Wabah Virus Corona
Mengapa New York Amerika Paling Parah Dihantam Corona? Sampai-sampai 9000 Warganya Meninggal
Negara Bagian New York, khususnya Kota New York, melewati sejarah kelam setelah hampir 9.000 warganya tewas akibat wabah virus Corona.
TRIBUNJATENG.COM, NEW YORK – New York menjadi kota paling parah dihantam wabah virus corona.
Negara Bagian New York, khususnya Kota New York, melewati sejarah kelam setelah hampir 9.000 warganya tewas akibat wabah virus Corona.
Jumlah itu mencakup 42 persen total kematian yang terjadi di AS, sekurangnya berdasarkan data Sabtu (11/4/2020) yang dirilis Universitas John Hopkins.
• Bima Arya Sembuh Corona, Walikota Bogor Rutin Minum Air Rebusan Jahe dan Sirih Merah Selama di RS
• Inilah Sosok Anisha Isa Calon Mantu Sultan Bolkiah-kah? Bukan Orang Sembarangan
• Harga Oppo A9 2020 Turun Lagi, Ini Harganya Sekarang
• Tubuh Ganjar Terbakar Saat Mainan Hand Sanitizer
Jumlah itu akan terus bertambah mengingat ada begitu banyak orang yang menjalani perawatan intensif di berbagai rumah sakit di New York.
Data per 11 April 2020 juga menunjukkan ada 181.026 kasus positif Covid-19 di New York saja.
Jumlah ini lebih tinggi dari Spanyol (161.852 kasus) dan Italia (152.271).
Kedua negara memiliki populasi jauh lebih banyak daripada New York.
Kota ini dan daerah pinggiran seperti Nassau, Suffolk, Westchester, dan Rockland, menyumbang pasien terbanyak hingga 93 persen.
Mengapa epidemi virus Corona di New York berbeda dari sebagian besar bagian lain negara? Kent Sepkowitz, analis medis CNN mengemukakan pendapatnya di laman media itu, Senin (13/4/2020).
Kent yang juga ahli control infeksi di Memorial Sloan Kettering Cancer Center New York memulai analisisnya lewat pertanyaan, apakah alasannya hanya jumlah dan kepadatan populasi kota ini?
New York menurutnya sejauh ini kota multiras terpadat di dunia, dengan lebih dari 8 juta orang penghuninya.
Jumlah ini dua kali lebih banyak dari Los Angeles. Tetapi New York juga memiliki delapan atau sembilan kali lebih banyak kasus daripada kota lain.
“Jadi apa yang menyebabkannya? Tidak ada kota atau distrik lain yang memiliki sedikit kasus New York City” tanyanya.
Menurut Kent, menghitung kasus dan angka kematian pasti sulit karena sebagian besar penghitungan dilakukan distrik atau wilayah daripada kota.
Kota tempat tinggal korban mungkin berbeda dari kota diagnosis atau kematian. Meski begitu, New York City berada di luar grafik itu.