Berita Semarang
Hujan 2 Jam, Satu RT di Ngemplak Simongan Semarang Terendam Banjir Setinggi Perut Orang Dewasa
Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang menyebabkan pemukiman di Jalan Gedung Batu Tengah Kelurahan Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang
Penulis: iwan Arifianto | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang menyebabkan pemukiman di Jalan Gedung Batu Tengah Kelurahan Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang Barat terendam banjir, Selasa (19/5/2020) malam.
Seorang warga,Luthfi Surya Bahari menuturkan, hujan deras turun menjelang Isya lalu mengguyur wilayahnya selama kurun dua jam hingga menyebabkan banjir.
Ketinggian air yang merendam pemukiman setinggi perut orang dewasa.
• Janga Lupa Besok Terakhir Pelunasan Biaya Haji Reguler
• Tidak Ada Maaf bagi Andre Taulany dan Rina Nose, Kami Merasa Dilukai, Kata Ruswan Latuconsina
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, SN Janda Mendadak Meninggal di ATM Jalan Slamet Riyadi Solo
• Kronologi Penangkapan Habib Bahar Bin Smith, AKP Benny Cahyadi Ngaku Dijebak Diajak ke Tempat Ibadah
"Paling parah di RT 8 Rw 5, ada sekira 40 KK yang terdampak di RT tersebut," terangnya saat dihubungi Tribunjateng.com.
Luthfi menjelaskan, banjir di wilayahnya sudah acap kali terjadi.
Pasalnya limpasan air dari saluran got di pinggiran klenteng Sam Poo Kong dan genangan air di jalan raya masuk ke pemukiman warga.
Menurutnya, ada empat RT terdampak dari limpasan air ini.
Apalagi empat RT di pemukiman tersebut hanya ada satu saluran pembuangan air namun tidak mampu membuang debit air yang masuk.
Air akan surut ketika hujan berhenti dan saluran di Klenteng Sam Poo Kong mulai lancar.
"Hampir setiap kali hujan deras pemukiman di sini terendam. Biasanya hanya selutut tapi malam ini lumayan parah," terangnya.
Luthfi menielaskan, warga sudah berupaya mengantisipasi dari dampak naiknya debit air dengan bergotong royong membersihkan saluran air di Klenteng dan rumah masing-masing.
Kendati demikian banjir tetap menghampiri setiap kali hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
"Tahun kemarin juga parah seperti ini," katanya.
Dikatakan Luthfi, kondisi warga saat ini stand by di rumah masing-masing.
Meskipun air sudah mulai surut namun limpasan air yang masuk ke rumah harus dibersihkan.
"Tinggal air yang masih di dalam rumah, mungkin besok pagi surutnya," tandasnya.
Longsor
Hujan lebat menerjang Kota Semarang membuat longsor di Jalan Untung Suropati Raya, Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang.
Dalam peristiwa tersebut, Hidayat, pemilik warung mi ayam menderita luka pada bagian kaki lantaran tertimpa reruntuhan tembok selama satu jam.
Peristiwa itu disebabkan tanah longsor saat hujan lebat pada Selasa (19/5/2020), sekitar pukul 19.20 WIB malam.
Runtuhnya tembok tersebut menimpa empat warung di samping.
Konturnya lebih rendah yang berada di Jalan Candi Penataran.
Beberapa orang yang berada di warung-warung tersebut tertimpa reruntuhan.
Satu orang menjadi korban, mengalami luka dan telah dilarikan ke RSUP Kariadi.
Korban bernama Hidayat (30), warga Ungaran yang juga pemilik warung mi ayam.
Dari penuturan seorang temannya yang sedang membeli mi ayam di sana, kaki korban sempat tertimpa reruntuhan tembok selama sekitar satu jam.
Kondisi saat itu sedang hujan lebat.
“Awalnya saya baru datang belum sempat duduk, Hidayat sedang membuatkan saya minuman di samping gerobak mi ayam,” tutur Hermawan Endra, korban selamat sekaligus saksi mata kejadian.
“Tiba-tiba lampu padam dan kami mendengar suara gemuruh seperti petir dan warungnya ambruk tertimpa runtuhan tembok.
Saya keluar meminta tolong dan warga setempat berusaha mengevakuasi Hidayat yang kakinya tertimpa,” imbuhnya.
Warga setempat bersama tim penanggulangan bencana mencoba menolong korban.
Tak lama kemudian petugas medis menggunakan Ambulance Hebat tiba.
“Hidayat sempat diberikan bantuan oksigen,” ujar Hermawan.
Usai dievakuasi, Hidayat dilarikan ke RSUP Kariadi untuk perawatan lebih lanjut.
Hidayat mengalami luka pada kaki kanannya.
Beberapa korban lain yang tertimpa sempat melarikan diri dan menyelamatkan diri.
“Waktu warung saya tertimpa, saya merangkak keluar namun saya tidak kenapa-kenapa,” ujar Siti Romlah, pemilik warung sate ayam yang letaknya berada di warung mi ayam itu.
Ruko yang temboknya runtuh itu beberapa di antaranya masih baru dibangun dan belum digunakan.
Dari pantauan di depan ruko, tampak lantai dan tembok bagian belakang ambles.
Timpa Sejumlah Warung
Sejumlah tembok kios ruko di Jl Untung Suropati Raya, Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang, runtuh akibat tanah longsor saat terjadi hujan lebat pada Selasa (19/5/2020) malam ini.
Runtuhnya tembok tersebut menimpa empat warung di samping bawahnya yang berada di Jalan Candi Penataran.
Beberapa orang yang berada di warung-warung tersebut tertimpa.
Hingga kini belum diketahui jumlah korban yang tertimpa.
“Saya sedang berjualan mi ayam di warung saya, tiba-tiba ada suara mirip gempa lalu warung saya roboh dan saya tertindih,” ujar Siti Romlah kepada Tribunjateng.com.
Informasi yang dihimpun saat ini satu orang mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit.
Seharusnya Musim Kemarau
BMKG memprakirakan bahwa musim kemarau di Kota Semarang terjadi pada sekitar dasarian II atau pertengahan Mei 2020 ini.
Meskipun demikian, hujan masih terjadi beberapa kali pada setiap sore atau awal malam di wilayah ibu kota Jawa Tengah tersebut pada pertengahan Mei ini.
Contohnya hujan yang terjadi pada Selasa (19/5/2020) malam ini, Senin (18/5/2020) dan Minggu (17/5/2020) lalu.
Pada hari-hari sebelumnya pun terpantau tidak ada potensi hujan di Kota Semarang, yang berarti cuaca terasa panas terik.
Hujan yang terjadi sendiri hanya durasinya tidak terlalu lama namun intensitasnya cukup lebat.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan bahwa fenomena tersebut terjadi pada masa transisi atau peralihan cuaca dari musim penghujan menuju musim kemarau.
“Selain dari gangguan atmosfer dengan adanya pertemuan angin, kejadian hujan ini di Semarang memang merupakan salah satu dari kondisi masa peralihan,” ungkapnya ketika dihubungi Tribunjateng.com malam ini.
Iis mengatakan bahwa pihaknya juga mengeluarkan peringatan dini ciaca ekstrem tiga harian.
“Pada masa peralihan ini, biasanya hujan terjadi pada satu hingga tiga hari kemudian blank tidak ada hujan selama beberapa hari,” imbuh Iis.
Kejadian tersebut terjadi tidak hanya di Kota Semarang saja, namun beberapa wilayah lain di Jawa Tengah juga mengalami hal yang sama.
Iis mengatakan bahwa fenomena tersebut akan berulang hingga tidak ada lagi peringatan dini dari BMKG yang artinya benar-benar sudah masuk musim kemarau.
Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mewaspadai adanya dampak yang ditimbulkan dari hujan, seperti genangan air, pohon tumbang dan tanah longsor.(TRIBUN JATENG/iwn/rez)
• Kesabaran AKP Benny Cahyadi Diuji Saat Menangkap Habib Bahar Bin Smith, Ulur Waktu Kumpulkan Massa
• Tante Ernie Pemersatu Bangsa Ngaku Diajak Kencan Artis, Pejabat dan Pengacara, Ini Foto-foto Tante
• Disebut Fadli Zon Ambil Alih Pekerjaan Tukang Parkir, Ganjar: Maaf Kalau Panjenengan Tak Berkenan
• 10 Detik, Aksi Maling Motor CB150R Milik Khoirul yang Sibuk Layani Pengunjung Cafe, Terekam CCTV
