Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Forum Guru

Forum Guru Ariyadi : Menumbuhkan Empati di Tengah Pandemi

Insiden penolakan pemakaman jenazah salah satu perawat RS Kariadi Semarang yang menjadi korban keganasan covid 19 oleh oknum warga

Tribun Jateng
Ariyadi 

Oleh Ariyadi, S.Pd.I

Guru Pendidikan Agama dan Budi PekertiSMA Islam Al Azhar 15 Kalibanteng Semarang

Insiden penolakan pemakaman jenazah salah satu perawat RS Kariadi Semarang yang menjadi korban keganasan covid 19 oleh oknum warga beberapa hari yang lalu menyulut kemarahan sebagian dari khalayak.

Betapa tidak disaat pahlawan medis berada di garda depan untuk menangani keluhan kesehatan masyarakat serta mempertaruhkan pada rentannya terjangkit wabah covid 19 bahkan sampai merenggut nyawa, justru ada oknum yang sengaja memprovokasi warga yang lain untuk melakukan penolakan terhadap prosesi pemakaman yang akhirnya berbuntut pada ranah hukum.

Ranah hukum bukan satu-satunya solusi namun semoga bisa menjadi efek jera sekaligus menjadi momen edukasi masyarakat untuk memiliki sikap empati atas diri orang lain.

Cerita miris tentang penolakan pemakaman jenazah yang menjadi korban corona tidak hanya terjadi di Jawa Tengah saja, namun diberbagai daerah juga ada insiden serupa. Inilah pekerjaan rumah bersama agar masyarakat yang awam medis mempercayakan kepada pemerintah melalui Kementerian Kesehatan beserta jajaran dibawahnya tentang bagaimana proses pemakaman jenazah korban corona yang tetap aman bagi masyarakat dan lingkungan.

Percayakan saja pada ahli medis bahwa prosedur yang digunakan sudah semestinya sesuai dengan standar world health organization (WHO).

Selain insiden memilukan yang terjadi, ada insiden lain yang justru patut mendapatkan apresiasi yakni aksi sosial yang terjadi dibeberapa daerah melalui kegiatan penggalangan donasi oleh berbagai instansi tanpa melihat batas latar belakang baik agama, profesi, status sosial, dan sejenisnya. Langkah inilah salah satu wujud tumbuhnya sikap empati pada diri seseorang.

Pentingnya memiliki sikap empati kepada siapa saja tanpa melihat latar belakang agama, sosial, profesi, bahkan kesukuan sudah sepatutnya tertanam dalam diri, apalagi kita sebagai bagian dari pola perkembangan budaya ketimuran sudah sepatutnya saling menguatkan jika diantara kita terjadi sesuatu yang berakibat hilangnya hak yang melekat pada diri.

Pada dasarnya, sikap empati ada dalam diri seseorang namun seringkali diantara kita enggan untuk mewujudkannya karena tingginya sifat egois seperti insiden yang di Kabupaten Semarang beberap waktu yang lalu. Tumbuh dan mengakarnya sifat egois karena kita enggan menumbuhkan sifat empati terhadap situasi dan kondisi yang kita jumpai.

Sesungguhnya sifat empati adalah sifat ikut merasakan derita orang lain dan ada kecenderungan untuk membantu meringankan derita tersebut. Misalnya perilaku terpuji yang ditunjukkan oleh masyarakat disalah satu komplek di wilayah Jawa Barat dengan memberikan bantuan berupa sembako dan kebutuhan lain kepada salah satu warga yang positif covid 19 dan harus mengisolasi diri dirumah.

Inilah wujud hadirnya sifat empati dan mengikisnya sifat egois dalam diri kita. Sifat empati lain yang bisa kita wujudkan adalah berikan ruang kerja yang nyaman tanpa intimidasi terutama kepada pahawan medis yang saat ini sedang berada di garda depan untuk menangani wabah corona. Dengan semangat bahwa corona adalah musuh bersama, mari kit lawan bersama-sama sesuai dengan proporsi diri kita. Jika kita seorang medis, laksankan prosedur kerja yang di stadarkan oleh pihak terkait sehingga keselmatan kerja harus menjadi prioritas.

Jika kita yang saat ini harus WFH, taati kebijakan yang ada sehingga upaya memutus mata rantai penyebaran covid 19 dapat terantisipasi dengan baik. Jika kita yang memang terpaksa harus tetap bekerja diluar rumah, patuhi berbagai anjuran yang ada untuk saling menjaga diri dan orang lain agar tidak terjangkit.

Jika saat ini kita masih berada di daerah rantau, patuhi himbauan untuk tidak mudik agar upaya mempersempit tumbuhkembang covid 19 tidak menyebar kemana-mana. Maka inilah bentuk sifat empati yang harus kita identifikasi dan tumbuhkan dalam diri kita.

Selain itu, apresiasi penuh terhadap langkah cepat pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19 diberbagai daerah yang memberlakukan berbagai kebijakan yang berbeda.hal ini dikarenakan kondisi dan situasinya juga berbeda.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved