Bagian Tengah dan Utara Sudah Rampung, Pedagang Pasar Johar Semarang Minta Pindah Bareng-bareng
Pedagang Pasar Johar yang kini menempati tempat relokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) masih menunggu kepastian Pemerintah Kota (Pemkot)
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pedagang Pasar Johar yang kini menempati tempat relokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) masih menunggu kepastian Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terkait pemindahan pedagang ke pasar yang baru.
Ketua PPJP Rayon Johar, Surahman mengatakan, para pedagang meminta pemindahan ke pasar yang baru dapat dilakukan berbarengan.
Pihaknya pun menunggu kesiapan Pemkot memindahkan mereka.
• Heboh Telur Asin Diduga Palsu di Banyumas, Pedagang: Rasanya Getir dan Berwarna Hitam Kecoklatan
• Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Sumardi Meninggal Saat Dengarkan Khotbah Sholat Jumat
• Ayahnya Tinggalkan Keluarga Demi Jennifer Dunn, Ini Doa Shafa Harris Untuk Faisal Harris
• Tragedi Tewasnya Sopir Grab Kudus, Sempat Berpapasan dengan Istri di Malam Terakhir
"Tergantung dari Pemkot, kapan siap memindahkan.
Mau 2020 atau 2021, kami siap.
Intinya, kami minta pindah bareng," tutur Surahman, Jumat (7/2/2020).
Dia pun menyadari bahwa kondisi pasar saat ini belum dapat menampung pedagang secara keseluruhan.
Jika dipaksakan pindah saat ini, maka tidak semua pedagang mendapatkan lapak.
Dia khawatir hal itu akan menimbulkan kecemburuan antar pedagang yang menyebabkan permasalahan baru.
Dia berharap, pemerintah segera membangun kawasan Johar yang saat ini belum terselesaikan.
"Kami harap proses pembangunan segera rampung sehingga pedagang bisa kembali ke Johar," ucapnya.
Di sisi lain, menurut Surahman, kondisi Pasar Johar relokasi yang berada di kawasan MAJT mulai memprihatinkan.
Sembari menunggu pembangunan kawasan Johar, pedagang meminta Pemkot memperbaiki infrastruktur.
"Kami minta jalan di dalam pasar yang rusak diperbaiki," pintanya.
Sementara, Assisten Ekonomi Kesra Pembangunan, Widoyono mengatakan, Pemkot telah mengumpulkan pedagang untuk menampung aspirasi maupun keluhan mereka.