Virus Corona Jateng
Pemudik Tertinggi, tapi Brebes Jadi Satu-satunya Wilayah Jateng yang Tak Terpapar Corona, Kok Bisa?
Namun, dari 35 kabupaten/kota di Jateng, belum ada laporan sama sekali pasien positif dari wilayah Brebes
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
Pemudik Tertinggi, tapi Brebes Jadi Satu-satunya Wilayah Jateng yang Tak Terpapar Corona, Kok Bisa?
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Berdasarkan data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah, virus corona Covid-19 sudah menyebar ke berbagai wilayah di provinsi ini.
Hampir semua daerah sudah terdapat pasien positif corona.
Ditambah, pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP).
Namun, dari 35 kabupaten/kota di Jateng, belum ada laporan sama sekali pasien positif dari wilayah Brebes.
• Promo Indomaret Pekan Ini 22-28 April 2020, Diskon Susu Bayi hingga Makanan Kecil
• Kisah Mualaf Petarung MMA Wilhelm Ott, Beberkan Alasannya, Kini Siap Sambut Ramadhan Pertamanya
• Kondisi Pemulung di Karanganyar yang Curi Padi dari Sawah Bikin Iba Polisi, Berikut Kisahnya
• Tugimin Lambaikan Tangan Minta Tolong, lalu Muntah Darah dan Roboh, Warga Tanjung Mas Semarang Geger
Di situs corona.jatengprov.go.id, kabupaten yang memiliki penduduk paling banyak di Jateng ini digambarkan masih putih di antara daerah lain yang sudah merah karena ada pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
"Dari 35 kabupaten/kota ada satu daerah yang belum ditemukan positif, Kabupaten Brebes," kata Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, Kamis (23/4/2020).

Kenapa ini terjadi?
Ia menuturkan banyak alasan kenapa kabupaten ini belum ada warganya yang positif corona.
Antara lain, lantaran penerapan social atau physical distancing di daerah ini berhasil.
"Selain itu, kedisiplinan masyaraat untuk cuci tangan tinggi.
Serta kedisiplinan upaya lain untuk memutus mata rantai penularan.
Ini bisa menjadi faktor belum ada kasus," jelasnya.
Sementara, di situs corona.brebeskab.go.id, jumlah ODP di Brebes mencapai 1.687 orang. Sedangkan PDP 68 orang.
Berdasarkan informasi, beberapa warga di Brebes yang merupakan alumni ijtima Gowa sudah ada yang positif namun berdasarkan pemeriksaan rapid test.
Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lanjutan melalui PCR.
Pengamat kebijakan inovasi publik Universitas Negeri Semarang (Unnes), Cahyo Seftyono, menuturkan adanya zona hijau kasus corona belum tentu masyarakat di daerah tersebut betul-betul aman.
Menurutnya, warga yang berada di zona hijau tersebut memang benar-benar tidak ada warga yang positif corona atau karena tidak terdeteksi.
"Dengan kata lain, daripada melaporkan hanya 70 persen, lebih baik tidak 100 persen. Itu justru yang berbahaya," tegasnya.
Lambatnya pemerintah memeriksa hasil spesimen dan penetapan status pasien membuat bias data dan informasi terkait corona.
Hal itu terjadi karena kurangnya persiapan pemerintah untuk memenuhi sarana dan prasarana di pelayanan kesehatan untuk menghadapi Covid-19 ini.
"Jika pasien ada di kota besar seperti Jakarta, Semarang, Jogja, oke lah karena peralatan kesehatannya lengkap.
Bayangkan kasus yang terjadi di daerah kecil, mereka tidak terdeteksi dengan cepat.
Alat dan tenaga kesehatan tidak memadai," terangnya.
Jika kasus zero accident positif corona terjadi karena tidak terdeteksi, kondisi itu bisa saja diperparah dengan adanya perantau yang pulang mudik.
Padahal, perantau yang pulang ke kampung halaman di Jateng paling banyak di Brebes.
Sebelumnya, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menuturkan Brebes menjadi daerah dengan pemudik tertinggi yang sudah pulang kampung di masa pandemi Covid-19.
Hingga 21 April 2020, sudah ada 76.016 pemudik yang pulang ke kabupaten yang bersebelahan dengan Jawa Barat ini.(mam)
• Promo Indomaret Pekan Ini 22-28 April 2020, Diskon Susu Bayi hingga Makanan Kecil
• Arief Budiman Kakak Aktivis Soe Hok Gie Meninggal Dunia di Salatiga, Sudah Lama Sakit Stroke
• Tugimin Lambaikan Tangan Minta Tolong, lalu Muntah Darah dan Roboh, Warga Tanjung Mas Semarang Geger
• Gaya Kapal Iran Ini Dinilai Melecehkan AS di Lautan, Trump Murka hingga Muncul Perintah Hancurkan