Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Ratusan Dokter dan Paramedis Bentrok dengan Polisi Anti Huru-Hara Akibat Protes Kekurangan APD

Para dokter kemudian mengancam akan berhenti bekerja jika demonstran yang ditahan tidak dibebaskan.

KOMPAS.COM/Istimewa
Seorang polisi mengamankan dokter yang menjadi demonstran saat melancarkan protes kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) dalam merawat pasien virus corona. Bentrok antara polisi dan para dokter serta staf medis terjadi di Quetta, Pakistan, Senin (6/4/2020).(NASEER AHMED/REUTERS) 

TRIBUNJATENG.COM, QUETTA - Senin (6/4/2020), kericuhan terjadi di Pakistan.

Dokter dan paramedis bentrok dengan polisi akibat protes kekurangan Alat Pelindung Diri (APD).

Polisi anti huru hara membawa pentungan terlihat membubarkan massa dengan keras, demikian pantauan jurnalis Reuters.

Wakil Dirut PLN: Mulai Hari Ini Token Listrik Gratis dan Diskon 50 % Sudah Bisa Diakses, Ini Caranya

Kabar Gembira di Tengah Pandemi Corona, Pemerintah Umumkan Aturan Tentang THR, Simak Selengkapya

Artis Dangdut Ini Membuat Warga Berdesakan di Zona Merah Covid-19, Polisi: Kami Sudah Berusaha 

Viral Orangtua Murid Kesal Kerjakan Tugas Anak Sampai Minta Biaya Psikiater

Polisi kemudian menangkap puluhan petugas medis yang mengatakan pemerintah gagal memberikan pasokan yang dijanjikan.

Jurnalis Reuters di tempat kejadian di kota Quetta, melihat ratusan dokter dan paramedis beberapa di antaranya memakai masker dan pakaian medis, meneriakkan tuntutan mereka.

Beberapa diamankan oleh polisi anti huru hara yang memakai helm dan dipersenjatai senapan serta pentungan.

Seorang pejabat senior kepolisian mengatakan, 30 pengunjuk rasa ditangkap karena menentang larangan pertemuan publik yang diberlakukan saat lockdown.

Para dokter kemudian mengancam akan berhenti bekerja jika demonstran yang ditahan tidak dibebaskan.

Pakistan telah melaporkan total 3.277 kasus virus corona termasuk 50 korban meninggal.

Setidaknya 191 kasus berada di provinsi Balochistan yang sangat terbelakang, di mana Quetta adalah ibu kotanya.

Setelah indisen itu Dr Abdul Rahim juru bicara asosiasi dokter yang memimpin protes mengatakan kepada wartawan, keselamatan mereka dalam risiko jika APD tidak segera disuplai.

"Belasan dokter telah terinfeksi sementara staf medis lainnya juga menderita," katanya.

Dia menambahkan bahwa sejumlah dokter dan paramedis terluka dalam kerusuhan itu.

Dokter di Islamabad ibu kota Pakistan bulan lalu juga mengancam akan memboikot tugas, jika tidak disediakan APD.

Otoritas manajemen bencana Pakistan mengatakan, APD sedang diimpor secara bertahap.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved