Wabah Virus Corona
Kesaksian Warga Kebumen yang Tetangganya Meninggal Seusai Diisolasi di RSUD Margono Purwokerto
Meninggalnya pasien suspect Corona asal Kebumen di RSUD Prof. Dr. Margono Purwokerto sempat melahirkan kekhawatiran bagi warga, khususnya mereka yang
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Meninggalnya pasien suspect Corona asal Kebumen di RSUD Prof. Dr. Margono Purwokerto sempat melahirkan kekhawatiran bagi warga, khususnya mereka yang satu desa dengan korban.
Ditambah isu yang beredar di media sosial amat mencekam.
Ada yang menyebut pasien yang meninggal sudah positif virus corona atau Covid 19.
• 5 Berita Populer: Ganjar Umumkan Seluruh Sekolah Jateng Libur 2 Minggu hingga Sopir Grab Dibegal
• Rapat Terbatas, Ganjar Pranowo Tutup 40 Tempat Hiburan dan Destinasi Wisata 11 Kota di Jawa Tengah
• 4 KKB Papua Tewas Ditembak Aparat Gabungan Dalam Kontak Senjata di Tembagapura
• Jimmy Meninggal di Depan Kantor Kelurahan di Candisari Semarang, Tepat saat Memarkir Motornya
Tetapi belakangan isu itu ditepis.
Ternyata, belum ada pemberitahuan resmi dari otoritas rumah sakit maupun Kemenkes soal diagnosa penyakit korban.
Pemkab Kebumen masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel pasien di Jakarta yang belum keluar.
Kepanikan warga berangsur reda ketika Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan jajarannya menyambangi mereka dan melayat ke rumah duka.
Perangkat desa setempat Pendi mengatakan, Pemkab memberikan penjelasan sebenarnya atas kejadian itu hingga warga pun lebih tenang.
"Masyarakat diimbau tidak panik.
Karena masih dalam pemeriksaan.
Paling tidak itu bisa mengurangi rasa was-was warga," katanya
Dia pun berharap hasil pemeriksaan laboratorium nantinya negatif sehingga warga kembali hidup tenang.
Ia mengakui, saat jenazah korban dipulangkan dari RS Margono, warga sempat panik.
Terlebih saat muncul peringatan peti jenazah tidak boleh dibuka hingga dikubur di liang lahat.
Petugas yang mengangkat peti jenazah pun melengkapi diri dengan masker dan sarung tangan.
Kendati demikian, pemakaman jenazah tetap ramai dihadiri warga yang ingin belasungkawa dan mendoa.
Ada keyakinan bagi warga pasien meninggal bukan karena Corona.
Pasalnya, korban dikenal sudah menderita sakit sejak lama, sebelum santer isu Corona.
"Sebelumnya punya riwayat asam lambung," katanya.
Januari 2020 lalu, korban sempat pulang karena sakit lalu berobat.
Saat kondisinya membaik, ia kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja di sebuah konfeksi milik saudaranya.
Tetapi tak lama ia kembali pulang untuk berobat.
Ia sempat periksa ke Puskesmas Karangsambung, lalu dilarikan ke PKU Sruweng dengan keluhan sesak nafas, Jumat (13/3).
Tengah malam, karena kondisinya memburuk, pasien itu dirujuk ke RSUD Margono Purwokerto.
Sabtu siang (14/3), keluarga sempat dimintai persetujuan untuk operasi pengangkatan cairan di paru-paru pasien.
Dari hasil ronsen, kata dia, paru-paru pasien mengandung cairan.
Tetapi entah kenapa, sekitar pukul 14.00 Wib, tubuh pasien sudah dipasang ventilator.
Sekitar pukul 15.30 Wib, ia mendengar pasien telah kritis hingga meninggal beberapa saat kemudian.
"Jenazah sampai rumah malam," katanya.
Meski hasil laboratorium belum keluar, pemerintah melakukan berbagai langkah antisipasi.
Rumah pasien meninggal disemprot disinfektan.
Keluarga dan orang-orang yang sempat berinteraksi dengan korban pun diperiksa kesehatannya.
Mereka dianjurkan tidak keluar desa, paling tidak sampai hasil lab keluar yang menyatakan korban negatif Corona.
"Alhamdulillah kondisi keluarga sehat.
Orang-orang yang pernah kontak dengan korban juga sehat," katanya. (aqy)
• RSUD Kota Salatiga Siapkan 16 Ruang Isolasi untuk Tangani Pasien Virus Corona
• Ekonom Unnes Warning Pemerintah Wajib Waspadai Panic Buying
• Sekolah Libur, Denny Harus Siapkan Kuota Internet Untuk Anaknya Belajar Secara Online
• Dinkes Kabupaten Tegal Imbau Warga yang Adakan Hajatan untuk Sediakan Sabun dan Tempat Cuci Tangan