Penganiayaan di Jateng
Tetangga Tak Menyangka Ayah Tiri Siksa Bocah 9 Tahun di Kudus, Dilakukan saat Istri Pergi Kerja
Siswa di Kudus, SW (9) yang mendapatkan penganiayaan dari ayah tirinya saat ini tinggal di rumah Ketua RT 1 RW 3 Desa Jati Wetan, Jati, Kudus.
Penulis: raka f pujangga | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Siswa Madrasah Ibtidaiyah di Kudus, berinisial SW (9) yang mendapatkan penganiayaan dari ayah tirinya saat ini tinggal di rumah Bronto, selaku Ketua RT 1 RW 3 Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Biarpun anak tersebut masih luka lebam, namun yang bersangkutan sudah berangkat ke sekolah diantar Nuraini (42), istri Bronto.
Dia mengaku, tidak menduga jika ayah tirinya tega memperlakukan anaknya kejam dengan memukul dan menggigit.
• MIRIS! Bocah 9 Tahun Disiksa Ayah Tiri di Kudus Ngaku Dianiaya Disundut Rokok hingga Kukunya Dicabut
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Terpeleset saat Bermain, Arif Ditemukan Tewas Tenggelam di Sungai
• Dampak Saudi Setop Umroh dan Ke Masjid Nabawi, Biro Travel Terancam Rugi Miliaran
• Prediksi Laga Pembuka Liga 1 2020 Persebaya vs Persik Kediri, Adu Kesaktian Para Jawara
Padahal orangtuanya juga merupakan penyandang disabilitas karena setengah tangan kanannya tidak ada.
"Sama saya dan tetangga itu orang baik. Saya nggak menyangka ternyata sama anaknya bisa sekejam itu," ujar Nuraini, Kamis (27/2/2020) kemarin.
Menurutnya, ayah tiri korban, Noviansyah (40) warga Ngetuk, Nalumsari, Kabupaten Jepara, melakukan penganiayaan tersebut pada saat istrinya sedang bekerja di pabrik garmen di Demak.
Sedangkan suaminya pada pagi hari biasanya memancing, dan malam harinya menjadi juru parkir.
Sehingga dia bisa bebas menganiaya putranya tersebut, tanpa sepengetahuan ibu kandungnya.
"Anaknya juga nggak pernah cerita sama ibunya karena takut. Walaupun muka anaknya sampai biru-biru dan bibirnya monyong," ujar dia.
Tak hanya itu, Nuraini yang menanyakan apa saja yang sudah dilakukan ayah tiri korban itu juga membuat miris.
Pasalnya, ayahnya juga menggigit punggung dan memasukkan tangannya pelaku ke mulut korban.
"Saya sendiri nggak percaya, tapi memang saya melihat kasihan. Katanya anaknya nakal, padahal anak itu baik," ujar dia.
Kepala Desa Jati Wetan, Suyitno berharap, tindakan yang dilakukan orang tuanya tidak mempengaruhi kejiwaan korban.
Sehingga SW juga bisa melanjutkan sekolahnya dan memperoleh prestasi baik di bidang akademis dan non akademis.
"Pelaku sudah diamankan dan ditangani kepolisian. Sekarang tinggal bagaimana selanjutnya anaknya bisa menata kehidupannya lebih baik," ujar dia.
