Kasus DBD di Jateng
Jumlah Kasus DBD di Jateng Hingga Akhir Maret 2020, Kadinkes: Cilacap Tertinggi 216 Kasus
Selain virus corona atau covid-19 ada ancaman lain seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menyebabkan korban jiwa.
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Catur waskito Edy
• Lionel Messi Hengkang ke Inter Milan, Benarkah? Ini Tanggapan Messi dan Rivaldo
• Marah Hanya Karena Dilihati, Seorang Kakek Nekat Bacok Tetangganya
• Syarat dan Prosedur Mencairkan Dana Jamsostek Bagi Korban PHK, Ini Dokumen yang Wajib Dipersiapkan
• Syarat dan Prosedur Mencairkan Dana Jamsostek Bagi Korban PHK, Ini Dokumen yang Wajib Dipersiapkan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Selain virus corona atau covid-19 ada ancaman lain seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menyebabkan korban jiwa.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo melalui video yang dikhususkan untuk menjawab pertanyaan media, Kamis (9/4/2020) sore.
"Kasus yang terkait DBD sampai akhir Maret ini data kita secara keseluruhan se-Jawa Tengah dari 35 kabupaten/kota itu ada 2.115 kasus dengan jumlah yang meninggal adalah 40," ungkapnya kepada Tribun Jateng.
Untuk jumlah kasus DBD tertinggi adalah Cilacap dengan jumlah 216 dengan jumlah yang meninggal 3.
"Untuk yang kedua adalah Kota Semarang dengan jumlah kasus 154 yang meninggal 2. Yang ketiga Jepara dengan kasus 136 yang meninggal 1," tuturnya.
Kasus DBD lain yakni, Banyumas dengan jumlah kasus 132 meninggal 3. Klaten 131 kasus meninggal 3. Kebumen 124 yang meninggal 4.
"Selanjutnya Purbalingga dengan kasus 99 meninggal 2. Brebes 87 meninggal 2. Banjarnegara dengan kasus 62 yang meninggal 3," lanjut Yulianto.
Dia menyampaikan, dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah semuanya ada kasus DBD.
"Memang kita ini negara tropis jadi semua daerah di Indonesia itu endemis DBD. Untuk itu, saya minta masyarakat jangan melupakan pemberantasan jentik nyamuk atau sarang nyamuk dengan memastikan di sekitarnya masing-masing tidak ada jentik nyamuk baik di dalam rumah maupun di luar rumah," ajaknya.
Maka, Ucap Yulinato, setiap rumah, kantor, sekolah, atau kampus itu ditunjuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk memastikan di lingkungannya tidak ada jentik nyamuk, kalau ditemukan segera dimusnahkan.
"Jadi, sekarang ini masih musim penghujan. Faktor lingkungan sangat berpengaruh berkembang-biaknya nyamuk Aedes Aegypti," tandasnya. (kan)
• Hari Ini Kabupaten Pekalongan Akan Diguyur Hujan Lokal dari Siang Hingga Malam Hari
• UPDATE Corona Dunia Jumat 10 April 2020: Kematian di Amerika Serikat Lampui Korban Meninggal Spanyol
• UPDATE VIRUS CORONA JATENG: Jumlah Kematian Positif Corona Di Jateng Sebanyak 22 Orang
• Simak Prakiraan Cuaca BMKG di Purwokerto Hari Ini Jumat 10 April 2020