Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Ada Kampung yang Berinisiatif Karantina Wilayahnya, Bupati Karanganyar: Baik, Tapi Jangan Berlebihan

Bupati Karanganyar, Juliyatmono meminta supaya daerah yang melakukan karatina wilayah tidak menerapkannya secara berlebihan

Penulis: Agus Iswadi | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Agus Iswadi
Akses utama di Jalan Wijaya Kusuma Tegalarum Kelurahan Cangakan Kecamatan/Kabupaten Karanganyar yang ditutup dengan bambu. 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Bupati Karanganyar, Juliyatmono meminta supaya daerah yang melakukan karatina wilayah tidak menerapkannya secara berlebihan.

Pernyataan itu disampaikan orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar saat ditemui Tribunjateng.com di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Senin (30/3/2020).

Menurut Juliyatmono, inisiatif warga yang melakukan karatina wilayahnya secara sukarela merupakan hal yang baik. Namun ia meminta supaya penerapannya tidak dilakukan secara berlebihan.

Bawa Peningkatan dari Realme 5 Pro, Ini Beda Realme 6 dengan Realme 5 Pro

Imbauan Tidak Cukup, Presiden Jokowi Akan Terbitkan Perpres dan Inpres yang Atur Mudik Lebaran 2020 

Penjara Rusuh & Polisi Sibuk Mengatur Lockdown Akibat Wabah Corona, Mafia Italia akan Bangkit Lagi?

Presiden Brasil Sindir Keras Social Distancing, Pengelola Twitter Sampai Hapus Videonya

"Itu baik tapi jangan berlebihan. Jangan sampai menutup diri. Mereka (warga setempat) pasti tahu persis warganya siapa, kalau ada tamu wajib lapor," katanya seusai acara penerimaan CSR tempat cuci tangan, Senin (30/3/2020).

Ia mengungkapkan, justru yang perlu diperhatikan itu warganya yang mendapatkan penghasilan per hari. Bagi warga yang memiliki penghasilan normal setiap bulannya mungkin tidak masalah.

Dari pantauan Tribunjateng.com di Tegalarum Kelurahan Cangakan Kecamatan Karanganyar, pintu masuk utama di Jalan Wijaya Kusuma ditutup menggunakan bambu.

Sebelumnya di gapura terdapat MMT putih bertuliskan Tegalarum isolasi lokal. Namun sekarang MMT tersebut sudah dilepas dan hanya menyisakan bambu sebagai portal.

Ketua RT 1/13 Tegalarum, Winarno mengatakan, setelah melakukan musyawarah dengan warga, akses masuk utama ditutup sementara hingga April 2020 mendatang. Penutupan akses tersebut dimulai sejak Minggu (30/3/2020) kemarin.

Di wilayah RT 1 terdapat sekitar 50 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari sekitar 200 jiwa. Dijelaskannya, yang ditutup hanya akses utama. Wilayah tersebut memiliki empat akses lain dari sepajang Jalan Lawu Karanganyar.

"Itu dilakukan untuk antisipasi penyebaran virus corona. Warga sekitar masih bisa keluar untuk bekerja atau mencari kebutuhan lewat jalan alternatif lain," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com.

Sambungnya, penutupan itu dilakukan untuk menghindari adanya warga luar daerah yang melintas di wilayah tersebut.

Pasalnya jalan itu kerap digunakan pengendara sepeda motor sebagai jalan alternatif menghindari traffic light dari timur menuju ke barat di Jalan Lawu Papahan Tasikmadu.

Winarno menambahkan, di wilayahnya ada tiga warga yang menjadi perantau, mereka bekerja di Jakarta dan pelayaran. Apabila ada perantau yang mudik, diwajibkan untuk melapor ke RT dan memeriksa kesehatan ke puskesmas setempat.

"Sampai saat ini perantau belum ada yang pulang. Tamu yang berkunjung masih diperbolehkan. Warga kan sudah tahu siapa yang berkunjung. Kalau dari daerah terjangkit wajib lapor dulu dan memeriksa kesehatan," pungkasnya. (Ais)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved