Berita Semarang
Nining Kaget Ada Orang Asing Masuk Ke Rumah, Bilang Cari Monika lalu Minta Sprei dan Panci
Ketiga orang tersebut sempat masuk sampai ke kamar bapaknya yang dekat dengan ruang tamu
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ancaman aksi kriminalitas selalu mengintai siapa saja. Bahkan di saat merasa sudah aman bisa saja aksi kriminalitas terjadi.
Seperti yang baru saja dialami Nining warga Rt 8 Rw 12 Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan.
Dia mengaku kaget lantaran rumahnya disatroni tiga orang tidak dikenal masuk ke rumahnya, Selasa (12/5/2020) sekira pukul 14.30 WIB.
• Hanya Mbah Minto yang Berani: Didatangi Bupati Klaten, Langsung Meminta Agar Jaga Jarak
• Bantuan Sosial di Klaten Ada yang Masuk ke Rekening Kades dan PNS, Rudiyanta: Saya Kaget
• Menjemput Malam Lailatul Qadar, Ini Bacaan Doa pada 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan
• Dijodohkan karena Sama-sama Single, Herjunot Ali Jelaskan Hubungan dengan Luna Maya
Ketiga orang tersebut sempat masuk sampai ke kamar bapaknya yang dekat dengan ruang tamu.
Bahkan ketika mereka masuk ke dalam rumah mereka tidak melepas sandalnya.
"Beruntung saya mengetahui keberadaan mereka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Nining kepada Tribunjateng.com, Rabu (13/5/2020).
Dia menjelaskan, padahal ketika itu pagar depan rumahnya terkunci.
Namun dia heran, komplotan itu yang terdiri dari dua orang dewasa yang memiliki ciri-ciri satu pria berpenampilan tinggi kurus berambut gondrong sedangkan satunya lagi berpostur pendek agak gemuk.
Dua orang itu berusia sekira 30 hingga 35 tahun.
Mereka membawa satu anak kecil perempuan berusia sekira lima tahun.
Datang ke rumah tersebut dengan menggunakan sepada motor jenis matik.
Setelah ketahuan masuk ke rumah Nining, seorang pria berpenampilan tinggi kurus berambut gondrong beralibi bahwa dia sudah mengetuk pintu tetapi tidak ada yang menjawab.
Padahal menurut Nining, penghuni rumah tidak ada yang tertidur namun beraktifitas di dalam ruangan kamar masing-masing.
"Saya sedang ikut telekonferensi melalui laptop di kamar belakang, adik saya di kamar depan juga tidak mendengar ucapan salam apapun," jelasnya.
Selain itu, pria itu juga beralasan sedang mencari anak perempuannya yang bernama monika.
Nining dan keluarganya heran sebab tidak mengenal orang tersebut lalu tidak ada anak bernama monika di rumahnya.
Bukannya takut lantaran dicurigai akan melakukan aksi kriminalitas. Komplotan itu ketika disuruh pergi pemilik rumah tetap tak bergeming.
Mereka bertahan di depan rumah. Bahkan pria gondrong bertopi itu sempat meminta sprei dan panci milik penghuni rumah namun tidak diberikan.
"Saya juga sempat memeriksa benda-benda berharga di rumah, alhamdulillah tidak ada yang hilang," katanya.
Dijelaskan Naning, beruntung barang-barang berharga yang mudah dibawa seperti handphone, laptop dan lainnya diletakan di dalam kamar.
Di ruang tamu itu, hanya ada satu unit kendaraan roda dua.
"Andai barang yang mudah dibawa itu ada di ruang tamu, bisa saja digasak oleh orang tersebut," katanya.
Setelah kejadian tersebut, Nining dan keluarga menjadi lebih waspada.
Apalagi di masa pandemi virus Corona semua orang mengalami kesulitan ekonomi sehingga bisa saja melakukan hal-hal nekat meskipun tahu bahwa itu melanggar hukum.
"Kami tentu lebih berhati-hati, ternyata ada modus kejahatan baru yang beraksi pada siang bolong," katanya.
Menurut Nining ternyata aksi komplotan itu tidak hanya terjadi di rumahnya.
Melainkan juga dua tetangga lainnya masing-masing di rumah Ngatini dan Evi.
"Itu yang saya tahu, bisa saja lebih banyak," katanya.
Nining menambahkan kompolotan itu tidak menunjukan sikap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Mereka bersikap seperti orang pada umumnya.
"Jawaban mereka ketika juga ditanya juga konsisten," katanya.
Sementara Ngatini menuturkan, kompolotan itu masuk ke rumah setelah ditanya jawaban mereka sama yakni sedang mencari anak bernama monika.
"Kalau barang berharga tidak ada yang hilang sedangkan barang jualan saya yang saya taruh di depan rumah saya tidak tahu," ungkapnya.
Ngatini juga menyayangkan pihak kepolisian tidak kontrol wilayah Muktiharjo Kidul secara rutin terutama pada malam hari.
Padahal wilayah tersebut termasuk zona merah yang mana banyak aksi kriminalitas.
"Tidak ada perlindungan dari pihak yang berwajib itulah yang semakin membuat keresahan warga," katanya. (iwn)
• Hanya Mbah Minto yang Berani: Didatangi Bupati Klaten, Langsung Meminta Agar Jaga Jarak
• Bantuan Sosial di Klaten Ada yang Masuk ke Rekening Kades dan PNS, Rudiyanta: Saya Kaget
• Dijodohkan karena Sama-sama Single, Herjunot Ali Jelaskan Hubungan dengan Luna Maya