Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Rapat Koordinasi TPAKD se-Propinsi Jawa Tengah, Pemda Harus Pintar Melihat Potensi Daerahnya

Masih banyak masyarakat yang hidup dalam jeratan rentenir. Ketergantungan terhadap rentenir tersebut

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI
Acara Rapat Koordinasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) se-Propinsi Jawa Tengah, pada Jumat (13/3/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Masih banyak masyarakat yang hidup dalam jeratan rentenir.

Ketergantungan terhadap rentenir tersebut salah satu alasannya adalah kemudahan dalam hal akses keuangan yang ditawarkan.

Padahal nyatanya akses keuangan melalui rentenir sangat merugikan bagi para pedagang atau warga itu sendiri.

Resmi Diumumkan, Mulai April Karyawan Bergaji hingga Rp 16 Juta Per Bulan Bebas Pajak Penghasilan

Kamar Tidur Rasanya Berputar dan Saya Sulit Bernafas, Cerita Mantan Pasien Positif Corona

Warga Solo yang Meninggal Positif Corona Dimakamkan di Magetan Jatim, Pemakaman Sesuai Prosedur

Pengasuh Pondok Pesantren di Kab Semarang Nikahi Anak 7 Tahun, Anak Tetap Tinggal dengan Orangtuanya

Pesan itu disampaikan oleh Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Sardjito dalam acara Rapat Koordinasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) se-Propinsi Jawa Tengah, Jumat (13/3/2020). 

Bertempat di Hotel Java Heritage Purwokerto, Sardjito mengatakan jika kunci pemerataan adalah pada kinerja dari Pemda.

"Tim TPAKD Ini lengkap, ada Pemda, OJK,  Bank Indonesia.

Oleh karena itu, mulailah melihat potensi daerah," ujarnya kepada TribunBanyumas.com, Jumat (13/3/2020).

Pihaknya berpesan jika setiap TPAKD, janganlah membuat program yang muluk-muluk.

Memperluas dan memperdalam sosialisasi program menjadi sangat penting.

Jika tidak ada fasilitasi TPKAD hal itu akan membuat masyarakat merasa bingung mau mencari akses keuangan dimana.

Tujuan utamanya adalah mengurangi kemiskinan dan meningkatnya pendapatan masyarakat.

"Inilah tugas pemda dan mumpung ada TPKAD dan anggaran khusus untuk itu," tandasnya.

Meskipun demikian masyarakat juga dapat melakukan komplain agar dapat menjadi bahan koreksi bagi para petugas TPKAD.

Pelaksana Jabatan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Herru Sethiadie mengatakan ada tiga point yang mesti diperhatikan.

Pertama adalah bagaimana daerah memiliki program yang bukan saling menduplikasi tapi saling mendukung.

Kedua ini adalah terkait permodalan, dengan keterampilan yang rendah pasti akan susah masuk pasar kerja.

Ketiga adalah edukasi dan perhatian terutama dalam hal pendidikan.

Hal itulah yang perlu dilihat pada masing-masing daerah yang kategori miskinnya lumayan banyak.

Bahwa sebenarnya pemerintah memberikan kemudahan akses permodalan, seperti lawan rentenir.

Namun demikian pemekaran wilayah adalah bentuk penguatan akses keuangan daerah

Propinsi Jawa Tengah sendiri sudah hampir semua ada TPKAD.

"Tinggal ada 10 daerah yang menyusul dikukuhkan untuk Duta MPR.

Yang penting dibentuk, niatnya seperti apa tinggal bekerja dan jalankan," pungkasnya. (TribunBanyumas/jti)

Viral Video Pangeran Charles Masih Kagok Penuhi Aturan Kerajaan untuk Tidak Salaman

Prediksi Susunan Pemain, H2H dan Live Streaming Indosiar Persebaya Vs Persipura Liga 1 2020

Blak-blakan Marion Jola Mengaku Nyaman Pakai Baju Seksi dan Nggak Suka Dugem

Siapa Pemain PSIS Semarang yang Paling Diwaspadai Arema FC? Taufik Hidayat Sebut Rekan Lamanya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved