Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Jumlah Peserta KB di Kota Semarang Turun saat Pandemi Corona, Angka Kehamilan Masih Stabil

Jumlah peserta keluarga berencana (KB) di Kota Semarang mengalami penurunan saat pandemi Covid-19. Namun, angka penurunan peserta KB belum berpengaruh

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda
Tribun Pontianak/dok
Ilustrasi keluarga berencana (KB) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jumlah peserta keluarga berencana (KB) di Kota Semarang mengalami penurunan saat pandemi Covid-19.

Kabid KB Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Semarang, Siti Maimunah menghitung, angka penurunan sekitar 800 peserta.

"Saya membandingkan Februari dan April ada penurunan 800 sekian. Saya ambil Februari karena itu sebelum masa Covid-19. Kalau Maret baru mulai. Jadi, saya bandingkan dengan April. Ini ada yang dropout dari peserta KB," jelas Maimun, Kamis (4/6/2020).

Innalillahi Wa Innailahi Rojiun! Satpam Cantik yang Hilang Ditemukan Mengapung di Bengawan Solo

PSBB Jakarta Diperpanjang Lagi, Anies: Masih Ada Zona Merah

Viral Video Anggota TNI Adu Mulut dengan Warga yang Tak Mau Pakai Masker, Berakhir di Kantor Polisi

Sejak Menjelang Lebaran Grafik Covid-19 Kota Semarang Naik, Ini Alasan Wali Kota Belum Terapkan PSBB

Menurutnya, angka dropout tersebut tentu bisa berpengaruh terhadap kehamilan. Namun, angka penurunan peserta KB belum berpengaruh pada peningkatan kehamilan selama masa pandemi ini.

Pada Februari, angka kehamilan sebanyak 7.878. Jumlah kehamilan kemudian meningkat pada Maret menjadi 8.024. Pada April, jumlah kehamilan justru menurun menjadi 7.860. Junmah tersebut masih cenderung stabil.

"Angka dropout peserta KB belum bisa berpengaruh terhadap kehamilan. Ada tempo atau jangka waktu, mungkin sekarang lepas KB belum tentu hamil apalagi yang memakai hormonal. Biasanya ada rentan waktu tiga sampai enam bulan," terangnya.

Adanya penurunan jumlah peserta KB, justru Maimun memperediksi akan terjadi penambahan angka kehamilan sekitar Juli atau Agustus. Mengantisipasi agar tidak terjadi peningkatan kehamilan yang dapat mengakibatkan ledakan penduduk, pihaknya selalu mengimbau agar masyarakat tidak melepas alat kontrasepsi.

"Kalau tidak pakai otomatis angka kehamilan akan meningkat. Kami berupaya terus memberikan alat kontrasepsi gratis. Kader KB yang ada di kelurahan memberikan pil KB dan kondom kepada masyarakat yang membutuhkan," paparnya.

Tidak hanya kontrasepsi berupa pil KB dan kondom, jenis KB Implan, IUD, maupun suntik juga gratis. Hanya saja, jenis KB tersebut harus melalui tenaga kesehatan.

Sebenarnya, pemberian alat kontrasepsi secara gratis sudah berjalan sebelum adanya pandemi Covid-19. Hal yang membedakan adanya pandemi ini, pihaknha tidak hanya memberikan alat kontrasepsi gratis melalui puskesmas maupun layanan KB yang bekerjasama dengan BPJS saja. Selama masa pandemi, semua bidan praktek pun mendapatkan alat kontrasepsi dari Disdalduk KB.

"Harapannya masyarakat yang takut ke rumah sakit atau puskesmas karena adanya Covid ini jangan sampai malah justru tidak memakai alat kontrasepsi lagi. Dengan upaya itu, mereka bisa pasang KB ke semua bidan praktek," tambahnya.

Sementara, Kepala Disdalduk KB Kota Semarang, Gurun Risyadmoko mengatakan, pelayanan KB baik di puskesmas ataupun tempat lainnya sudah menerapkan protokol kesehatan.

"Kami kerjasama dengan DKK lewat Puskesmas. Pelayanan KB menggunakan standar SOP, menggunakan APD, masker, dan lainnya," sebutnya.

Lanjut Gurun, penyuluhan KB selama masa pandemi juga tetap dilakukan namun melalui virtual. Masing-masing kader kecamagan juga memiliki grup tersendiri untuk menanyakan seputar KB.

"Penyuluhan kami sudah tidak kumpul-kumpul. Penyuluhan atau pertemuan-pertemuan sudah dilakukan secara virtual. Kader di masing-masing kecamatan juga memiliki WA grup untuk menanyakan terkait KB," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved