Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Lockdown Wuhan Virus Corona Dicabut, Pembatas Disingkirkan, Warga Ungkap Kegembiraan

Kebahagiaan dan kelegaan. Itulah yang terpancar dari balik masker warga Wuhan setelah lockdown virus corona dicabut pada Rabu (8/4/2020).

Editor: m nur huda
NOEL CELIS / AFP
Suasana kota Wuhan, China setelah ditutup karena wabah virus Corona yang berasal dari tempat ini. (AFP) 

TRIBUNJATENG.COM, WUHAN - Kebahagiaan dan kelegaan. Itulah yang terpancar dari balik masker warga Wuhan setelah lockdown virus corona dicabut pada Rabu (8/4/2020).

Sempat sunyi, stasiun kereta dan terminal bus penuh sesak oleh eksodus warga yang kembali menghirup udara bebas setelah 76 hari dikarantina.

Hao Mei, orangtua tunggal yang berasal dari kota tetangga Enshi, mengungkapkan dia ingin bertemu dua anaknya yang sudah dia tinggal.

Seorang Anggota Polisi Positif Corona di DIY, Riwayat Ke Jakarta dan Mampir Rumah Makan

Dampak Corona Terminal Bawen Sepi, Biasanya 9.000 Penumpang Kini 800 Penumpang Perhari

Warga Jakarta 3 Kali Menolak Bubar dari Kerumunan Bakal Didenda Rp 100 Juta dan Dipenjara

Vanessa Angel Dijemput Polisi Terkait Kasus Narkoba Masih Berstatus Saksi, Ini Penjelasan Pengacara

Sebab, perempuan yang bekerja di sekolah memasak itu terjebak di Wuhan begitu lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona diberlakukan Januari lalu.

"Anda tidak tahu! Saya sudah bangun dari pukul 04.00. Saya begitu senang. Anak saya juga senang karena ibu mereka pulang," kata Hao.

Orang-orang mengenakan masker sampai di Stasiun Kereta Hankou, Wuhan, untuk menumpang kereta pertama setelah pemerintah mencabut lockdown guna menangkal virus corona pada 8 April 2020. Sudah 76 hari warga ibu kota Hubei tersebut dikarantina demi mencegah penyebaran wabah.
Orang-orang mengenakan masker sampai di Stasiun Kereta Hankou, Wuhan, untuk menumpang kereta pertama setelah pemerintah mencabut lockdown guna menangkal virus corona pada 8 April 2020. Sudah 76 hari warga ibu kota Hubei tersebut dikarantina demi mencegah penyebaran wabah. (AFP/NOEL CELIS)

Dilansir AFP, ibu 39 tahun itu mengaku menangis setiap malam karena putrinya yang paling kecil masih berusia 10 tahun saat ditinggal.

Berdasarkan keterangan pemerintah setempat, sekitar 55.000 orang akan meninggalkan Wuhan menggunakan moda transportasi kereta.

Bus dan mobil juga mulai meninggalkan kota pada Rabu pagi setelah pembatas disingkirkan, dengan pencabutan itu terjadi tengah malam waktu setempat.

Lockdown pertama di dunia

Ibu kota Provinsi Hubei tersebut menjadi perhatian dunia setelah pada 23 Januari, China mengumumkan penutupan demi menanggulangi Covid-19.

Badan pengendalian penyakit China menyatakan, kemungkinan virus itu menular dari hewan liar ke manusia di Pasar Seafood Huanan.

Begitu Wuhan mengumumkan penutupan, kota lain di seantero Hubei mengkutinya.

Membuat jutaan penduduknya terputus dari dunia.

Begitu Covid-19 itu menyebar ke seluruh dunia, sejumlah negara terpaksa menerapkan aturan kuno tersebut, membuat setengah umat manusia di rumah saja.

Di tengah korban, baik infeksi maupun meninggal, terus meningkat, kebijakan karantina massal itu mulai membuahkan hasil di Wuhan maupun kota lainnya di Negeri "Panda".

Dalam beberapa pekan terakhir, otoritas kesehatan setempat terus mengumumkan penurunan kasus penularan hingga kematian.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved