Wabah Virus Corona
Reaksi Trump saat Dulu Diingatkan Soal Bahaya Corona, Kini AS Jadi Negara Paling Parah Terdampak
Navarro juga mendesak dalam memo itu untuk membatasi perjalanan dari China, yang saat itu merupakan pusat penyebaran virus korona
Reaksi Trump saat Dulu Diingatkan Soal Bahaya Corona, Kini AS Jadi Negara Paling Parah Terdampak
TRIBUNJATENG.COM - Amerika Serikat (AS) kini jadi negara paling parah terdampak Covid-19 di dunia.
Hingga Minggu (2/4/2020), Amerika Serikat mencatat 533.115 orang warganya terinfeksi virus corona, dengan kematian sebanyak 20.580 jiwa, mengutip Kompas.com.
Jumlah tersebut sangat jauh dibanding negara di peringkat kedua dan seterusnya yang terparah terdampak virus ini.
Misalnya, Spanyol di urutan kedua mencacatkan 163.027 orang terinfeksi, dengan 16.606 kematian.
• Buntut Insiden Penolakan Pemakaman Perawat, Warga Sewakul Khawatir Tak Dapat Pelayanan Kesehatan
• Sopir Ambulans Positif Corona, Satu Puskesmas Tutup dan 50 Staf Diisolasi selama 14 Hari
• Promo Superindo 13-16 April 2020, Diskon Sayur Buah dan Kebutuhan Pokok Lain, Ini Daftar lengkapnya
• Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan untuk Tenaga Medis yang Gugur, Dokter: Kami Ingin Selamat Pak
Sementara itu Italia yang menempati urutan ketiga mencatatakan 152.271 orang terinfeksi, dengan 19.468 kematian.
Rupanya, sebelum menjadi negara paling parah terdampak Covid-19 di dunia, pemimpin AS, Donald Trump, sempat menerima memo peringatan dari penasihat perdagangannya, Peter Navarro.
Navarro memperingatkan pada bulan Januari bahwa 'setengah juta jiwa Amerika' bisa mati karena virus corona, menurut laporan The New York Times, dikutip dari Bussinessinsider.sg.
Bagaimana tanggapan Trump atas peringatan itu?
Melansir Bussinesinsider.sg (12/4/2020), Trump tidak senang Navarro menuliskan informasi itu.
Memo tersebut melaporkan peringatan tentang 30% penduduk AS bisa terinfeksi virus corona, bahkan korban tewas bisa 'di urutan satu, setengah juta jiwa Amerika'.
Navarro juga mendesak dalam memo itu untuk membatasi perjalanan dari China, yang saat itu merupakan pusat penyebaran virus korona.
Trump menerapkan larangan perjalanan tak lama setelah itu.
"Kurangnya perlindungan kekebalan atau penyembuhan yang ada atau vaksin akan membuat orang Amerika tidak berdaya dalam kasus wabah coronavirus yang meledak di tanah AS," bunyi memo Navarro.
"Kurangnya perlindungan ini meningkatkan risiko virus korona berkembang menjadi pandemi yang meluas, membahayakan kehidupan jutaan orang Amerika."