Virus Corona Jateng
Ini yang Dilakukan Pedagang Bunga di Semarang Siasati Sepinya Pembeli karena Virus Corona
Adanya penyebaran virus corona yang menyebabkan Pemerintah memberikan imbauan untuk physical distancing menyebabkan penurunan terhadap daya beli dan k
Penulis: Ruth Novita Lusiani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Adanya penyebaran virus corona yang menyebabkan Pemerintah memberikan imbauan untuk physical distancing menyebabkan penurunan terhadap daya beli dan kunjungan masyarakat di kawasan toko bunga Jalan Dr. Sutomo, Kalisari, Semarang.
Oleh karena itu, para penjual bunga pun harus memutar otak agar tidak mengalami kerugian dalam berjualan, mengingat bunga memiliki waktu ketahanan.
Yanti, pemilik toko bunga Barokah Orchid mengatakan dalam menghadapi situasi seperti ini, ia kini mengurangi jumlah pembelian yang biasanya ia beli di distributor.
• Perwira Polisi Tamatan Akpol 2019 Ditahan 21 Hari Plus Penundaan Pangkat Usai Pukul 3 Bintara
• Teknik Proning Selamatkan Istriku dari Masa Kritis Akibat Corona, Kata Adam Sang Suami
• Positif Corona, Pensiunan di Semarang Ini Naik Motor ke Tempat Karantina, Warga 1 Gang Diisolasi
• Maia Estianty dan Irwan Mussry Tak Ingin Punya Anak, Sepakat Menikmati Masa Tua
“Sekarang ini langkah yang saya ambil, ya mau tidak mau mengurangi jumlah pembelian bunga atau kulakan di distributor.
Jadi kalau normalnya dulu kulakan seminggu bisa 3 sampai 4 kali, sekarang hanya 2 kali seminggu,” tutur Yanti kepada Tribun Jateng, Minggu, (19/4/2020).
Ia menambahkan tidak hanya mengurangi jumlah pembelian bunga setiap minggunya saja, ia bahkan juga mengurangi jumlah pasokan bunga yang dibelinya setiap kedatangan.
“Biasanya dulu itu kalau datang saya beli sampai 40 ikat per jenis bunganya, sekarang saya hanya beli 10-15 ikat saja,” imbuhnya.
Yanti mengatakan saat ini langkah tersebut sangat tepat untuk dilakukan agar tidak menimbulkan kerugiaan.
Mengingat toko bunga miliknya, kini juga mengalami penurunan penjualan dan kunjungan masyarakat sekira 70-80 persen.
Ia pun juga mengurangi jam operasional tokonya, yang hanya buka dari pukul 07.00-18.00 WIB, dari yang sebelumnya buka hingga pukul 21.00 WIB.
Sedangkan untuk harga bunga yang dijualnya tidak mengalami perubahan, untuk bunga mawar dan krisan tetap Rp 5 ribu per potongnya.
Hal senada juga dilakukan Nur, pemilik toko bunga Sekar Kuning di kawasan yang sama.
“Saya sekarang ini juga mengurangi jumlah kulakan bunga yang datang, biasanya kan seminggu bisa kulakan 3-4 kali, sekarang paling hanya kulakan 1-2 kali, melihat ada pesanan juga atau tidak,” ungkap Nur.
Nur juga sama melakukan pengurangan pembelian jumlah pasokan bunga yang datang, biasanya ia dapat membeli 80 hingga 100 ikat per jenis bunganya, sekarang hanya 40 hingga 60 ikat saja.
Toko bunga milik Nur juga saat ini mengalami penurunan pembelian hingga 50 persen.
“Penurunan itu pasti ada, apalagi tidak banyak masyarakat yang keluar rumah.
Harusnya sekarang ini ramai karena mau mendekati puasa biasanya banyak yang beli bunga untuk nyekar (ziarah) tapi sekarang ini sepi,” pungkasnya. (Ute)
• Pelajar di Kabupaten Semarang Belajar di Rumah hingga 30 Mei 2020
• Dragan Djukanovic Tetap Beri Motivasi ke Pemain PSIS Semarang Selama Latihan Mandiri di Rumah
• Dance Minta Pemkot Salatiga Siapkan Tempat Karantina Khusus Pemudik Antisipasi Virus Corona
• Bantu Warga Terdampak Virus Corona, Extreme Boys Lelang Jersey Eks Pemain PSIS Semarang Asal Liberia