Berita Sejarah
Jejak Soekarno Jalani Pengasingan di Pulau Ende NTT (2 habis)
Rumah Haji Abdullah menjadi saksi sejarah bahwa Bung Karno pernah menjalani pengasingan di Ende NTT selamat empat tahun.
TRIBUNJATENG.COM -- Rumah Haji Abdullah menjadi saksi sejarah bahwa Bung Karno pernah menjalani pengasingan di Ende NTT selamat empat tahun.
Di Ende Ir Soekarno juga melaksanakan shalat Jumat, rajin baca buku di perpustakaan, berkirim surat dan bermasyarakat.
Belanda mengasingkan Ir Soekarno ke Pulau Ende di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 1934-1938. Bung Karno bersama dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi, bertolak dari Surabaya menuju Pelabuhan Ende dengan kapal barang KM van Riebeeck.
Bung Karno dan keluarga kemudian menjalani masa pengasingannya di Ende, tepatnya tinggal di rumah Haji Abdullah.
Cucu Haji Abdullah, Yanto Ambuwaru ditemui Pos Kupang (grup Tribun) mengakui bahwa berdasar pengakuan pengunjung, orang-orang sering mengalami hal-hal mistis di rumah pengasingan Bung Karno tersebut.
Namun bagi Ambuwaru tak ada hal aneh karena rumah itu adalah rumah kakeknya sendiri.
"Kalau kami sendiri yang sehari-hari di sini, kami tak merasakan apa-apa, apalagi itu rumah kakek, kami aman-aman saja," kata dia.
Menurut Ambuwaru, saat di Ende Soekarno mencari dan ingin tinggal di rumah yang menghadap ke Timur atau ke arah matahari terbit. "Dan rumah kakek saya itu menghadap ke timur dan kala itu mungkin satu-satunya rumah yang cukup bagus, yah rumah kakek saya," ungkapnya.
Diakuinya, cerita berbau mistis masih berkembang di masyarakat hingga kini. Ada yang bilang mendengar suara aneh, melihat bayangan hitam di rumah pengasingan.
Dia katakan, mungkin setiap orang punya pengalaman berbeda-beda ketika ada di rumah pengasingan tersebut. Tapi bagi Embaru dan keluarga rumah pengasingan itu sangat teduh dan nyaman.
Awambaru menuturkan, selama berada di Ende ada beberapa tempat penting yang perlu diketahui selama Bung Karno hidup di Ende, antara lain, Pelabuhan Ende, Pos Militer, Taman Bung Karno, Katedral dan Makam Amsi, Gedung Imakulata, Masjid Ar-Rabithah dan Eks Toko De Leew.
Keterangan Ambuwaru terkait tempat-tempat tersebut didukung dengan informasi yang diperoleh dari Booklet Revitalisasi Kawasan Bersejarah Bung Karno di Ende.
Pelabuhan Ende merupakan lokasi berlabuhnya Kapal pengangkut Soekarno dan keluarga. Saat pelabuhan Ende menjadi pelabuhan yang cukup terkenal karena menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal dari berbagai daerah.
Pantauan Pos Kupang, kondisi pelabuhan Ende saat ini cukup baik, memiliki view yang menarik ke arah laut dan pulau. Warga sekitar sering memancing ikan di Pelabuhan tersebut. Sayangnya, tidak ada penanda bahwa Bung Karno pernah berlabuh di pelabuhan tersebut.
Pos Militer
Ketika menginjakkan kaki di Ende, Bung Karno dan keluarga dibawa oleh prajurit Belanda ke Pos Militer (saat ini Markas POM).
"Menurut cerita ayah, Bung Karno dikawal ketat oleh prajurit Belanda," ungkapnya. Menurutnya, Bung Karno juga diawasi ketat oleh prajurit Belanda selama berada di Ende. Bung Karno juga diwajibkan melapor diri secara rutin di Pos Militer tersebut.
Embawaru menuturkan, Taman Bung Karno merupakan tempat Bung Karno beristirahat. Taman ini dekat Pantai Pelabuhan Ende.
Di Taman ini ada pohon sukun bercabang lima, tempat favorit Bung Karno di bawah pohon sukun inilah Bung Karno mendapat mengenai butir-butir mutiara kebangsaan yang menjadi pokok-pokok pikiran Pancasila.
Di Taman ini telah dibangun patung Bung Karno berukuran besar, tampak Bung Karno tengah duduk memangku kaki melihat ke arah pantai.
Sekeliling Taman ini dipagari seng, karena masih ada beberapa item taman yang belum selesai dikerjakan.
Masjid Ar-Rabithah
Masjid ini merupakan masjid yang paling sering dikunjungi Bung Karno untuk shalat jumat. Saat ini masjid tersebut digunakan umat muslim untuk beribadah, kondisinya masih bagus. Sayangnya tidak ada penanda bahwa Bung Karno sering shalat jumat di masjid tersebut.
Katedral Ende merupakan tempat Bung Karno membangun relasi pertemanan dengan para pastor. Di Katedral juga Bung Karno banyak membaca karena dia diberi keleluasaan untuk menggunakan perpustakaan di Katedral.
Gedung Pertunjukan Imaculata
Embawaru menuturkan, Gedung Pertunjukan Imakulata, merupakan tempat yang sangat penting karena di sanalah Soekarno menyuarakan perjuangannya untuk Indonesia merdeka. Menurutnya, di gedung tersebut Soekarno bersama kelompok Kelimutu binaan Soekarno mementaskan tonil-tonil perjuangan. Menurutnya, kurang lebih ada 13Tonil yang dibuat oleh Soekarno.
Antara lain, Dokter Setan, Rendo, Rahasia Kelimutu, Jula Gubi, Kut Kutbi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dinamit, Nggera Ende, Amoek, Rahasia Kelimutu II, Sang Hai Rumba, dan 1945.
Sayangnya, gedung ini tidak terawat dengan baik. Banyak sampah berhamburan dan coretan di dinding. Juga tak ada penanda bahwa Soekarno pernah mementaskan tonil di Gedung tersebut.
Eks Toko De Leew merupakan tempat Soekarno mengirim atau menerima surat. Bangunan asli toko ini sudah tak ada lagi dan tidak ada penanda yang menunjukan keterkaitan Soekarno dengan Eks Toko De Leew.
Makam Amsi merupakan makam ibu Amsi mertua Bung Karno. Makam ini masih ada dan utuh. Ambuwaru menuturkan, pengasingan Bung Karno, sangat berkesan bagi mereka dan tentu seluruh masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Ende bisa menjaga rumah itu dengan baik. (Tribun network/pos kupang/laus markus goti)
• Jejak Soekarno Jalani Pengasingan di Pulau Ende NTT (1)
• Menkeu: Pulihkan Ekonomi Butuh Rp 677 Triliun dan Presiden Tegur Menko Perekonomian Tekor APBN 6,34%
• Petaka Kelebat Bayangan Hitam di Jendela, Berakibat Siswi SMA Hamil Dua Bulan
• Kata Reino Barack pada Hotman Paris Setelah Dirinya Melihat Video yang Difitnahkan pada Istrinya