Soal WNI Eks ISIS, Tagar Ganjar Trending Twitter Hari Ini, Ada Apa?
Tagar Ganjar trending Twiter harini ini, Sabtu (8/2/20). Ganjar menanggapi WNI eks ISIS yang ingin pulang ke Indonesia.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Tagar Ganjar trending Twiter harini ini, Sabtu (8/2/20).
Sebanyak 6 ribu cuitan menggunakan tagar tersebut.
Berikut cuitan netizen:
• Afifah Ifahnda Pemeran Zahra di Tukang Ojek Pengkolan Hilang Peran, Ini Aktivitasnya Kini
• Sedih Lihat Monas Sekarang, Bang Yos Kenang Pindahkan Pohon di Semanggi
• Dampak Wabah Virus Corona, Restoran China Tutup dan Warga China di Italia Diusir Penduduk Lokal
• Jika Penangguhan Penahanan Dikabulkan, Zikria Ingin Bertemu Risma
@RikaSudjiman: Hhhhmmmm.....menurutmu gmn nih kalau begini?
Kalau aku juga tegas, menolak eks ISIS. Kamu saja yang sudah menyakitiku mentah-mentah kutolak, apalagi yang menyakiti ibu pertiwi.
Pak Ganjar bikin tambah lop u pull pak
@Gus_Raharjo: Pak Ganjar Gubernur Konsisten ....!!!!!!
Dia Komunis Minggat. Dia Khilafah Minggat.
@WahabisLokal: Yg paling saya suka dari Pak @ganjarpranowo
Gubernur tidak banyak tingkah.
Tidak banyak model.
Mak Jleb
Ganjar Tolak Pemulangan Ex WNI yg gabung ISIS.Mantaaab
@AntonStefanus: Gaskeun lah Pak
@ganjarpranowo
saya sefaham dengan Bapak
Jaga kesehatan Pak, Siapkan Stamina
biar Gusti Allah selalu melindungi Bapak dan keluarga
@RioLTobing1: Ganjar pastinya...Pak Ganjar satu pemikiran sama pak Jokowi untuk masalah Teroris tidak ada tawar menawar..Semua disikat habis...Lebih baik pencabutan status WNI terindikasi ISIS daripada Indonesia kedepannya darurat teroris.SalamPakGanjar.
Diketahui,Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dengan tegas menolak rencana pemulangan WNI eks ISIS, terutama yang berasal dari Jawa Tengah.
Dikutip dari Kompas.com, ia mengatakan bahwa yang ia nantikan adalah kedatangan WNI asal Jateng yang sukses di luar negeri, bukan mereka anggota ISIS.
"Yang saya tunggu kembali ke tanah air itu WNI asal Jateng yang sukses di luar negeri. Bukan mereka (anggota ISIS)," kata Ganjar di Semarang, Jumat (07/02/2020).
Menurutnya, WNI anggota isis tersebut bukan lagi tanggung jawab pemerintah.
Apalagi yang sampai membakar paspor WNI.
"Saya kira kok perlu dipertimbangkan matang-matang untuk pengembalian mereka ke Indonesia," jelas Ganjar.
Ia pun kembali menegaskan bahwa Jawa Tengah sedang berupaya melakukan deredikalisasi kepada mereka yang terpapar paham radikalisme, khususnya mantan narapidana kasus terorisme.
Selama ini, Ganjar intens berkomunikasi dengan para eks narapidana terorisme di Jawa Tengah yang jumlahnya puluhan.
Dari perbincangannya itu, Ganjar menilai mereka bisa berbahaya jika tidak dibina dengan baik.
"Makanya kami ngurusi yang sudah ada saja, kami bina mereka. Itu saja sekarang butuh energi banyak, apalagi kalau ketambahan mereka," tandasnya.
600 WNI eks ISIS
Diketahui, presiden Joko Widodo ( Jokowi) tidak ingin 600 warga negara Indonesia (WNI) mantan anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dipulangkan ke Indonesia.
Meski rencana dari pemerintah tersebut belum diputuskan, Jokowi menegaskan akan bilang tidak untuk upaya pemulangan itu.
