Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Ganjar Pranowo Minta Pengancam Perawat Covid 19 di Sragen Diusut Tuntas

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pasang badan setelah tahu salah satu ada tenaga medis Covid-19 di Sragen, menjadi korban intimidasi.

Istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

TRIBUNJATENG.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pasang badan setelah tahu salah satu ada tenaga medis Covid-19 di Sragen, menjadi korban intimidasi.

Sepert diberitakan, seorang perawat Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen mengalami trauma dan merasa ketakutan.

Dari informasi yang diperoleh, korban perawat tersebut mengalami hal itu setelah diintimidasi usai memeriksa pasien Covid-19.

KRONOLOGI: Mobil Honda Jazz Perawat Puskesmas di Grobogan Tertabrak Kereta Barang di Pulokulon

Chord Kunci Gitar Malu-malu Dong T2

Komunitas Delima (85 Rehab Rumah Tidak Layak Huni di Kendal, Bikin Pemilik Sujud Syukur

"Sebenarnya kalau saya bisa tahu orangnya (Korban), saya pengen telepon dia.

Saya ingin dengar sendiri siapa yang mengancam, apa persoalannya sehingga kita bisa klarifikasi apa yang terjadi.

Kalau dia merasa terancam kita perlu bawa shelter agar dia aman," kata Ganjar di Semarang, Minggu (31/5/2020).

Tak hanya itu, Ganjar juga berharap petugas kepolisian segera menindaklanjuti kasus tersebut.

"Jangan lagi pernah ada model-model seperti ini.

Ketika semua sudah dilakukan sesuai prosedur tolong jangan ada yang aneh-aneh.

Kita lagi dalam kondisi sulit. Maka saya dukung petugas keamanan untuk bisa menyelesaikan ini. Diperiksa saja," tegasnya.
Menurut Ganjar, tindakan intimidasi kepada tenaga medis di tengah pandemi corona adalah hal yang tidak patut.

Apalagi memberikan stigma.

"Saya minta korban melaporkan apa yang terjadi agar cepat selesai sehingga tidak ada lagi stigma-stigma negatif yang nanti membuat hati orang terluka," terangnya.

Dari informasi yang diperoleh Kompas.com, seorang perawat di Puskesmas Kedawung Sragen mendapat intimidasi melalui pesan WhatsApp pada Jumat (29/5/2020) pagi.

Pesan tersebut diterima korban setelah melakukan pemeriksaan terhadap pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Alhasil, pasien juga merasa dikucilkan oleh warga di lingkungan rumahnya usai menjalani pemeriksaan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved