Berita Kudus
Dampak Covid-19 Bikin Sepi Produksi Kue Kering di Kudus, Turun Hingga 50 Persen
Pelaku usaha kue kering Arini, Arif Nur Habibi, mengatakan, tidak banyak pesanan kue kering dari pasar tradisional karena sepinya pembeli.
Penulis: raka f pujangga | Editor: Daniel Ari Purnomo
Sehingga kue kering yang diproduksi tersebut tanpa ada merek yang melekat, dan bisa diberi merek sendiri.
"Saya juga menyediakan yang tanpa merek, jadi mau diberi merek sendiri juga bisa," jelas dia.
Namun, dia menjualnya secara grosir minimal pembelian satu karton isi 24 toples yang dibanderol Rp 288 ribu.
Sehingga satu toples yang memiliki berat 250 gram itu dijual Rp 12 ribu per buah, jauh lebih murah dibandingkan di pasaran.
"Kalau harganya dibandingkan di pasaran lebih murah, biasanya satu toples itu kalau di toko sampai Rp 30 ribu," jelasnya.
Kendati demikian, di tengah pandemi ini penggemar kue keringnya masih sama yakni kue nastar.
Namun dia juga memproduksi beragam varian kue kering lainnya yang bisa dinikmati pelanggannya.
"Kelebihannya kue kering buatan saya ini menggunakan gula asli dan tanpa pengawet," ujar dia.
Dia berharap kondisi wabah virus tersebut dapat segera berakhir sehingga bisa menjalankan usahanya semula.
Distribusi produknya yang sebelumnya bisa tembus ke beberapa Kabupaten Pati, Jepara dan Demak itu bisa kembali pulih.
"Harapannya bisa kembali pulih sediakala," ujar dia.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
• 45.000 Rumah Keluarga Prasejahtera di Kudus Ditempel Stiker
• Terekam CCTV Cuma 25 Detik Maling Berhasil Curi Motor Selvia di Kos, Padahal Baru Saja Lunas Cicilan
• Korpri Kota Tegal Bagikan Sembako Kepada Petugas Kebersihan dan Penjaga Keamanan Balai Kota
• Wali Kota Semarang Hendi Sebut Pendistribusian Bantuan ke Masyarakat Bakal Dicatat Satu-satu