Polemik Penghinaan Kodok, Mantan Jubir Gus Dur Mengaku Kesal dengan Risma: Saya Muak
Polemik cuitan Zikria Dzatil yang mneghina Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ditanggapi oleh Mantan Jubir Gus Dur, Adhie M Massardi.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Polemik cuitan Zikria Dzatil yang mneghina Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ditanggapi oleh Mantan Jubir Gus Dur, Adhie M Massardi.
Hal tersebut Adhie M Massardi ungkapkan di akun Twitternya pada Rabu (5/2/20).
Adhie M Massardi mengatakan melaporkan Tri Rismaharini kepada Ombudsman RI.
Ia mengaku melaporkan tiga pejabat publik di Ombudsman RI.
"Kemarin, 4 Februari, kami (civil society) laporkan tiga pejabat publik. Pertama Menkeu Sri Mulyani, kedua Menaker Ida Fauziyah, dan ketiga Walkot Surabaya Tri Rismaharini," tulisnya.
• Mantan Pilot Drone Ini Ungkap Kekejaman Program Militer AS, Anggap Anak Afghanistan Bagai Anjing
• Afifah Ifahnda Pemeran Zahra di Tukang Ojek Pengkolan Hilang Peran, Ini Aktivitasnya Kini
• Kisah Nurul Sopir Angkot Bawa Bayi Saat Bekerja, Ingin Sang Anak Hafidzah Al Quran
• Risma Cabut Laporan soal Hinaan Kodok setelah Dapat Surat Curhat dari Suami Zikria Dzatil
Aktivis Gerakan Indonesia Bersih ini mengaku muak melihat arogansi pejabat.
"Ini alasan yg 100% arogan dan ke-kanak2-an khas pembesar zaman now.
Sy pernah bersama Presiden RI (tak perlu disebut namanya) yg tiap hari dibully, dihina, difitnah, lalu disingkirkan dan digantikan oleh bosnya Bu ini.
Tapi derajat kemuliannya tidak turun barang satu inci pun," tulisnya.
Adhie M Massardi lalu mengatakan ingin mengakhiri tingkah pejabat yang kerap melaporkan rakyatnya sendiri.
Adhie M Massardi mengaku sudah muak melihat pejabat yang suka marah dan memenjarakan rakyatnya sendiri.
"SUARA RAKYAT kami serius ingin akhiri hobi pejabat publik menjarakan rakyat hanya demi ningkatkan wibawa karena syahwat arogansi kekuasaan di hatinya.
Akan audiensi dng Polri.
Jelaskan sekarang masyarakat sdh neg lihat kelakuan penguasa yg doyan marah, nyumpah lalu njarah," tulisnya.
Adhie M Massardi berharap para pejabat publik bijak gunakan amanah.
"BEGINI.
1. Kalau kalian minta rakyat bijak gunakan gadget (medsos), boleh dong rakyat juga minta kalian bijak gunakan (amanah) kekuasaan.
2. Jika fungsi kontrol DPR jalan, aparat hukum tegakkan keadilan, rakyat akan gunakan gadget utk nonton sinetron Korea, K-Pop & cari kuliner," tulisnya.
Diketahui, Zikria Dzatil harus mendekam di penjara lantaran menghina Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Kasus penghinaan yang dilakukan akun Zikria Dzatil kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sempat menimbulkan banyak aksi dari warga Surabaya.
Risma menegaskan, dirinya tak pernah menyuruh siapapun untuk membela dirinya.
"Saya berani disumpah dengan cara apapun, saya tidak pernah menyuruh siapapun untuk membela saya," kata Risma, Rabu (5/2/2020).
Tercatat, beberapa aksi yang mengatasnamakan warga Surabaya bermunculan beberapa waktu lalu, untuk mendorong agar kasus penghinaan kepada Risma diberikan sikap tegas.
Selain itu, Risma menegaskan dirinya juga tidak memiliki media sosial.
Kata Risma, dirinya tidak memiliki waktu untuk memikirkan itu semua.
Sebab, menurutnya kesibukan Risma banyak diisi dengan memikirkan dan melakukan berbagai hal untuk Kota Surabaya yang telah dipimpinnya selama hampir sepuluh tahun.
"Saya tidak pernah main medsos, karena waktu saya habis untuk pikirkan Surabaya," ungkap Risma.
Saat ini, Risma telah memaafkan Zikria Dzatil pemilik akun facebook yang mengunggah fotonya dengan keterangan bernada hinaan kepada Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu.
