Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mengenal Meningitis Radang Selaput Otak, Penyakit yang Sebabkan Glenn Fredly Meninggal

Glenn Fredly meninggal karena meningitis atau radang selaput otak. Meningitis dapat terjadi ketika cairan di sekitar meninges atau selaput yang melapi

Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
instagram
Glenn Fredly kepada Mutia Ayu: Kita Bersama Selalu 

Selain itu juga meminta maaf atas kesalahan yang pernah Glenn lakukan, baik sengaja mau pun tidak disengaja.

Pihak keluarga juga berharap agar para pelayat tidak hadir dalam prosesi pemakaman karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan saat ini.

"Doa rekan-rekan sekalian di mana pun berada sudah lebih dari cukup untuk menguatkan kami dalam rasa duka ini," pungkas Mozes Latuihamalo.

Perjalanan Karier Glenn Fredly, Tekuni Musik Sejak Dini Raih 10 Penghargaan Bergengsi

Semasa hidup, Glenn Fredly telah menorehkan tinta emas di dunia musik.

Sejak duduk di sekolah menengah, Glenn sudah terjun ke dunia musik profesional dengan bergabung di Funk Section yang digawangi oleh para pemusik senior, yaitu Mus Mujiono, Yance Manusama, Inand Noorsaid, Ekka Bakti, dan Irfan Chasmala.

Lepas dari Funk Section, Glenn memutuskan bersolo karier.

Seperti bintang, kariernya pun bersinar.
Banyak hits yang dihasilkannya.

Sebut saja “Kau”, “Cukup Sudah”, “Salam bagi Sahabat”, “Kasih Putih”, “Jemari” dan banyak lagi.

Hingga 2018, ia sudah menghasilkan 10 album solo.

Tidak kurang juga 10 penghargaan bergengsi ia terima dari dunia industri musik.

Ia memperoleh penghargaan tujuh kali AMI Awards, suatu penghargaan penting bagi pelaku musik di tanah air.

Dari luar negeri ia meraih penghargaan Anugerah Industri Musik Malaysia untuk Kategori Album Indonesia Terbaik tahun 2000 dan Lagu Terbaik Pilihan Pendengar di Planet Musik Award Singapura, pada tahun yang sama.

Glenn kemudian membangun label rekaman bernama Musik Bagus.

Mulanya label ini untuk mengelola musiknya, tetapi kemudian memproduksi beberapa album untuk beberapa penyanyi.

Ia memberi nama labelnya Musik Bagus karena gampang dan enak disebut.

Selain itu dia mengklaim Musik Bagus selalu menerapkan standar kualitas “bagus” dalam produknya.

Era digital, katanya, telah membuka peluang untuk membangun ‘label’ sendiri.

“Saya berada di era transisi antara era analog dan digital. Membuat ‘label’ sendiri sudah lebih mudah di era digital. Ada beberapa mata rantai bisa terpotong di era digital. Teknologi telah mengubah banyak. Dulu orang sebut dapur rekaman sekarang orang rekaman di dapur bisa”, katanya kala itu, dikutip dari laman kemdikbud.

Bersama penyanyi solo lain yang juga sudah populer, yakni Sandhy Sondoro dan Tompi, Glenn berkolaborasi dalam Trio Lestari.

Album perdana mereka “Wangi”.

Selain di dunia musik, Glenn juga terjun ke dunia film dengan ikut memproduksi film Cahaya dari Timur Beta Maluku (2014).

Film ini kemudian menjadi Film Terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 2014.

Ia kembali jadi produser film untuk Filosofi Kopi (2015) dan Surat dari Praha (2016).

Akan tetapi Glenn tak hanya berhenti di situ.
Ia menjadi pelaku penting dalam Konferensi Musik Indonesia di Ambon pada 7-9 Maret 2018.
Baginya, musik adalah bagian dari pemajuan kebudayaan Indonesia.

Musik menjadi bagian dari peta kebudayaan.

Pemerintah lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberinya Anugerah Kebudayaan untuk Kategori Pelopor, Pencipta, dan Pembaru tahun 2018.

“Apresiasi ini sebagai bentuk tanggung jawab, tetapi juga sebuah gambaran apa yang saya kerjakan. Penghargaan ini mudah-mudahan mempunyai dampak signifikan tidak hanya untuk saya, tetapi juga bagi masyarakat”, ujarnya.

Baginya, musik adalah hal yang paling mendasar dalam masyarakat, baik itu ritual, merayakan panen atau apapun itu yang tidak bisa terpisahkan dari musik. Terlebih di Maluku, kata Glenn, musik bahkan merupakan bagian paling penting dalam masyarakat. Dulu di Indonesia bagian timur tidak dikenal literasi. Segala peristiwa penting “dicatat” lewat lagu.

Musisi ini mengemukakan, bangsa Indonesia lahir dan terbentuk dalam konteks kebudayaan. Kebudayaan itu telah menjadi jalan pikir. Bangsa Indonesia yang beraneka ragam bisa bersatu karena kebudayaan. Hal itu telah menjadi inspirasi bagi dunia.

“Saya bilang, keberadaan keberagaman budaya kita yang bisa merawat kompleksitas dunia hari ini. Indonesia terbentuk karena konteks budaya kita. Ini perlu masuk dalam pendidikan. Kebudayaan punya peran sentral”. ujarnya.

Bersama komunitas Kita Musik Indonesia, Glenn ingin memajukan industri musik agar bisa memberi makna signifikan bagi kehidupan masyarakat.

Industri musik Indonesia telah berjalan 50 tahun lebih, tapi menurut Glenn, ada dua hal yang terlewatkan, yaitu pengelolaan dan perlindungan.

Dua hal fundamental yang perlu dibenahi untuk membangun industri musik.

Bila dua hal itu dilakukan, industri musik bisa memberi sumbangan besar bagi pendapatan negara, dan pada gilirannya dapat menyejahterakan kehidupan masyarakat.

UU Hak Cipta dan UU Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017 sebagai acuannya.

Ia berharap perjuangan itu akan makin memajukan industri musik dan budaya sebagai profesi yang diperhitungkan di masyarakat.

“Kalau saya melihat dari konteks musik, musik kita punya kesempatan atau peluang besar menjadi kekuatan ekonomi di masa depan kalau pengelolaan dan perlindungan dimulai dari sekarang sampai lima atau sepuluh tahun ke depan”, ujar Glenn semasa hidup.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved