Berita Regional
Asosiasi Petani Tebu Koreksi Usulan Kenaikan HPP dan HET Gula
Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengusulkan evaluasi harga pokok petani (HPP) 2020 ini untuk komoditas gula.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muh radlis
Ada selisih angka Rp 2.000 perkilogram dengan HPP. Ini untuk biaya distribusi dan margin bagi pedagang sampe ke pengecer.
"Saya kira usulan HET itu masih jauh di bawah rata-rata HET saat ini yang mencapai Rp 18.000 perkilogram.
APTRI minta HPP gula tani dan HET agar ditetapkan paling lambat akhir April 2020.
Karna akhir Mei sudah mulai panen tebu di Jawa," tandasnya.
Ketika ditanya terkait importasi gula, Khabsyin menuturkan ketika impor sudah dilakukan dengan alasan kelangkaan, justru terjadi lonjakan harga kisaran Rp 18.000 perkilogram.
"Saat ini harga gula di pasar masih tinggi.
Hal ini tentu memberatkan masyarakat.
Padahal impor sudah dilakukan," ujarnya.
Dengan kondisi itu, APTRI pun mempertanyakan dengan adanya gula impor sebanyak, namun masih langka dan harganya terus melonjak.
"Para importir harus bertanggung jawab itu," tegas pria asal Kudus itu.
Berdasarkan data di APTRI, ada sebanyak 270 ribu ton izin impor hingga akhir 2019.
Kemudian, pada 2020 ada sebanyak 438 ribu ton dan ada tambahan 550 ribu ton.
Selain itu, tambahan pasokan 150 ribu ton gula kristal putih untuk Bulog, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan produsen gula PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Jumlah itu, kata dia, belum lagi adanya pengalihan 250 ribu ton gula rafinasi ke gula kristal putih.(mam)
• Latpra Operasi Ketupat Candi di Tegal, Polisi Siapkan Beberapa Chek Poin Cegah Penyebaran Corona
• Gubernur Ganjar ke Mahasiswa UKSW Salatiga: Terima Kasih karena Tidak Pulang ke Daerah Masing-masing
• Bank Indonesia Sumbang 60 Baju Hazmat yang Bisa Dicuci hingga 10 Kali ke Pemkab Tegal
• UPDATE Virus Corona di Kota Semarang, Sudah 61 Pasien Dinyatakan Sembuh