Berita Kebumen
Kisah Mualaf Masngud Mantan Pendeta di Gereja yang Dibom Tewaskan Anggota Banser NU, Ingin Berhaji
Masngud adalah mantan pendeta di sebuah gereja ternama di Mojokerto Jawa Timur. Gereja pernah dibom teroris hingga menewaskan seorang anggota Banser.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: galih permadi
Karenanya, ia tak memberati dunia lagi setelah beriman.
Ia tak segan menceraikan istri tercinta yang telah puluhan tahun menemani hidupnya.
Ia pun ikhlas melepas darah dagingnya.
Alasannya, mereka enggan mengikuti ajakannya untuk memeluk agama Islam.
Baginya iman tak bisa ditukar dengan apapun di dunia ini, bahkan keluarga sekalipun.
Karenanya ia tak ragu berucap selamat tinggal kepada orang-orang tercinta.
Bukan hanya keluarga, Masngud meninggalkan segala hasil jerih payahnya.
Seluruh harta, termasuk rumah mewah dan mobil ia tinggalkan.
Ia memutuskan menutup masa lalunya total.
"Saya tinggal semua, total. Karena saya punya keyakinan, di kehidupan yang baru, semua harus baru," katanya
Suatu ketika Masngud meminta izin kepada KH Idris untuk ikut Kiai Asyhari Muhammad Al Hasani atau Gus Hari, ulama muda asal Kebumen Jawa Tengah.
Sang kiai merestui dan meminta Hari untuk membimbing mualaf itu agar imannya terus terjaga.
Masngud pergi tak membawa bekal, kecuali beberapa setel baju dari pesantren Lirboyo.
Ia tinggal di pesantren yang diasuh Gus Hari, Ponpes Al Hasani, Desa Jatimulyo Alian Kebumen.
Di usianya yang semakin senja, Masngud masih bersemangat mempelajari Islam.