Guru Bejat Cabuli Siswa SMP di Banjarnegara, Pelaku Lampiaskan Nafsu Tiap Dua Minggu

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Aksi bejat dilakukan seorang guru pada sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Banjarnegara.

Oknum guru tersebut terbukti telah merudapaksa (memerkosa) siswinya.

Bukannya mendidik para peserta didiknya, RH (33), warga Kecamatan Wanayasa Banjarnegara ini justru tega merampas kehormatan siswinya yang masih duduk di bangku kelas 9.

Parahnya, aksi bejat itu dilakukan tersangka terhadap korban di kamar mandi sekolah pada suatu malam, 2018.

• Kontrak Wojciech Szczesny Diperpanjang Juventus Hingga 2024

• Sepasang Tamu Hotel Ditemukan Meninggal di Baturraden, Petugas Masuk Kamar Gunakan Kunci Cadangan

• Dua Nama Masuk Daftar Belanja Tottenham Hotspur Musim Depan

Tidak berhenti di situ, aksi itu dilakukan secara berulang kemudian.

Setiap dua minggu sekali di pinggir jalan wilayah Kecamatan Wanayasa.

Aksi yang terakhir pada Mei 2019 lalu itu dilakukan di dalam mobil yang diparkir di pinggir jalan di wilayah Kecamatan Wanayasa.

"Guru yang harusnya beri contoh baik, justru memaksa muridnya sendiri," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP IGA Perbawa Nugraha dalam jumpa pers di Mapolres Banjarnegara, Selasa (11/2/2020).

Atas perbuatan bejatnya, sang guru cabul terancam hukuman penjara paling lama 15 tahun atau denda paling banyak Rp 5 miliar.

"Karena tergoda," jawab RH, saat ditanya perihal alasannya menyetubuhi korban.

Bawa lari

Sedikit berbeda cerita namun dalam kasus serupa terjadi pula di Banjarnegara belum lama ini.

MMH (17), warga Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, ditangkap polisi atas tuduhan membawa lari gadis di bawah umur, Mawar (samaran), tanpa seizin orangtuanya.

• Remaja Singapura Ditahan, Terbukti Kembali Sebarkan Dukungan Terhadap Kelompok ISIS

• Hari Ini Utusan Khusus AS Temui Presiden Turki, Pasca Erdogan Marah, Pasukannya Diserang Suriah

• Istri Baim Wong Tanyakan Kabar Bilqis, Begini Reaksi Nurul Saat Video Call Bersama Paula

Dia dua kali menyetubuhi Mawar di kios tempatnya bekerja di Pasar Induk Banjarnegara.

Peristiwa itu terjadi pada 23 dan 25 Januari 2020 lalu.