Obituari
Obituari : Kemenkeu Kehilangan JB Sumarlin, Ini Pesan Terakhirnya
Dengan rasa duka yang mendalam, keluarga besar Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyampaikan bahwa JB Sumarlin telah berpulang
Kemenkeu Kehilangan JB Sumarlin
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, berdukacita atas berpulangnya Prof Dr Johannes Baptista (JB) Sumarlin atau lebih dikenal JB Sumarlin, Menteri Keuangan Indonesia era Presiden Soeharto.
Ia meninggal di RS Carolus, Jakarta dunia pada usia 87 tahun, Kamis (6/2) pukul 14.15 WIB. Pemakaman akan dilangsungkan di San Diego Hill, Karawang, Senin (10/2).
"Dengan rasa duka yang mendalam, keluarga besar Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyampaikan bahwa JB Sumarlin telah berpulang.
JB Sumarlin menutup mata pada usia 87 tahun di RS Carolus, Jakarta Pusat," ujar Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti, melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (6/2).
• Inilah Daftar Harta Kekayaan Jenderal di Kabinet Jokowi, Siapa Paling Kaya?
• Inilah Jenis-jenis Jimat Peserta Tes CPNS hingga Ada Peserta Melahirkan Saat Testing
• Teka-teki Siapa Pria Misterius Bertelanjang Dada Saat PSK Digerebek Andre Rosiade? Andre Ngaku Kenal
• Pengakuan Mantan Kombatan ISIS Ingin Pulang dan Tobat: Aku Pengin Pulang ke Tanah Air dan Tobat
Nufransa menyampaikan, jenazah almarhum akan disemayamkan di rumah duka MRCC Siloam, Semanggi dan menurut rencana, akan dimakamkan di San Diego Hills pada Senin, 10 Februari 2020.
"Kami belajar banyak pada komitmen dan loyalitas beliau kepada Indonesia. Beliau tidak segan-segan terjun langsung membela tanah air sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia," kata Nufransa.
JB Sumarlin adalah begawan ekonomi dan pejuang bangsa yang telah memberi terang pada masa-masa sulit Indonesia, sehingga jasanya akan selalu dikenang, dan baktinya akan menjadi inspirasi seluruh bangsa.
"Sebagai penjaga keuangan negara, kami akan meneruskan fondasi yang telah dibangun beliau bersama para pendahulu, untuk membangun pilar-pilar pelayanan kepada rakyat. Selamat jalan Pak JB Sumarlin, selamat beristirahat dengan tenang di rumah-Nya," kata dia.
Sylvia Efi Widyantari Sumarlin, putri JB Sumarlin, mengatakan ayahnya meninggal setelah terkena serangan stroke.
“Saat itu kami makan siang, tiba-tiba tangan daddy lemas, kami menduga jangan-jangan stroke,” tutur Sylvia ditemui di tempat persemayaman Rumah Duka Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta, Kamis (6/2).
Keluarga kemudian secepatnya membawa JB Sumarlin ke rumah sakit Santo Carolus Salemba. “Rupanya benar, hari Minggu itu stroke yang mengakibatkan organ tubuh satu per satu tidak berfungsi. Dokter sudah upayakan yang terbaik,” kata Sylvia.
Sylvia menjelaskan sebelum stroke, JB Sumarlin sudah mengidap penyakit diabetes yang mengakibatkan sebelah matanya glaukoma. “Daddy hanya bisa lihat pakai sebelah mata, sudah kena 30 tahun. Tetapi masih sangat giat bekerja,” tuturnya.
JB Sumarlin meninggal pada Kamis siang, pukul 14.15 WIB di Rumah Sakit Carolus, Jakarta. Jenazah tengah disemayamkan di rumah duka MRCC Siloam Semanggi lantai 15 pukul 18.00 WIB. Pada Jumat (7/2), jenazah akan dipindahkan ke lantai 36 MRCC Siloam Semanggi. Almarhum kemudian sesuai rencana dimakamkan di pemakaman San Diego Hills, Karawang Jawa Barat Senin 10 Februari 2020.
Karangan bunga ucapan duka cita berdatangan untuk mendiang Menteri Keuangan Kabinet Pembangunan V, Prof Dr Johannes Baptista Sumarlin. Pantauan Tribunnews, dua di antara karangan bunga sudah tiba di tempat persemayan almarhum, datang dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan pengusaha Poppy Susanti Dharsono.
• Kisah Duka Dokter yang Pertama Kali Deteksi Virus Corona Meninggal Dunia, Ini Kronologinya
• Berita Lengkap Hari Ini: Sopir Taksi Online Ditemukan Tewas di Sungai Serang Welahan Jepara
• Kejanggalan di Balik Pengembalian Penyidik KPK ke Polri, Ini Tanggapan Bambang Widjojanto
• Viral Istri Mengantar Suami Menikah Lagi, Dari Siapkan Mas Kawin hingga Bela Suami dari Bully
Prof Dr JB Sumarlin lahir di Desa Ngadirejo, Blitar Jawa Timur pada 7 Desember 1932. Dalam mengenyam pendidikan, Sumarlin bersekolah di SD Negeri 1, Blitar (1944), SMP di Kediri dan Yogyakarta (1947), dan SMA Negeri 1 Yogyakarta dilanjutkan ke SMA 1 Budi Utomo Jakarta pada 1952.
