Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Apa Benar Bersepeda Pakai Masker Bisa Sebabkan Kematian? Ini Penjelasan Dokter

Benarkah olahraga bersepeda menggunakan masker bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia?

Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Ilustrasi bersepeda. 

TRIBUNJATENG.COM - Media sosial beberapa hari terakhir dihebohkan dengan viralnya seorang pria yang meninggal ketika berolahraga sepeda menggunakan masker.

Pria tersebut disebut memiliki riwayat penyakit jantung.

Benarkah olahraga bersepeda menggunakan masker bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia?

Daniel Mananta Akui Kebodohannya saat Berpacaran dengan Marissa Nasution: Dia Adalah Trofi Gue

Penampakan Pocong Gegerkan Warga Purbalingga, Polisi hingga Ahli Spiritual Ikut Memburu

UPDATE: Pemakaman Kompol Widodo Ponco Susanto Dipimpin Kapolres Purbalingga AKBP Muchammad Syafii

Muncul Klaster Baru Penyebaran Virus Corona di Semarang, Ini Daftarnya

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr Michael Triangto Sp.KO, menyatakan jika memang ada gangguan jantung yang dimiliki pesepeda tersebut, kemungkinan terbesar itulah penyebabnya.

Bukan karena penggunaan masker.

Ia menjelaskan, orang dengan riwayat gangguan jantung tentu berisiko terkena serangan jantung kapan pun terlepas menggunakan masker atau tidak.

Jadi dapat terserang bahkan ketika tidur maupun sedang berolahrga.

"Jadi menurut saya bukan itu (penggunaan masker) penyebabnya," kata dia ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (2/6/2020).

Michael menyatakan, dibandingkan dengan berdiam saja, tentu risiko kematian bagi orang dengan riwayat jantung akan meningkat ketika melakukan aktivitas seperti berolahraga.

Ini dikarenakan jantung jadi bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Kendati demikian, bukan berarti orang dengan gangguan jantung tak bisa berolahraga, sebaliknya malah diwajibkan untuk berolahraga.

Catatannya adalah olahraga ringan, menyesuaikan dengan kapasitas tubuh sehingga tidak memicu kerja terlalu berat pada jantung.

Jika berolahraga secara berkelompok, maka perhatikan irama olahraga yang dibutuhkan diri sendiri dan orang lain.

Seringnya, tak sadar malah mengikuti irama olahraga orang lain yang belum tentu cocok.

"Ini berpotensi untuk memberikan beban pada jantung daripada yang seharusnya," kata dia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved