Desain Bandara Jenderal Besar Soedirman Terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu
Desan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, mengadopsi Gunung Slamet
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, dilaporkan berjalan lancar dan melampaui target.
Progres terbaru, konsep desain terminal penumpang pesawat telah disetujui majelis rapat yang digelar di Semarang, Kamis (6/2/2020).
Rapat tersebut dihadiri Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, dan Komandan Lanud Jenderal Besar Soedirman Letkol Penerbang Ari Sulanjana.
• Bukan Hal Sulit Bagi Valentino Rossi Tinggalkan Yamaha, yang Penting 2020 Harus Balapan
• Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Italia: Juventus Gagal Tambah Jarak dengan Inter Milan
• Hasil Lengkap dan Klasemen Bundesliga: Kekalahan Perdana Borussia Dortmund Tahun Ini
• Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Italia: Atletico Madrid Akhirnya Akhiri Krisis Kemenangan
Presiden DIrektur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, secara umum desain yang diusulkan PT Angkasa Pura II telah disetujui karena mengadopsi budaya Purbalingga dan Jawa Tengah.
Konsep desain terminal Bandara Jenderal Besar Soedirman yang diajukan terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu.

“Gunung Slamet adalah gunung yang mempersatukan Kabupaten Purbalingga dengan kabupaten di sekitarnya. Sementara itu, Sungai Serayu bagi masyarakat Banyumas memiliki makna sangat penting yang terkait dengan alam semesta," tutur Awaluddin.
Awaluddin menjelaskan, Gunung Slamet ditransformasikan menjadi bentuk atap Joglo di tengah gedung terminal penumpang.
"Kami menyebut keseluruhan konsep desain ini sebagai Dynamic meets Geometric,” cetus Awaluddin.
Desain terminal penumpang juga mengadopsi warrna tembaga pada pagar pendopo khas Purbalingga, serta warna natural dari kondisi alam Purbalingga.
Selain itu, interior terminal diperkaya dengan ornamen ukiran khas Purbalingga, motif Batik Gowa Lawa, serta kerajinan Wayang Suket.
“Tidak lupa, konsep interior mengusung bentuk tandu yang diadaptasi menjadi geometris. Kita tahu, bahwa tandu adalah simbol daya juang Jenderal Besar Soedirman yang pantang menyerah saat bergerilya,” ungkap Awaluddin.

Sementara Sungai Serayu ditransformasikan menjadi bentuk lengkung sebagai atap di sisi kiri dan kanan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menambahkan, desain terminal sudah mengedepankan kearifan dan budaya lokal.
"Kami harapkan Bandara Jenderal Besar Soedirman akan menjadi kebanggaan baru dan mendukung pereknomian di Jawa Tengah," kata Ganjar.