Ia meneruskan studinya di sejumlah universitas bergensi di dalam maupun luar negeri. Sumarlin lulus dengan gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1958). Kemudian, ia melanjutkan gelar MA di University of California, Barkeley, AS (1960).
Selepas itu, JB Sumarlin meneruskan pendidikan meraih gelar doktor dari University of Pittsburg, AS (1968). Dalam memperoleh gelar doktornya, JB Sumarlin menamai disertasinya dengan judul Some Aspects of Stabilization Policies and Their Institutional Problems: The Indonesian Case 1950-1965.
Sukses dengan pendidikannya, JB Sumarlin memulai karier dengan menjadi karyawan NV Sar's Industry Jakarta (1952-1957), Asisten Dosen Fakultas Ekonomi UI (1956-1958), Dosen/Lektor FE UI (1960-1978), hingga menjadi guru tetap FEUI (1979 hingga tutup usia.
Ia dosen luar biasa tidak tetap di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1960-1964, Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia (1960-1964), Seskoad (1960-1964), Lemhannas (1969-1983), Universitas Syahkuala, Aceh (1960-1964), dan Universitas Sriwijaya, Palembang (1960-1964).
Ayah lima anak itu pun pernah menjabat Deputi Ketua Bappenas Bidang Fiskal dan Moneter merangkap Sekretaris Dewan Moneter (1969-1973), anggota MPR RI (1972-sekarang), Wakil Sekjen Korpri (1971-1972), Wakil Ketua Bappenas (1973-1983), Anggota Governing Council, Regional Training and Research Institute, ESCAP, Bangkok (1970-1978).
Tidak hanya itu, ia pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Dunia untuk Indonesia (1988-1993), Gubernur ADB (Bank Pembangunan Asia) untuk Indonesia (1988-1993). Sumarlin juga menjabat Menteri Penertiban Aparatur Negara (Men-PAN) (1973-1983), sekaligus Koordinator Opstib.
Setelah itu, beberapa kali Sumarlin memangku jabatan Menteri ad interim Perdagangan, Perhubungan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam periode 1973-1983. Kemudian, jabatan lain seperti Menteri ad interim P&K (Desember 1974), Menteri PPN/Ketua Bappenas (1983-1988).
Ia juga beberapa kali menjabat Menteri ad interim Keuangan, Pertambangan dan Energi (1983- 1988), Menteri ad interim P & K (Mei-Agustus 1985). Pada 23 Maret 1988, Sumarlin diangkat sebagai Menteri Keuangan Kabinet Pembangunan V. Jabatan itu dipangku hingga 18 Maret 1993.
Sumarlin menjabat Ketua Dewan Moneter RI (1988-1993), dan terakhir Ketua BPK (11 Agustus 1993-9 Desember 1997).
Suami Th Yostiana Soedarmi ini juga menjadi penerima penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana III (1973), Grootkruis de Orde van Leopold II dari Belgia (1975), Euromoney Finance Minister of The Year Award (1989), Asia Money Finance Minister of The Year Award (1990).
Jas Golkar
Sebelum meninggal dunia, JB Sumarlin sempat meminta anaknya untuk menyiapkan seragam baru jas Partai Golkar. “Jangan lupa siapkan baju, maksudnya jas. Aku nggak punya baju Golkar,” ucap Sylvia meniru pesan terakhir ayahnya. JB Sumarlin memang salah satu politisi gaek Parta Golkar para era Orde Baru.
Sylvia mengusulkan almarhum JB Sumarlin mengenakan batik, tetapi usul tersebut ditolak. “Daddy tetap bersikukuh untuk disiapkan jas, karena bilang akan segera kembali pulang. Daddy sudah punya firasat,” katanya.
Sementara Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin yang datang melayat menyampaikan almarhum JB Sumarlin adalah tokoh senior Golkar yang sangat loyal. Nurul bercerita pertemuannya terakhir dengan almarhum dalam Munas Golkar nampak wajah ceria dan sangat excited.
“Apalagi terakhir itu, Pak JB Sumarlin juga sudah masuk susunan dewan pembina di era kepengurusan Pak Airlangga,” kata Nurul yang juga Anggota Komisi I DPR RI.
Nurul melayat jenazah tokoh Partai Golongan Karya, JB Sumarlin di rumah duka Siloam Semanggi, Jakarta. JB Sumarlin adalah sosok senior di Golkar dan telah mengabdi untuk negara di Kabinet Pemerintahan Soeharto.
“Kalau buat saya Pak JB Sumarlin sudah seperti ayah sendiri. Beliau panutan di Golkar dan sampai terakhir masih aktif datang ke munas,” ujar Nurul.
Nurul bercerita pertemuannya terakhir dengan almarhum tampak wajah kecerian dalam momen penting Partai Golkar. Menurut Nurul, JB Sumarlin sudah meninggalkan jejak politik yang sangat berharga, terlebih di zamannya untuk bisa menjadi menteri diperlukan kemampuan khusus. JB Sumarlin meninggal Kamis (6/2) pukul 14.15 WIB di Rumah Sakit Carolus, Jakarta, jenazah disemayamkan di rumah duka MRCC Siloam Semanggi. (Tribun Network/rey/yan)