih Natuna sebagai lokasi karantina karena di sana fasilitasnya lebih lengkap dibandingkan dengan Biak.
Selain Biak, Morotai di Maluku Utara juga menjadi opsi selain Natuna.
"Memang kemarin ada beberapa alternatif.
Ada yang kemarin Morotai misalnya, Biak.
Karena kita memerlukan untuk turun itu memerlukan landasan sehingga (pesawat) kita bisa turun," ujar Jokowi.
"Tidak semua pulau bisa dipakai.
Kita mengukur tingkat kesiapan tim kesehatan yang ada di situ.
Sehingga, keputusan dari tim adalah di Natuna," ucap Kepala Negara.
Rencana pemerintah pusat menjadikan Natuna sebagai lokasi karantina WNI dari Wuhan sebenarnya ditolak oleh warga Natuna.
Penolakan itu dilakukan di depan Markas Koramil Ranai, Kabupaten Natuna, Sabtu (1/2/2020) siang.
Informasi yang berhasil dihimpun Kompas.com, warga Natuna berkumpul sejak pagi sekitar pukul 10.00 WIB untuk menyampaikan aksinya sehingga membuat akses menuju Bandara Lanud Raden Sadjad tertutup.
Bahkan, mereka masih berada di halaman depan Koramil Ranai guna memastikan pemerintah pusat membatalkan rencana dijadikannya Kabupaten Natuna sebagai lokasi karantina.
Wan Sofyan, tokoh masyarakat Ranai yang dihubungi melalui telepon, mengatakan, apa pun alasannya, mereka tetap tidak mau menerima WNI dari Wuhan yang akan dikarantina di Natuna.
"Saya yakin tidak ada daerah yang mau jika daerahnya dijadikan sebagai lokasi karantina warga dari lokasi penyebaran virus mematikan," kata Wan, Sabtu (1/2/2020). (*Tribunnews.com/Kompas)
• Pikat Investor, Bupati Banyumas Siapkan Kawasan Industri Seluas 43 Hektar di Wangon
• King of The King Dony Pedro Ternyata Anggota TNI AD Aktif di Infanteri, Kini Diperiksa di Pomdam
• Soal Wacana Pemulangan Eks ISIS, Anggota DPR: Jangan Sampai Indonesia Dibilang Pelindung Teroris