Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

Hormati Perawat RSUP Kariadi yang Meninggal karena Corona, Anggota PPNI Jateng Kenakan Pita Hitam

Meski begitu dirinya ingin kejadian penolakan penguburan jenazah yang terkena wabah corona tidak lagi terjadi di manapun di Indonesia

Penulis: akbar hari mukti | Editor: muslimah

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah kecewa dengan kejadian penolakan pemakaman perawat meninggal karena wabah corona di Kabupaten Semarang.

PPNI Jateng menilai kejadian tersebut semestinya tidak terjadi.

Edy Wuryanto, Ketua DPW PPNI Jateng, mengatakan pihaknya telah bertemu dengan pihak RT dan RW daerah Suwakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Seperti diketahui sedianya perawat tersebut akan dimakamkan di TPU di Suwakul Ungaran.

Buntut Ilmuwan Perancis Sarankan Vaksin Corona Diuji Coba ke Orang Afrika, Kepala WHO Buat pengakuan

Benarkah Jika Merapi Meletus Abunya Akan Mematikan Virus Corona? Ini Penjelasan Pakar Gunung Berapi

Promo Superindo 9-12 April 2020, Banyak Diskon di Akhir Pekan Cuma 3 Hari, Ini Daftarnya

Ganjar Pranowo Lega Lihat Data Arus Mudik Terbaru ke Jateng: Saya Ucapkan Terima Kasih

"Namun menurut mereka ada kepanikan sebab mobil yang datang ke daerahnya banyak sekali.

Kepanikan itu yang membuat adanya misinformasi, dan kemudian penolakan," jelasnya ditemui di kantornya, Kabupaten Semarang, Jumat (10/4/2020).

Sebenarnya pihaknya sudah mengkaji ke ranah hukum terkait permasalahan tersebut.

Namun dari pihak warga Suwakul Ungaran sudah mendatangi pihak PPNI Jateng.

"Setelah mendengar informasi dari perwakilan warga itu, kemudian kami masih akan mengkaji ulang apakah tetap membawa ini ke ranah hukum."

"Sebab kami harus hati-hati juga, ini masalah yang sensitif," paparnya.

Meski begitu dirinya ingin kejadian penolakan penguburan jenazah yang terkena wabah corona tidak lagi terjadi di manapun di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Semarang.

Edy melanjutkan, saat ini perawat, dokter, pekerja medis ialah garda terdepan yang rawan terpapar wabah corona.

"Tenaga kesehatan itu tingkat kerawanannya tinggi sekali. Sebab kalau di ruang isolasi, mereka harus sadar diri menggunakan alat pelindung diri," papar dia.

Lebih jauh, ia menuturkan untuk menghormati jasa perawat meninggal karena corona di Kabupaten Semarang itu, serta sebagai tanda duka cita, Edy meminta anggotanya mengenakan pita hitam di lengan kanan masing-masing mulai tanggal 10-16 April 2020.

Saat ini ia melanjutkan bahwa di Jateng saat ini ada total 68 ribu perawat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved