Berita Semarang
TPU Bergota Semarang Dipadati Peziarah, Mulyanto : Sudah Tradisi
Ratusan orang tampak memadati area Tempat Pemakaman Umum (TPU) terbesar di Kota Semarang yakni Bergota, pada perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Min
Penulis: Ruth Novita Lusiani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ratusan orang tampak memadati area Tempat Pemakaman Umum (TPU) terbesar di Kota Semarang yakni Bergota, pada perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Minggu, (24/5/2020).
Mereka ziarah kubur atau nyekar kepada sanak saudara yang telah tiada.
Ziarah sudah menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat di Kota Semarang khususnya saat perayaan Hari Raya Idul Fitri.
• Nikahi Supermodel Paula Verhoeven, Baim Wong: Kok Bisa ya Jalan Gitu Doang Dibayar
• Karena Keteledoran Ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Perintahkan Tutup Pasar hingga Mall
• Cerita Napi Vonis Seumur Hidup, 21 Tahun Rayakan Lebaran di Penjara Nusakambangan
• Pemkot Semarang Juga Rapid Test & Swab di Pasar hingga Swalayan, 1 Orang di Masjid Positif Corona
Biasanya kebanyakan peziarah mulai melakukan ziarah kubur seusai melangsungkan sholat ied hingga siang hari.
Berdasarkan pemantauan Tribun Jateng meskipun sudah menjelang siang hari, tak menyurutkan antusias masyarakat untuk melakukan ziarah kubur.
Selain dipenuhi oleh peziarah, kawasan TPU Bergota juga dipadati oleh para pedagang diantaranya seperti pedagang bunga tabur, makanan, minuman, hingga mainan anak.
Rini Rahmawati, satu diantara peziarah yang berasal dari Ngaliyan ini melakukan ziarah kubur untuk mendoakan anggota keluarga yang sudah tiada.
“Setiap tahun setelah sholat ied biasanya nyekar langsung ke makam, memang ini sudah tradisi,” tutur Rini kepada Tribun Jateng, Minggu, (24/5/2020).
Rini mengatakan dirinya yang setiap Hari Raya Idul Fitri selalu menyempatkan diri untuk ziarah kubur ke TPU Bergota, menilai pada perayaan Hari Raya Idul Fitri tahun ini kunjungan peziarah ke Bergota sangatlah berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Menurutnya tahun ini sangat sepi peziarah, mengingat adanya imbauan Pemerintah untuk physical distancing akibat adanya penyebaran virus corona.
“Karena kita kan sebagai anak memiliki kewajiban untuk mengirimkan doa kepada orang tua yang sudah tiada.
Meskipun sekarang situasinya ada corona tentunya masih tetap ziarah hanya lebih mengedepankan juga protokol kesehatan seperti menggunakan masker, pakai hand sanitizer agar mencegah penyebaran virus corona,” imbuh suami Rini, Mulyanto.
Sama halnya dengan Mujaeni, satu diantara peziarah yang berasal dari Ungaran.
Ia mengatakan perjalanan yang jauh dari Ungaran selalu ia tempuh setiap kali perayaan Hari Raya Idul Fitri untuk melakukan ziarah kubur.
Mujaeni yang didampingi anaknya, mengatakan meskipun terdapat pandemi covid-19 saat ini, tradisi tahunan seperti ziarah kubur tak boleh luput dilakukannya.
“Iya saya tetap melakukan ziarah kubur karena ini sudah tradisi setiap tahunnya,” tutur Mujaeni.
Ia pun menceritakan suasana ziarah kubur tahun lalu dan sekarang ini sangatlah berbeda, pasalnya tahun lalu sangatlah ramai peziarah hingga ia harus berdesak-desakan dengan peziarah lainnya.
Sedangkan suasana di tahun ini lebih lengang peziarah. (Ute)
• Idul Fitri Tahun Ini Ganjar Pranowo Open House Virtual dari Rumah Dinas
• Tak Ada Kunjungan Keluarga saat Lebaran di Lapas Kedungpane Semarang, Ini Gantinya
• Tak Patuhi Imbauan, Ratusan Warga Tetap Ziarah Kubur di Bergota Abaikan Physical Distancing
• Tes Rider Ducati Tuduh Repsol Honda Sabotase agar Jorge Lorenzo Gagal Wild Card MotoGP 2020
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :
Jaga Ketahanan Pangan, Lahan Kosong Milik Pemkot Semarang Akan Dikerjasamakan dengan Petani |
![]() |
---|
Tekan Angka Kejahatan Semarang, Polisi Rangkul Penggiat Medsos |
![]() |
---|
Warga Tambaklorok Semarang Berharap Pembangunan Sheet Pile Segera Di Mulai. |
![]() |
---|
Video Calon DPD Asal Demak Protes ke KPU Jateng Data Dukungan Pencalonan Berkurang |
![]() |
---|
Presdir JNE Feriadi Soeprapto Beri Inspirasi Bisnis di Pesta Wirausaha Nasional 2023 |
![]() |
---|