Wabah Virus Corona
Eropa Timur Dinilai Lebih Sukses Hadapi Pandemi Virus Corona daripada Eropa Barat, Mengapa?
Negara-negara di Eropa Timur dinilai lebih sukses menghadapi pandemi virus Corona Covid-19.
Polandia menutup perbatasannya pada 15 Maret dan Hongaria mengikutinya satu hari kemudian.
Perbatasan timur jauh Rusia dengan Cina sudah ditutup sejak akhir Januari.
Tidak hanya menutup perbatasan, negara-negara eks sosialis komunis memberlakukan tindakan karantina ketat ke siapa saja yang diduga terpapar virus Corona.
Bandingkan ketegasannya mengambil kebijakan dengan negara-negara Eropa barat.
Pada 12 Maret, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan "virus ini tidak memiliki paspor".
Menurut Neil, faktor ideologi liberal ditempatkan di depan urusan kesehatan masyarakat.
Faktanya, virus itu memang tidak memiliki paspor, tetapi orang-orang membawanya dari Cina, dan kemudian Italia.
Baru pada 17 Maret ada tanda-tanda negara-negara Eropa barat akan melakukan apa yang telah dilakukan tetangga timur mereka.
"Semakin sedikit kami bepergian, semakin banyak kami mengandung virus," kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen dikutip Neil.
Kemajuan tindakan ini lumayan, meski sudah terlambat satu minggu atau lebih.
Sebaliknya, Inggris, ketika memaksakan “lockdown”, penerbangan dari berbagai negara masih dizinkan masuk.
Termasuk dari New York, Iran, dan China.
Sekali lagi, ini menunjukkan negara Eropa timur bertindak lebih cepat.
Budaya (lama) pemerintah tidak diragukan lagi berperan.
“Saya tinggal di Hongaria selama beberapa tahun pada 1990-an dan terkesan oleh apa yang saya sebut sebagai 'kelas administrasi',” kata Neil.