Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Tak Ada Lagi Lokalisasi, Ini Wajah Baru Sunan Kuning Semarang

Suasana perkampungan Argorejo yang dulu dikenal dengan nama lokalisasi Sunan Kuning terlihat ramai, Minggu (1/3/2020).

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suasana perkampungan Argorejo yang dulu dikenal dengan nama lokalisasi Sunan Kuning terlihat ramai, Minggu (1/3/2020).

Sebelumnya, kawasan yang berada di Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat ini menjajakan bisnis prostitusi hampir setiap rumah.

Bisnis prostitusi resmi ditutup pada Oktober 2019 lalu.

Cerita Jemaah Asal Indonesia Berhasil Umroh, Tapi Tak Ada Jaminan Boleh ke Madinah

Cerita Wahono Suami Saksikan Ibu Hamil Tertabrak Mobil: Istri Sudah Ikhlas Kehilangan Bayi Kami

Seorang Remaja Perempuan Diduga Bunuh Diri di Sebuah Hotel di Kota Semarang

Main Ke Kos Pacar, Gadis 16 Tahun Digilir Tiga Pemuda di Semarang, Satu Pelaku Masih Buron

Kali ini, suasana ramai tidak lagi karena adanya bisnis esek-esek melainkan dimeriahkan dengan acara Festival New Sunan Kuning.

Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bergerak bersama menggelar berbagai kegiatan di eks lokalisasi Sunan Kuning untuk menghidupkan kembali perekonomian di kawasan tersebut.

Camat Semarang Barat, Camat Semarang Barat, Heru Soekendar memaparkan, Festival New Sunan Kuning diselenggarakan untuk mengubah pandangan masyarakat terkait Sunan Kuning.

Selama ini masyarakat lebih mengenal Sunan Kuning sebagai kawasan prostitusi.

Kini, kawasan tersebut sudah berubah.

Di sisi lain, kegiatan ini juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Kalau dulu orang sini mendapatkan uang dengan cara yang mudah.

Setelah penutupan Sunan Kunung, mereka tidak mendapatkan apa-apa.

Ini menjadi PR kami untuk meningkatkan perekonomian di kawasan itu," jelas Heru.

Festival New Sunan Kuning ini dimeriahkan dengan lomba lari 5KM mengelilingi kawasan Sunan Kuning, bazaar UMKM, lomba balita sehat, lomba senam lansia, lomba kicau burung, dan kampanye gemar makan ikan.

Dikatakan Heru, bazaar UMKM sekaligus car free day rencananya akan dilasanakan setiap Minggu.

Festival kuliner malam juga akan dihadirkan setiap Jumat dab Sabtu malam.

Begitu juga gantangan burung akan dilakukan dua kali dalam sepekan di kawasan eks lokalisasi Sunan Kuning.

"Kalau sudah bisa bergerak, tentu masyatakat bisa mendapatkan pendapatan dari hasil UMKM dan parkir," ucapnya.

Menurutnya, ini adalah langkah awal mewujudkan Sunan Kuning menjadi destinasi wisata kuliner den religi.

Jika kegiatan ini bisa berjalan secara kontiyu, dia yakin Sunan Kuning bisa menjadi kawasan yang perekonomiannya selalu berjalan.

Mewakili Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang berhalangan hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Semarang, Suhindoyo mengatakan, acara ini adalah embrio untuk event yang lebih besar.

"Ini sangat positif tidak hanya menyehatkan masyarakat tapi bergerak bersama mewujudkan Semarang semakin hebat.

Insyaallah Dispora siap tidak hanya kegiatan tingkat kecamatan tapi tingkat Kota Semarang," tegas Suhindoyo saat membuka acara.

Ketua RW 4 Argorejo, Kelurahan Kalibanteng yang dulu merupakan Ketua Resosialisasi Argorejo, Suwandi menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh sejumlah OPD Kota Semarang.

"Ini menjadi gebrakan bagi warga saya yang dulunya tiarap karena SK ditutup, kini masyarakat mulai gembira lagi," tutur Suwandi.

Dia berharap, peran Pemkot membantu perekonimian warga tidak hanya sebatas sampai tahap ini saja melainkan terus turun tangan memberikan berbagai pelatihan dan kegiatan hingga masyarakat benar-benar bisa kembali mandiri.

"Selama ini ada pelatihan buat batik, masak, tata boga, dan lainnya.

Ada enam instansi terkait yang membantu.

Kami berharap jangan berhenti sampai di sini saja," pinta Suwandi.

Sementara seorang warga Argorejo, Harno turut menjajakan dagangannya dalam bazaar UMKM.

Diakuinya, sejak penutupan hingga saat ini, perekonomian warga masih belum kembali optimal.

"Sekarang saya hanya jualan saja paling dapat Rp 100 ribu sehari.

Kalau dulu kan ada mbak-mbaknya bisa sampai dapat Rp 500 ribu sehari," ungkapnya.

Dia menambahkan, Pemkot seharusnya tidak hanya memberikan pelatihan dan menyelenggarakan kegiatan saja.

Untuk membuat sebuah usaha, tentu memerlukan modal yang tidak sedikit.

Karena itu, Pemkot juga diharapkan bisa memberikan pinjaman untuk modal usaha. (eyf)

Ciptakan Lulusan SMK Berdikari, PT YIMM Kolaborasi dengan 700 SMK se Indonesia

Sudah Tersedia di Gerai-gerai, Ini Spesifikasi dan Harga Realme C3

Banjir Pekalongan, Tim Emergency Response MRI-ACT Masih Bersiaga

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved