Berita Semarang
Ini Kendala Krusial Pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak
Fakultas Teknik Unissula Semarang menggelar acara diskusi tata ruang bertajuk prospektif pembangunan tol tanggul laut Semarang-Demak terhadap pembangu
Penulis: Adelia Prihastuti | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fakultas Teknik Unissula Semarang menggelar acara diskusi tata ruang bertajuk prospektif pembangunan tol tanggul laut Semarang-Demak terhadap pembangunan wilayah, Selasa (25/2/2020).
Narasumber dalam diskusi ini adalah Ir. Moh Faiqun Niam dosen teknik sipil Unissula, Dr Djaka Marwasta dosen Fakultas Geografi Unissula, Dr Nila Karmilah dosen perencanaan wilayah dan kota Unissula dan Kamlah dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Kalmah, Pejabat Pembuat Komitmen Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) menjelaskan latar belakang pembangunan tol tanggul laut adalah banjir dan rob yang semakin tinggi dan luas sehingga menyebabkan penurunan tanah di wilayah pesisir Semarang.
• Naksir Wanita Ternyata Istri Orang, Remaja di Semarang Ini Gantung Diri di Ruang Tamu Rumahnya
• Fenomena Banyak Pelajar Pati dan Jepara Meninggalkan Rumah Demi Menjadi Anak Punk Jalanan Pantura
• Ular Piton di Bawah Jembatan Tegalsari Semarang Resahkan Warga, Bersarang Dekat Stok Wirok
• Nagita Slavina Peluk Suami Sambil Bawa Testpack, Begini Reaksi Raffi Ahmad
“BBWS melakukan basic desain tol tanggul laut yang merupakan paket pekerjaan kami di tahun 2017,” ungkap Kalmah.
Tanggul yang akan dibangun di laut sebetulnya rawan pula terjadi penurunan.
Oleh karena itu Kalmah mengutarakan akan memadukannya dengan sistem polder.
Sistem polder adalah sistem proteksi banjir dengan model tertutup ini bertujuan untuk menjaga penurunan tanah tidak terjadi signifikan.
Rencananya tanggul tol laut akan dibangun setinggi 6.66 meter.
Selain tanggul juga dibangun kolam retensi Terboyo dengan volume 11.1 juta meter kubik dan kedalaman 5 meter serta kolam retensi Sriwulan dengan volume galian 1.32 juta meter kubik dan kedalaman 3.3 meter.
“Dana Rp 13-17 Triliun itu hanya untuk tanggul, belum untuk polder.
Kendala yang krusial adalah permasalahan lahan,” imbuhnya.
Mengenai gejolak yang ada di masyarakat, dirinya menegaskan tujuan dibangunnya tol tanggul laut tidak untuk menenggelamkan.
“Oleh sebab itu dipakai basic desain dan detail desain.
Dan juga menggunakan model test untuk melihat ada tidak dampak yang merugikan masyarakat,” ujar Kalmah.
Ia menampik pernyataan pembangunan tol tanggul laut mengesampingkan kepentingan masyarakat.
Menurutnya, untuk melakukan perubahan tentu ada resisten di masyarakat.
Dirinya menggarisbawahi dalam melakukan pembangunan melibatkan para ahli dan tentu mempertimbangkan dampak masyarakat.
Sedangkan Ir Moh Faiqun Niam yang merupakan bagian dari tim perencanaan tol tanggul laut mengatakan dua muara sungai akan ditutup untuk pembangunan tanggul.
“Dalam pembangunan tanggul ini hanya dua muara yang ditutup yakni muara kali Tenggang dan Sringin.
Itupun ditutup karena sudah rusak,” ujarnya.
Ia menjelaskan tanggul laut dan kolam retensi direncanakan membentang dari sungai kanal banjir timur ke arah timur sampai Sungai Babon.
“Jalur tanggul laut ditawarkan ke investor luar.
Kemarin ada tiga investor yang tertarik.
Dua dari konsorsium BUMN dan luar dan satu dari Cina.
Tetapi ketika ada penawaran Cina mundur, sekarang yang menangani investor dari lokal,” tambahnya.
Dirinya menuturkan pembangunan sesi satu dilakukan oleh investor bukan pemerintah. (adl)
• Banyak Titik Rawan Longsor dan Banjir di Kecamatan Tugu Semarang, Ini Imbauan Kapolsek
• Cari Laptop Harga Rp 4 Jutaan? Ini Daftar Bulan Februari 2020
• Asuransi Kerbau di Kudus Cuma Bayar Rp 40 Ribu, Ternak Mati Akan Diganti Rp 10 Juta
• Jelang Laga Perdana Liga 1 Lawan Persipura, Pelatih PSIS Semarang Sebut Timnya Masih Belum Konsisten