Pembahasan lebih lanjut soal rencana tersebut akan dibahas dalam rapat terbatas (Ratas) dengan kementerian terkait.
"Ya kalau bertanya kepada saya, ini belum Ratas ya.
Kalau bertanya kepada saya, saya akan bilang tidak," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020), diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.
Dalam rapat tersebut, Jokowi akan membahas rencana kepulangan WNI eks ISIS secara detail.
Presiden akan meminta kementerian terkait untuk mengkalkulasi dan menghitung plus-minus jika 600 WNI tersebut pulang ke Indonesia.
Jokowi menyampaikan, sampai saat ini semuanya masih dalam proses pembahasan.
"Sampai saat ini masih dalam proses pembahasan, dan nanti sebentar lagi kita akan putuskan kalau sudah dirataskan. Semuanya masih dalam proses," imbuh Jokowi.
Tanggapan Mahfud MD
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pemerintah belum memutuskan apakah akan memulangkan 600 lebih WNI yang bergabung dengan ISIS atau Foreign Teroris Fighter (FTF) ke Indonesia.
Menurutnya, pemulangan WNI eks ISIS tersebut harus melihat manfaat serta mudaratnya.
Mudaratnya, kata Mahfud, para WNI tersebut bisa menjadi virus yang menyebarkan paham radikalnya di Indonesia.
"Mulai dari mudaratnya kalau dipulangkan itu nanti bisa menjadi masalah di sini, bisa menjadi virus baru di sini. Karena jelas jelas dia pergi ke sana untuk menjadi teroris," kata Mahfud di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (5/2/2020).
Jika dipulangkan ke Indonesia, mereka harus mengikuti deradikalisasi terlebih dahulu. Sementara proses radikalisasi membutuhkan waktu.
"Kalau nanti habis deradikalisasi diterjungkan ke masyarakat nanti bisa kambuh lagi, kenapa? karena di tengah masyarakat nanti dia diisolasi, dijauhi. Kalau dijauhi nanti dia jadi teroris lagi kan," katanya.
Namun pada satu sisi, para WNI tersebut memiliki hak untuk tidak kehilangan status kewarganegaraan.
Kata Mahfud, pemerintah sedang mencari formula yang pas mulai dari aspek hukum dan konstitusi menyikapi para WNI Eks ISIS tersebut.
"Kita sedang mencari formula, bagaimana aspek hukum serta aspek konstitusi dari masalah teroris pelintas batas ini terpenuhi semuanya. Kalau ditanya ke Menkoplhukam itu jawabannya," katanya.
Mahfud lebih setuju jika para mantan anggota ISIS tersebut tidak dipulangkan karena akan membahayakan negara.
Secara hukum, paspor para WNI tersebut bisa dicabut karena pergi secara ilegal ke luar negeri untuk bergabung dengan ISIS.
"Secara hukum paspornya bisa saja dicabut, ketika dia pergi secara ilegal ke sana, itu kan bisa saja. Kita juga tidak tahu kan mereka punya paspor asli atau tidak.
Kalau asli pun kalau pergi dengan cara seperti itu, tanpa izin yang jelas dari negara, mungkin paspor nya bisa dicabut," katanya.
Lagi pula menurut Mahfud belum ada negara manapun yang memiliki masalah yang sama dengan Indonesia berniat memulangkan warganya.
"Dari banyak negara yang punya FTF itu belum ada satupun yang menyatakan akan dipulangkan. Ada yang selektif, kalau ada anak anak yatim akan dipulangkan, tapi pada umumnya tidak ada yang mau memulangkan terorisnya," ujarnya.(*)
• Jalan Sriwijaya Semarang Segera Dibangun, Ada 2 Jalur Lebar Total 16 Meter hingga Taman Singosari
• Ditonton Jutaan Kali di Youtube, Ini Alasan Vincent Rompies Akhirnya Mau Diwawancara Soleh Solihun
• Ini Harga Caracal Cat Baim Wong, Kucing Afrika Sebesar Anak Singa Hadiah Kelahiran Tiger Wong
• Bea Cukai Hentikan Sebuah Truk dari Jepara di Tol Batang, Bawa Ratusan Ribu Rokok Ilegal