Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

Riswanto Sebut HNSI Kota Tegal Tunggu Realisasi Bantuan Pemerintah ke Nelayan Terdampak Virus Corona

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Riswanto berharap Pemerintah Kota Tegal memberikan bantuan dan perhatian kepada para nelay

Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Riswanto. 

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Riswanto berharap Pemerintah Kota Tegal memberikan bantuan dan perhatian kepada para nelayan di Kota Tegal.

Riswanto mengatakan, para nelayan menjadi pelaku usaha yang terdampak dari pandemi virus corona atau Covid-19.

Ia menjelaskan, hal itu dikarenakan tutupnya beberapa sektor industri perikanan sejak pandemi Covid-19.

46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Diisolasi di Hotel, Ini Kata Ganjar

Muncul Kabar 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Humas Undip Ungkap Kondisi Mereka

Profil Gus Baha, Putra Ulama Ahli Quran dan Santri Kesayangan Mbah Moen yang Kini Digandrungi

Anda Ingin Dapat Dana BLT Rp 600 Ribu Per Bulan? Begini Syarat dan Cara untuk Mendapatkannya

Baik pabrik berskala nasional maupun pabrik yang melakukan ekspor ke China.

Selain itu, ditambah adanya pembatasan operasional industri menengah oleh pemerintah.

Riswanto menilai, merosotnya harga ikan terjadi karena penyerapan ikan di berbagai industri menurun.

"Tentu sangat berpengaruh kepada harga ikan. Pabrik nasional banyak yang tutup dan permintaan ekspor menurun.

Alhasil para nelayan sekarang bergantung pada nilai harga di pasaran lokal saja," kata Riswanto kepada tribunjateng.com, Kamis (16/4/2020).

Menurut Riswanto, meski hasil tangkapan di laut bagus, namun harga di pasaran anjlok.

Ia mencontohkan, nelayan dengan kapal di atas ukuran 60 gross tonnage (GT) yang biasanya untung Rp 5 juta, kini menurun kisaran Rp 3 juta sampai Rp 4 juta.

Berbeda lagi dengan nelayan tradisonal, biasanya 1 anak buah kapal (ABK) mendapat Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu per hari.

Kini adanya pademi Covid-19, per hari mendapat Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.

Riswanto mengatakan, bahkan sebagian nelayan tradisonal memilih tidak melaut sementara waktu karena penghasilannya pas-pasan.

"Harapannya bantuan yang sudah direncanakan dari Pemkot, segera direalisasikan untuk sektor perikanan. Nelayan kita nunggu itu," ungkapnya.

Selain itu, menurut Riswanto, dalam mengoperasikan kapal maupun memenuhi kehidupan sehari- hari, nelayan itu bergantung pada utang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved