Wabah Virus Corona
PDP Virus Corona Asal Jepara Meninggal di RS Mardi Rahayu Kudus, Riwayat Sakit Jantung & Hipertensi
Pasien dalam pengawasan atau PDP virus corona asal Jepara meninggal di RS Mardi Rahayu Kudus.
Penulis: raka f pujangga | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pasien dalam pengawasan atau PDP virus corona asal Jepara meninggal di RS Mardi Rahayu Kudus, Senin (23/3/2020).
Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi mengakui jika PDP berusia 65 tahun asal Jepara yang masuk pada hari Minggu (22/3/2020) malam telah meninggal dunia.
Saat masuk ke rumah sakit, kata dia, pasien sudah dalam kondisi yang buruk karena memiliki riwayat hipertensi, jantung dan kencing manis.
• Beredar Pesan WA Foto Terakhir Dokter Hadio Sebelum Meninggal Tangani Pasien Corona, Ini Faktanya
• Jelang Ramadhan dan di Tengah Wabah Virus Corona, Harga Daging Sapi di Jateng Mulai Merangkak Naik
• Kadinkes Cilacap Marah Data PDP Virus Corona Meninggal Diumbar Lengkap dalam Medsos, Tak Manusiawi
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Indrawati dan Anaknya Meninggal Kecelakaan Terlindas Truk Trailer
"Memang kondisinya pasien suspect corona, kondisi datang sudah buruk sekali," jelas dia.
Pasalnya, pasien yang sebelumnya berpergian dari Jakarta itu juga belum sempat dilakukan swab karena tidak tersedianya virus transport media (VTM).
"Covid atau tidak, kami tidak mengetahuinya karena pasien belum di-swab," kata dia.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah melakukan penelusuran mengenai riwayat pasien dan kontak pasien kepada siapa saja.
Hal itu sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona.
"Walaupun pasien tidak meninggal, tracking contact-nya juga kami ikuti," jelas dia.
PDP Cilacap Meninggal
Satu orang PDP virus corona di Cilacap meninggal dunia adalah perempuan, seorang mahasiswi Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi, mengumumkan pasien meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap, Minggu (22/3/2020) sekira pukul 16.20 WIB.
"Dia adalah mahasiswa di Jakarta."
"Pulang Cilacap pada Jumat 13 Maret 2020 dengan keluhan sakit, dan diagnosa infeksi pernafasan akut," kata Pramesti saat konferensi pers di Ruang Sekda, Senin, (23/3/2020).
Setelah mengetahui mengidap infeksi pernapasan, lanjut Pramesti, pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Majenang.
Lantas, tim medis RSUD Majenang melakukan screening dan diduga pasien terpapar virus corona.
Sehingga status pasien menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Kemudian pasien dirawat di ruang isolasi.
Ketika dirawat di ruang isolasi, kondisi pasien semakin kurang baik dan pasien masuk kriteria PDP.
Setelah masuk kriteria PDP, pada Sabtu (21/3/2020), sekira pukul 22.00 WIB, pasien dirujuk ke RSUD Cilacap.
Pasien langsung ditangani dokter spesialis paru-paru.
"Kemudian kondisi pasien semakin melemah, pada Minggu (22/3/2020), pukul 16.20 WIB pasien dinyatakan meninggal," kata Pramesti.
Sementara itu sampai saat kini masih belum diketahui apakah pasien positif atau negatif mengidap virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan Cilacap Pramesti Griana Dewi mengaku sudah mengirim sampel sampai darah ke Jakarta, tetapi masih belum diketahui hasilnya.
"Kita tinggal menunggu hasil laboratorium," pungkasnya.
Berdasarkan data per Senin (23/3/2020), di Kabupaten Cilacap terdapat 80 orang dalam pemantauan (ODP) virus corona.
Di mana 38 di antaranya selesai pemantauan, sisanya 42 orang masih dalam pemantauan.
Sementara, terdaapt 17 Pasien Dalam Pemantauan (PDP), di mana 5 hasil tes swab menunjukkan pasien negatif virus corona, 12 kasus masih menunggu hasil tes, dan 1 orang meninggal dunia.
Data Pasien Diumbar Medsos
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi marah netizen mengumbar identitas PDP virus corona yang meninggal di medsos.
Semula, ada netizen membagikan foto bergambar orang-orang sedang menghadiri pemakaman.
Orang-orang yang di makam itu mengenakan masker dan jas hujan.
Lantas, si pengunggah foto itu mengatakan, foto tersebut adalah proses pemakaman pasien dalam pengawasan (PDP) di Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap.
Seorang netizen juga menambahkan identitas orang meninggal itu secara lengkap, mulai dari nama lengkap, alamat rumah, dan umur.
”Semoga masyarakat dijauhkan dari virus corona, tetap sehat, lebih hati-hati, tetap jaga kesehatan,” tulis netizen di statusnya yang dibagikan di grup media sosial.
Pramesti Griana Dewi menilai netizen yang mengumbar identitas pasien di media sosial adalah bentuk tidak simpatik, tanpa ada rasa kemanusiaan.
Menurutnya, itu berdampak bagi pasien dan keluarga pasien.
Juga bisa menambah kepanikan warga, khususnya di Kabupaten Cilacap.
”Sesuai aturan, identitas pasien yang boleh dibagikan ke publik hanya jenis kelamin dan umur,” katanya.
(Raka F Pujangga/ Muhammad Yunan Setiawan)
• Polisi Temukan 2 Barang Bukti Kasus Pembunuhan Sadis Leni Janda Muda dan Putrinya, Ini Kata Anwar
• Ingin Dekat Dengan Tentara, Herlambang Rela Bantu-Bantu Satgas TMMD
• Anak-Anak Pantirejo Semakin Dekat Dengan Satgas TMMD Pekalongan
• Harga Daging Ayam di Semarang Turun Jelang Puasa Ramadhan dan Isu Wabah Virus Corona