Mudik
Sejarah Mudik Lebaran di Masyarakat Nusantara, Sudah Ada Sejak Era Kolonial
Saat mudik menjadi fenomena yang cukup besar pada 1970-an silam, bus penuh, kereta api sesak, dan angka kecelakaan lalu lintas cukup signifikan, namun
Seperti di Cibeber (Bogor), di Padang antara pejuang Republik dengan pasukan Inggris dan NICA pada dini hari atau beberapa jam sebelum shalat Id.
Selain itu, keterbatasan moda transportasi dan juga fasilitas infrastruktur juga belum sebagus sekarang.
Kendaraan roda empat masih menjadi barang mewah kala itu, sementara angkutan udara pun masih sangat minim.
Meskipun masih dalam suasana revolusi fisik, perayaan Idulftri tetap dirayakan umat muslim dengan cukup khidmat pada masa itu.
Pusat pemerintahan yang telah dipindahkan ke Yogyakarta membuat perayaan dipusatkan di sejumlah masjid dan ruang publik di sudut-sudut kota.
Salat Idulfitri diselenggarakan di Alun-Alun Utara Yogyakarta.
Menariknya lagi, selepas salat Id para pilot Republik menerbangkan sejumlah pesawat di langit Yogyakarta guna menyebarkan berbagai selebaran berisi ucapan Selamat Idulfitri pada masyarakat Yogyakarta.
"Beberapa tahun setelah perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia usai dan kehidupan masyarakat bisa berjalan dengan normal, barulah tradisi mudik secara fisik mulai bisa dilakukan dalam skala besar oleh masyarakat Indonesia," ucap Yuanda. (TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Melihat Sejarah Panjang Mudik Masyarakat Nusantara