Berita Nasional
Muluskan Bisnis, Grab Pakai Bid Data Pengguna Pengguna Aplikasi Mobile di Indonesia
Grab manfaatkan big data guna menyediakan berbagai fitur pendukung untuk mempermudah keseharian masyarakat.
Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Grab manfaatkan big data guna menyediakan berbagai fitur pendukung untuk mempermudah keseharian masyarakat.
Berdasarkan laporan We Are Social and Digital 2020 Indonesia Januari lalu, 75 persen pengguna internet Indonesia menggunakan aplikasi mobile yang berhubungan dengan pemetaan.
Selain itu, laporan tersebut juga menyatakan bahwa ada 21,7 juta orang yang menggunakan layanan ride-hailing.
• Pasangan Selingkuh Ini Kelabakan Tepergok Berhubungan Intim, Satpol PP : Ngaku Numpang Sholat Isya
• 5 Berita Populer: Ganjar Umumkan Seluruh Sekolah Jateng Libur 2 Minggu hingga Sopir Grab Dibegal
• Achmad Yurianto : Virus Corona Sangat Rapuh dengan Deterjen Jenis Apapun
• Jimmy Meninggal di Depan Kantor Kelurahan di Candisari Semarang, Tepat saat Memarkir Motornya
Dari data We Are Social and Digital 2020, Head of MapOps, Grab Indonesia, Ariek Wisnu Wibisono, mengatakan “data is the new oil” menjadi pedoman bagi Grab dalam menjalankan bisnisnya.
"Untuk memberikan layanan yang inovatif dan bersahabat, kami mencoba memahami perilaku masyarakat lewat survei yang sudah dilakukan," paparnya, Senin (16/3/2020).
Dilanjutkannya, inovasi menjadi solusi bagi kebutuhan pelanggan dan juga 5 juta pengusaha mikro di Indonesia.
“Melihat fakta tersebut, tidak heran bahwa ada puluhan terabyte data yang dihasilkan oleh aplikasi Grab setiap harinya.
Sebagai platform yang terlibat di bidang transportasi, Grab juga berupaya menggunakan teknologi untuk menjawab tantangan kemacetan saat ini," ujarnya.
Menurutnya data punya peran penting dalam menentukan inovasi apa yang akan diciptakan.
"Baik untuk menjawab masalah kemacetan hingga akses bagi jutaan pengusaha mikro dan pelanggan, data sangat diperlukan, dan hal itu menjadi target kami," paparnya.
Dijelaskannya, terdapat sejumlah pendekatan yang menjadi tumpuan Grab dalam menggunakan teknologi.
"Yang pertama mendengarkan dan memahami kebutuhan serta perilaku masyarakat, dan menggunakan pendekatan hyperlocal untuk mengatasi kebutuhan serta permasalah yang berbeda di tiap wilayah," ucapnya.
Dikatakannya, pendekatan lainnya dengan meningkatkan efisiensi transportasi, serta bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mendorong perubahan positif.
“Sebagai contoh, pendekatan tersebut kami tuangkan dalam sebuah sistem mapping untuk dapat memberikan kesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih efisien bagi mitra pengemudi dan pengalaman pemesanan yang lebih mudah bagi pelanggan,“ ujarnya.
Ariek menambahkan, Grab juga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan di beberapa kota, di mana tim pemetaan Grab memodifikasi beberapa titik jemput di daerah rawan macet untuk memastikan mitra pengemudi dan penumpang dapat bertemu di area yang telah disediakan.