Tanggapan Risma
Kasus penghinaan yang ditujukan pada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini telah membuat warga Surabaya geram.
"Saya dibilang kodok. Coba berpikir jika anak kita, keluarga kita disebut kodok bagaimana? Tapi karena dia minta maaf, saya harus memaafkan," ujar Risma saat menanggapi penangkapan tersangka ujaran kebencian dan penghinaan di Facebook yang diarahkan padanya.
Ia mengatakan, tak pernah meminta warga Surabaya untuk melakukan aksi demo agar sang penghina ditangkap polisi.
Risma pun berani disumpah jika dirinya tidak pernah meminta pembelaan dari siapapun.
"Saya berani disumpah dengan cara apapun, saya tidak pernah menyuruh siapapun untuk membela saya," kata Risma, dikutip dari Surya.co.id, Rabu (5/2/2020).
Diketahui, sejumlah orang yang mengatasnamakan warga Surabaya menggelar aksi, agar polisi menindak tegas pelaku penghina Wali Kota Surabaya.
Selain itu, Risma juga mengaku tak mempunyai media sosial.
Ia tidak ingin menghabiskan waktu karena sibuk menggunakan media sosialnya.
Risma mengatakan, dirinya lebih memilih untuk memikirkan pekerjaannya sebagai Wali Kota Surabaya.
"Saya tidak pernah main medsos, karena waktu saya habis untuk pikirkan Surabaya," ungkap Risma.
Ia mengungkapkan, dirinya sering mendapat hinaan dari netizen atau warganet.
Risma mendapat ejekan yang menyebut wajahnya jelek, dan tak pantas untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Saya diomong, muka saya jelek tidak layak di Jakarta," kata Risma, dikutip dari Surya.co.id, Rabu (5/2/2020).
Sehingga ia menegaskan, dirinya bukan lah orang yang meminta jabatan.
"Bagi saya pantang jabatan untuk diminta," tegas Risma.
Risma Maafkan Pelaku
Sebelumnya, Risma mengatakan, dirinya akan memberikan maaf kepada tersangka yang menghina dirinya yakni Zikria Dzatil.
Dirinya akan menerima maaf dari tersangka, karena menurutnya sebagai manusia harus saling memaafkan.
"Saya maafkan yang bersangkutan. Sebab sesama manusia harus saling memaafkan," ujar Risma, dikutip dari Surya.co.id, Rabu (4/2/2020).
"Dia sudah minta maaf dan saya wajib memberi maaf. Allah saja memaafkan manusia yang berbuat salah," ungkap Risma.
Mengenai Zikria Dzatil yang menyebutnya kodok saat banjir di Surabaya Januari lalu, Risma juga akan memaafkannya.
"Saya dibilang kodok. Coba berpikir jika anak kita, keluarga kita disebut kodok bagaimana? Tapi karena dia minta maaf, saya harus memaafkan," imbuhnya.
Penghinaan kodok tersebut, juga yang menjadi alasan dirinya melaporkan Zikria Dzatil.
Ia tidak terima jika orangtuanya direndahkan, karena dirinya disebut sebagai kodok.
"Pertama yaitu pribadi saya karena kalau saya kodok, berarti orang tua saya kodok, saya enggak kepengen orang tua saya direndahkan," kata Risma, dikutip dari Surya.co.id, Rabu (5/2/2020).
"Saya kaget, salah apa saya disebut kodok," jelasnya.
Sehingga, dengan tegas disampaikan bahwa laporan tersebut atas nama dirinya.
Risma juga mengaku mendapat dorongan dari warga Surabaya untuk melaporkan pemilik akun Facebook yang melakukan penghinaan tersebut.
Sebab, warga Surabaya merasa tidak terima jika pemimpinnya dihina.
"Saya laporkan pribadi bukan atas nama siapa pun," tegasnya.
Awalnya, Risma tidak ingin membuka kasus penghinaan ini kepada publik.
Namun, dengan adanya aksi warga Surabaya sebelumnya, polisi akhirnya membuka kasus penghinaan Risma ini. (*)
• Cerita Mistis di Balik Penemuan Mayat Siswa SD di Banjarnegara, Suara Anak Kecil & Bau Jadi Petunjuk
• Sedih Lihat Monas Sekarang, Bang Yos Kenang Pindahkan Pohon di Semanggi
• Jika Penangguhan Penahanan Dikabulkan, Zikria Ingin Bertemu Risma
• Soal WNI Eks ISIS, Tagar Ganjar Trending Twitter Hari Ini, Ada Apa?