Berita Semarang

Kisah Sumiyati Warga Semarang Berkali-Kali Ucap Syukur Mendapat Santunan Kematian Sebesar Rp 42 Juta

Duka mendalam yang dirasakan seorang warga Kebonharjo, RT 2 RW 3, Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara, Sumiyati

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
warga Kebonharjo, RT 2 RW 3, Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara, Sumiyati mendapatkan santunan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan yang diberikan secara simbolis oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Pribadi, Senin (10/2/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Duka mendalam yang dirasakan seorang warga Kebonharjo, RT 2 RW 3, Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara, Sumiyati masih belum hilang lantaran sang suami, Panut, meninggal pada 30 Desember 2019 lalu.

Panut adalah penjual klitikan yang turut bantu-bantu di bagian sosial PKK RT 2 RW 3 Tanjungmas.

Dia terdaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sejak November 2019 lalu.

BREAKING NEWS: Kecelakaan Beruntun Motor Mahasiswi VS Truk di Nogosari Boyolali, Ini Kronologinya

Mas Dani Kamu Jahat! Teriak Ayu dalam Konser Didi Kempot di Semarang

Kabar Baru Virus Corona: Sebanyak 78 WNI Diisolasi di Jepang dan Sudah 811 Korban Meninggal Dunia

Ini Fakta Apartemen Milik Marshanda, Tempat Anak Karen Idol Terjatuh

Kronologi Kisah Nurul Sopir Angkot Semarang Viral hingga Curi Perhatian Baim Wong

Namun, Desember 2019, dia dipanggil sang khalik.

Ahli waris yang merupakan istrinya, Sumiyati mendapatkan santunan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 42 juta.

Uang santunan secara simbolis diberikan oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi kepada Sumiyati, di Balai Kota Semarang, Senin (10/2/2020).

Air mata Sumiyati pun tak terbendung. Berkali-kali, dia mengucap syukur atas apa yang didapatkan.

"Alhamdulillah matur sembah nuwun kepada Allah. Terima kasih kepada Pak Wali, Pak Camat, Pak Lurah, BPJS Ketenagakerjaan," ungkapnya sembari meneteskan air mata.

Santunan sebesar Rp 42 juta itu tentu sangat berarti dan berguna baginya.

Dia mengatakan akan menggunakan uang tersebut sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selama ini, hidupnya sangat menggantungkan orang lain.

Pasalnya, dia hidup seorang diri.

Selama tiga tahun ini dia sudah tidak bekerja.

Setiap hari, dia hanya bisa duduk di rumah lantaran mengidap penyakit komplikasi sehingga fisiknya sudah tak mampu untuk berjalan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved