Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Tanggul Sungai Bodri Kendal Terancam Jebol, 50 Meter Ambles Cuma Sisakan Gronjong

Tanggul Sungai Bodri, Desa Lanji, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal kembali ambles.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Kepala DPUPR Kabupaten Kendal, Sugiono meninjau lokasi tanggul Sungai Bodri yang ambles, Senin (24/2/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Tanggul Sungai Bodri, Desa Lanji, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal kembali ambles.

Kali ini, 50 meter dari panjang tanggul 220 meter menyisakan gronjong akhir.

Tanah tanggul yang dibuat setinggi 3-4 meter pada tahun lalu hanyut dibawa arus air sungai dalam 3 hari terakhir.

Meski bangunan gronjong masih berdiri kokoh, banjir yang bisa datang kapanpun dapat mengancam puluhan ribu masyarakat Kendal, baik di Kecamatan Patebon maupun Kendal Kota.

Mas Bas Enggan Disebut Kolektor, Pernah Tolak Kaset Pita Komplet Bergenre Rock Ditukar Honda Vario

Penertiban Aset KAI di Ambarawa, Krisbiyantoro Sebut Sugiarta Sering Hambat Penertiban

RSUD Kraton Dikepung Banjir, Bupati Pekalongan Jamin Layanan Kesehatan Warga Tetap Normal

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Kendal, Sugiono mengatakan, setalah dilakukan pemantauan menyeluruh panjang tanggul.

Tanah tanggul yang mengalami longsor sepanjang 150 meter.

50 meter di antaranya tepat di tengah jalan, menjadi yang terparah karena menyisakan gronjong akhir.

Hal itu kata Sugiono, sudah mulai terjadi dalam 3 hari terakhir.

Terlebih saat tinggi air di Bendung Juwero Kendal mencapai 2,5 meter.

"Kalau nanti ada banjir lagi terutama air naik di Bendung Juwero setinggi 2,5 meter lagi, kami sudah kalangkabut."

"Biasanya tiap tahun terjadi, pernah 3 meter lebih, siaga," terang Sugiono saat meninjau lokasi tanggul, Senin (24/2/2020) siang.

Katanya, Sungai Bodri mempunyai 2 titik tanggul rawan yang bisa mengancam warga, Lanji dan Korowelang.

Hal yang paling diwaspadai saat banjir datang hingga surutnya air.

Gantikan Bruno Silva dan Wallace Costa, Laga Perdana PSIS Semarang, Dragan Tunjuk Pemain Ini

Persijap Jepara Belum Puas, Rencanakan Dua Kali Lagi Uji Coba, Pekan Depan Lawan Martapura FC

Homebase PSIS Semarang, Hari Nur Yuliyanto Pilih Stadion Kebondalem Kendal, Ini Alasannya

Saat itu, tanah maupun pondasi tanggul bisa saja tertarik arus sungai hingga roboh.

Untuk menyikapi hal tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah.

Itu untuk pengkajian dan pencegahan secara lebih cepat.

Katanya, dalam pekan ini diharapkan pekerjaan sebagai antisipasi jebolnya tanggul di Desa Lanji itu sudah dimulai.

"Saat ini siaga satu, minggu ini segera ditangani. Perlu pengkajian dan kontruksi gambar lebih lanjut, baru pekerjaan dimulai," terangnya.

Ade Darmawan, perwakilan Balai PSDA Bodri Kuto Pusdataru Jateng, menyampaian setelah melakukan pengecekan tanah melalui proses sondir.

Ditemukan tanah keras di kedalaman 30-36 meter.

Padahal, pancang yang bisa diterapkan nantinya maksimal sedalam 15 meter.

Oleh karena itu, pihaknya membuat konsep pengalihan tanggul sebagai upaya untuk membuat tanggul yang lebih kuat.

Rekor Terbaru Cristiano Ronaldo, Kini Sudah Sejajar Gabriel Batistuta, Seusai Laga Juventus Vs SPAL

Stadion Klabat Manado Tak Lolos Verifikasi, Laga Perdana Persipura Vs PSIS Semarang Bakal Bergeser

Gerombolan Pemuda Pencuri Helm Ditangkap, Sebelum Pesta Miras, Sempat Pamer Foto Pegang Celurit

Jateng Perkuat Branding Wisata Halal, Termasuk Bangun MAJT Kedua di Magelang

Kata Ade, dari tanggul yang sudah ada bakal ditarik minimal 10 meter untuk dibangun tanggul kedua.

Dengan dibuatnya tanggul pendamping diharapkan dapat memperkuat tanggul dari terjangan arus sungai.

"Mumpung upaya gronjong masih stabil, kita tumpukan kontruksi berada di atas tanah keras."

"Lebar tanggul standar 7-10 meter. Pergeseran tanggul sepanjang 250 meter."

"Gambar kasar sudah ada tinggal nunggu gambar detail."

"Saat ini sedang diupayakan koordinasi dengan kelurahan," jelasnya.

Haryanto pemilik rumah di balik tanggul mengatakan, amblesnya tanggul hingga ke titik terparah setidaknya sudah terjadi dalam 3 hari terakhir.

Katanya, setiap hujan turun maupun banjir datang, ia bersama warga lain selalu mengecek kondisi air sungai.

Hal itu dikarenakan kondisi tanggul yang sudah memprihatinkan.

Warga pun was-was terutama saat hujan turun saat malam hari.

"Kami cek terus bareng warga lain takut kalau-kalau banjir datang, tidur gak tenang," jelasnya.

Haryanto berharap, kekhawatiran warga menfapat perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Kendal.

Minimal memperbaiki tanggul agar warga bisa terhindar dari banjir yang bisa datang kapan saja.

"Kami harap segera ditangani biar keseharian kita di balik tanggul bisa tenang."

"Untuk saat ini warga jaga dan mantau air sungai dan segera mengabarkan saat terjadi peningkatan debit air," jelasnya. (Saiful Mas'um)

Besok masuk Bulan Rajab, Ini Niat Puasa Rajab, Berapa Hari Dilaksanakan, dan Keutamaannya

Playboy Cap Facebook, Remaja Yogya Setubuhi 6 Cewek Kenalan di FB, 1 Korban Sampai Hamil

Setelah Ditunggu Alasan Kenapa Musim Hujan Kok Susur Sungai, Ini Jawaban Pembina Pramuka dan Kepsek

Saya Jengkel Disoroti Lampu Saat Tidur! Ucap Pembunuh Pria Penjaga Proyek Gilingan Batu di Kendal

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved