Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Didi Kempot Meninggal

Masa Sulit Didi Kempot, Ngekos Hingga Makan Nasi Kucing di Angkringan

Kesederhanaan penyanyi kondang campursari Didi Kempot sudah ada sejak dirinya berjuang dari bawah.

Editor: galih permadi
YOUTUBE
Video clip lagu Tamba Teka Lara Lunga dari Didi Kempot 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Untuk menjadi legenda, Didi Kempot melakukan perjuangan dari nol.

Kesederhanaan penyanyi kondang campursari Didi Kempot sudah ada sejak dirinya berjuang dari bawah.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Solo Mashuri mengatakan, dahulu Didi Kempot hidup di kos di Kampung Baron Cilik, Kelurahan Bumi Kecamatan Laweyan, Solo.

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Hujan Lebat Angin Kencang dan Petir 7-8 Mei 2020

BMKG Keluarkan Peringatan Tingkat Bahaya Ultraviolet Sinar Matahari UV 7 Mei, Panduan Waktu Berjemur

Karyanya Melegenda, Ini Foto-foto Rumah Megah Didi Kempot di Solo, Dekat dengan Pak Jokowi

Pecahan Beton Sampai Masuk Balai Desa, 3 Orang Tewas dalam Kecelakaan Maut di Pringapus Kab Semarang

"Adik iparnya asli situ (Baron) tapi kalau tidak salah kos," jelas dia, Rabu (6/5/2020).

Kehidupan Didi Kempot saat itu sederhana dan sering makan di wedangan seperti nasi kucing dan gorengan.

"Sangat sederhana beliau wedangan kampung sudah biasa," jelas dia.

Bahkan dia sering bertemu Didi Kempt di Kampung Baron Cilik, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Maka setelah mendengar kabar Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5/2020) dia mengaku kaget.

"Saya itu sahabatnya mas Eko Gudel adiknya Mas Didi Kempot, jadi sering bertemu kalau di Baron," kata dia.

Menurut Mashuri, sosok Didi Kempot adalah orang yang gigih menekuni musik campur sari.

Walaupun saat itu nama kakaknya Mamiek Prakoso sudah lebih dahulu naik daun dan menghiasi dunia hiburan.

Namun, legenda campursari Indonesia itu tetap memilih jalannya sendiri, dari jalur musik paling bawah di jalanan.

"Kita dulu sering bertemu di Baron Cilik, di sana ngobrol-ngobrol sedikit," akunya.

"Mas Didi Kempot itu orang yang betul berjuang dengan proses pencapaian sendiri," jelanya.

"Beliau tidak pernah mau menumpang popularitas kakaknya almarhum Mamik ketika beliau belum sukses dan masih berjuang."

Mashuri mengatakan, saat almarhum Mamiek sedang naik daun Didi Kempot masih berjuang di Suriname.

"Beliau orang yang gigih dan punya keyakinan tinggi bahwa beliau kelak akan mencapai kesuksesan dengan namanya sendiri," jelas dia.

Bahkan, sebelum terkenal Didi Kempot sering manggung di banyak tempat untuk menghibur. 

Perjalanan Karir

Perjalanan bermusik The Godfather of Brokenheart, Didi Kempot penuh perjuangan dan berliku.

Penyanyi campursari Didi Kempot memilih memulai karier bermusiknya dari nol.

Meski terlahir di keluarga berdarah seniman, adik pelawak Mamiek Prakoso itu memilih berjuang membangun kariernya dari bawah.

Ia bahkan telah menaruh seluruh jiwanya untuk bermusik hingga akhir hayatnya.

Didik Kempot lahir sebagai seorang seniman dan mati sebagai seorang seniman.

Mendiang menghebuskan napas terakhirnya pada usia 53 tahun akibat henti jantung pada Selasa (5/5/2020). 

Seniman, Dyna Putri menceritakan Didi Kempot memulai karier bermusiknya pada 1984. 

Saat itu, Didi Kempot hanya seorang musisi jalanan yang menghabiskan waktunya di jalanan kota Solo. 

Hanya bermodal ukulele dan kendang, ia menyusuri jalanan Kota Solo.

Itu dilakukannya selama dua tahun, yakni dari 1984 sampai 1986 sebelum akhirnya ia bertolak ke Yogyakarta. 

Kawasan Malioboro, Yogyakarta dipilihnya sebagai 'panggung jalanan' setelah Kota Bengawan.

"Di Yogyakarta, ia menyanyikan kroncong dangdut (congdut) yang akhirnya dikenal sebagai Campursari," kata Dyna. 

Tidak lama mengadu nasib di Yogyakarta, Didi Kempot kemudian pindah ke Jakarta pada tahun 1988. 

Didi Kempot memulai karirnya di Jakarta, Dia kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, maupun Senen. 

"Mulai dari situ julukan Kempot yang merupakan kependekan dari Kelompok Pengamen Trotoar terbentuk, yang menjadi nama panggungnya hingga saat ini," papar Dyna. 

Saat di Jakarta, tidak banyak label yang menerima Didi Kempot. 

"Tapi berkat perjuangannya ada yang melirik mas Didi Kempot, album pertama yakni pada 1989," kata dia.

"Dalam albumnya itu ada lagu Cidro yang jadi andalan," papar Dyna. 

Mulai dari situ, Pelantun Sewu Kuto tersebut, mulai menanjak kariernya sampai ke luar negeri. 

Dia datang ke Suriname, Amerika Selatan pada 1993 memperkenalkan lagu Tradisional Jawa. 

Disana, lagu yang meledak dibawakannya adalah Cidro. 

"Yang membuat pamor mas Didi naik di Suriname salah satunya lagu Cidro," jelas Dyna Putri. 

Didi kempot semakin terbang tinggi menjelajahi belahan dunia, dia melakukan perjalanan ke Eropa dan menggarap lagu layang kangen di Rotterdam, Belanda pada 1996. 

Sang Legenda Campursari Indonesia kemudian pulang ke Indonesia pada 1998 memulai kariernya. 

Kemudian pada tahun 1999 Didi Kempot kemudian menelurkan lagu Stasiun Balapan. 

Setelah itu, karier Didi semakin moncer dan banyak lagu keluar setelah tahun 2000-an seperti Plong, Ketaman Asmoro, Cucak Rowo, Jambu Alas, dan lain sebagainya. 

Sesak Nafas

Asisten Didi Kempot, Jasmani menceritakan detik-detik Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5/2020).

Didi Kempot ternyata menghembuskan nafas terakhirnya di dalam mobil saat menuju perjalanan ke Rumah Skait Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5/2020).

Hal tersebut diungkapkan asisten pribadi Didi Kempot yang sudah 20 tahun mengabdi, Jasmani kepada TribunSolo.com usai pemakaman di TPU Jatisari Dusun Punthuk Pelem RT 04 RW 05, Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Ya, kronologi sebelum meninggal hingga detik-detik pemilik nama Dionisius Prasetyo diungkapkan asisten pribadinya yang sudah 20 tahun mengabdi kepada Didi Kempot.

Jasmani menerangkan, ia berada di rumah yang ditempati Didi Kempot bersama istrinya Yan Vellia di Jalan Mataram 6 Nomor 5, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Meskipun sebagai aisten pribadi yang sudah sangat lama mengikuti Didi Kempot, Jamani memilih pulang pergi ke rumahnya di Salatiga.

"Saya datang dari Salatiga pukul 05.30 WIB," aku dia.

Lebih lanjut Jasmani menjelaskan, tidak lama sekitar pukul 07.00 WIB dia mendengar suara dari dalam kamar Didi Kempot.

"Berteriak-teriak, sambil Allahu Akbar dan La ilaha illallah begitu, dadanya terasa sesak katanya," jelas Jasmani.

Dia menjadi salah satu orang yang lantas bergegas ke kamar Didi Kempot untuk mencoba menolongnya.

"Langsung dibawa ke rumah sakit, kita jalan pukul 07.15 WIB," terang dia.

"Namun di perjalanan sudah tidak ada (menghembuskan nafas terakhir)," akunya membeberkan.

Adapun sampai rumah sakit di RS Kasih Ibu Solo, Jalan Slamet Riyadi Solo pukul 09.30 WIB sehingga langsung ditangani.

Sebelum meninggal hari ini, Jasmani mengungkapkan Didi Kempot sempat mengeluhkan sakit dalam seminggu ini.

Sempat Dapat Perawatan

Sebelumnya, Didi Kempot dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Jalan Slamet Riyadi, Selasa (5/5/2020).

Pencipta lagu Sewu Kuto itu menghembuskan nafas terkahir di hari 12 Ramadan.

Humas RS Kasih Ibu Solo, David mengatakan Didi Kempot meninggal pada pukul 07.45 WIB.

"Iya meninggal di RS Kasih Ibu," jelas dia kepada TribunSolo.com.

Adapun Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengungkapkan penyebab meninggalnya Didi Kempot.

Menurut orang nomor satu di Solo itu menyebut jika Didi Kempot yang sempat rekaman Ojok Mudik dengan dirinya, meninggal karena ada masalah dengan jantung.

"Karena penyakit jantung," kata Rudy saat berada di RS Kasih Ibu Solo.

Didi Kempot diketahui masuk ke RS Kasih Ibu Solo pukul 07.25 WIB.

Penyanyi berjuluk 'The God of Broken Heart' itu kemudian mendapatkan perawatan dan diketahui meninggal Pukul 07.45 WIB.

Setelah mendapatkan perawatan selama 20 menit, Didi kempot menghembuskan napas terakhir pada Pukul 07.45 WIB

"Saat ini jenazah sedang dimandikan," jelasnya.

Pemakaman di Ngawi Jatim

Detik-detik pemakaman Didi Kempot di TPU Jatisari yang tidak jauh dari rumah duka diwarnai isak tangis histeris dari istri pertamanya, Saputri dan anaknya, Siola Putri Reginaresi.

TPU tersebut hanya berjarak sekitar 500 meter dari rumah keluarga istri pertamanya di Dusun Punthuk Pelem RT 04 RW 05, Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Saat melangkahkan kaki ke luar rumah seirama dengan jenazah sang suami di dalam peti yang dibawa ke TPU Jatisari, Saputri tampak tak kuasa menahan kesedihan.

Putri sapaan akrabnya tampak meneteskan air mata, sehingga kedua bola matanya tampak sembab, sembari dipapah seorang Polwan.

Terlebih saat mendapati suami tercintanya dimasukkan ke liang lahan untuk selama-lamanya sekitar pukul 14.45 WIB.

Saat itu juga ada ratusan masyarakat dan Sobat Ambyar yang tampak menggunakan kaus bergambar 'God Father of Broken Heart'.

Lantunan kalimat tauhid dan sholawat menggema sejak jenazah di keluarkan dari dalam rumah duka menuju TPU Jatisari.

Bahkan pelayat juga tampak mengabadikan setiap momen sebelum idolanya Didi Kempot disemayamkan selama-lamanya.

Selain itu ada sejumlah pejabat yang mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir, mulai dari Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Gubernur Jateng Ganjar, Ganjar Pranowo hingga Kapolres Ngawi, AKBP Dicky Yustisiyanto. 

Dimakamkan di Samping Lintang

Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5/2020).

Musisi sejuta umat, Didi Kempot, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. 

Pemakaman Didi Kempot berlangsung beberapa jam setelah Sang Godfather of Broken Heart itu dinyatakan meninggal dunia di RS Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5/2020).

Meski lahir di Solo, Didi Kempot dimakamkan di Ngawi.

Ngawi adalah rumah keluarga besar istri pertama Didi Kempot, Saputri.

Dilansir Kompas TV, di Ngawi, posisi makam Didi Kempot bersebelahan dengan makam anak pertamanya, Lintang.

Lintang adalah anak pertama Didi Kempot dari istri pertamanya, Saputri.

Lintang meninggal saat berusia enam bulan. 

Hal itu disampaikan oleh Paman Saputri, Madi.

"Dimakamkan di samping anak pertamanya, Lintang," kata Paman Saputri, Madi di rumah duka, di Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Selasa (5/5/2020).

Kakak Didi Kempot, Liliek Subagyo, juga menceritakan, dari pernikahan dengan Saputri, Didi Kempot dikaruniai tiga anak.

Keduanya meninggal dunia saat masih kecil, dan dimakamkan di Ngawi.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Begini Cerita Zaman Perjuangan Didi Kempot, Hidup di Kos dan Sering Makan Nasi Kucing di Angkringan

Ketua RT di Solo Beberkan Nama dan Agama Didi Kempot di Kartu Keluarga, Tak Pakai Dionisius

Achmad Purnomo Siapkan Surat Pengunduran Diri, Segera Dikumpulkan ke PDI

Perjalanan Karir Didi Kempot, Modal Ukulele dan Kendang Dari Solo, Yogya, Lalu Moncer di Jakarta

Polisi Berhasil Tangkap Penculik Anak di Tegal, Pelaku Beri Adik Korban Rp 2 Ribu Diminta Pulang

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved