Berita Viral
Viral Kisah Nasabah BNI Difable Saat Pandemi di Semarang: Aku Yakin, Masih Ada Jalan
Cerita seorang nasabah Bank BNI Cabang di Banyumanik Semarang, Widi Utami menjadi viral di media sosial Twitter.
Penulis: Ruth Novita Lusiani | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Cerita seorang nasabah Bank BNI Widi Utami menjadi viral di media sosial Twitter.
Nasabah yang mengalami tunarungu itu menjadikan inspirasi bagi kaum disabilitas dalam new normal di tengah pandemi virus corona.
Sebuah utas yang dibagikan akun Twitter @MustikaUngu, Kamis (4/6/2020), viral di media sosial.
Menyadarkan bahwa ada tantangan yang dihadapi teman tuli saat berhadapan dengan orang-orang yang mengenakan masker.

• Mantan Kapolri & 2 Relawan Jokowi Duduki Kursi Komisaris BUMN Waskita Karya yang Baru
• BREAKING NEWS: Pasar Karangayu Semarang Ditutup Tiga Hari setelah 3 Pedagang Positif Corona
• BREAKING NEWS: PKM Kota Semarang Diperpanjang, Tapi Acara Pernikahan Sudah Diperbolehkan
• Keluarga Jemput Paksa Jenazah PDP dari Rumah Sakit, Ternyata Hasil Swab Positif Corona
Dalam utasnya, Widi Utami, pemilik akun @MustikaUngu, membagikan pengalamannya saat ke bank di tengah pandemi virus corona. Widi adalah salah satu teman tuli. Utas Widi kemudian menyebar luas.
Hingga minggu (7/6/2020) siang, postingan tersebut telah dibagikan oleh 14,2 ribu orang dan disukai 28,8 ribu lainnya.
"Hormat sedalam-dalamnya untuk Bapak Kurniawan, satpam @BNI cabang Jati Raya, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah," tulisnya pada Kamis, 4 Juni 2020.
Dalam memperoleh layanan, nasabah BNI Widi menceritakan kronologinya melalui akun twitternya.
Dalam postingan tersebut, awalnya ia melampirkan sebuah foto tulisan tangannya agar lebih mudah dikenali oleh pihak keamanan bank tersebut.
"Pak/Bu, saya tuna rungu. Saya tidak bisa memahami omongan kalau pakai masker. Saya minta tolong ditulis aja, ya. Saya ke sini mau ambil uang Tabunganku,” tulisnya dalam secarik kertas.
Kemudian, terdapat percakapan lewat tulisan mengenai antrean dan lainnya.
Widi mengaku meski tuli, dia masih bisa berbicara. Dia memahami ucapan orang lain dengan cara membaca gerak bibir.

Namun, saat ada kewajiban mengenakan masker, dia pun tak mampu lagi berkomunikasi dengan membaca gerak bibir lawan bicaranya.
"Tapi aku masih meyakini ada jalan untuk tetap berkomunikasi. Kunjungan ke BNI dekat pasar Rasamala Jati Raya Banyumanik kemarin membuatku terharu," kata dia.
Setelah dia datang ke BNI dengan membawa tulisan tersebut, Widi kemudian ditemani oleh satpam untuk mengisi slip penarikan hingga ke teller. Satpam jugalah yang memberitahu Widi ketika nomor antreannya dipanggil.
"Teller berbicara, satpam yang menuliskannya untukku," kata dia.
Dalam postingannya tersebut, Widi juga mengatakan saat ini Kurniawan selaku petugas di BNI tersebut, sudah mendapatkan reward atas yang dilakukannya.
Dia optimistis Indonesia semakin dapat menerima kelompok disabilitas. Masyarakat diyakini semakin inklusif terhadap kelompok rentan dengan cara mulai mempelajari bahasa isyarat yang akan berguna pada saat-saat seperti pandemi ini.
Dilansir dari Kompas.com, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (6/6/2020) sore, Widi kembali membagi ceritanya.
Ia membenarkan cerita yang dibagikan di Twitter merupakan pengalaman pribadinya pada 4 Juni 2020.
Saat itu, ia pergi ke bank BNI cabang Jari Raya, Banyumanik, Jawa Tengah.
Selama ini, Widi mengandalkan berkomunikasi dengan orang lain dengan cara membaca gerak bibir.
Pada masa pandemi virus corona, di saat semua orang diminta menggunakan masker, ia menghadapi tantangan tersendiri karena tak bisa membaca gerak bibir lawan bicaranya.
Namun, Widi yakin, selalu ada jalan untuk berkomunikasi.
Maka, ketika harus ke bank, ia membawa secarik kertas bertuliskan informasi bahwa ia seorang tuli.
Widi juga menuliskan keperluannya datang ke bank dan memberikannya kepada satpam. Satpam yang ditemui Widi sangat kooperatif dan membantu Widi.
"Aku masih meyakini, ada jalan untuk tetap berkomunikasi. Kunjungan ke bank BNI dekat Pasar Rasamala Jati Raya Banyumanik kemarin membuatku terharu," kata Widi.
"Oleh satpam, aku ditemani, dari mengisi slip penarikan, sampai ke teller. Satpam memberitahuku ketika nomor antrean dipanggil. Lalu, menemani memproses transaksi di teller. Teller berbicara, satpam yang menuliskan untukku," kata dia.

Menurut Widi, kesulitan terbesar yang dialami penyandang tuli selama pandemi virus corona adalah saat berhadapan dengan orang-orang yang menggunakan masker.
Ada masker khusus yang di bagian mulutnya transparan.
Masker dengan model seperti ini memudahkan teman tuli dalam berkomunikasi.
Akan tetapi, Widi menyadari, tak semua orang nyaman mengenakannya.
"Sebenarnya enggak perlu semuanya pakai masker transparan, karena pada beberapa orang tidak nyaman," kata Widi.
Ia berharap, mereka yang bertemu dengan teman tuli bisa memudahkannya dengan berkomunikasi melalui tulisan atau sejenak melepas maskernya.
Widi mengatakan, banyak tempat publik yang masih minim dengan informasi visual yang ramah teman tuli.
"Seringkali informasi visual rusak dan terabaikan, seperti display nomor antrean di beberapa instansi," kata Widi.
Ia juga mengaku sering mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan.
"Mungkin mereka capek, saya minta menulis atau lepas masker marah-marah," ujar dia.
Widi berharap, pertimbangan akan kebutuhan difabel diperhatikan dalam segala hal.
"Harapan saya, pemerintah/instansi melibatkan tuli atau pemerhati difabel untuk merancang pembangunan, sehingga fasilitas yang ada bisa mengakomodasi kebutuhan difabel," kata Widi.
Mengenai isu viral melalui sosial media tersebut, Direktur Layanan dan Jaringan BNI, Adi Sulistyowati atau yang akrab disapa Susi mengatakan pihaknya yang pasti selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi semua nasabah.
“Tanpa membeda-bedakan status maupun kondisi spesifik setiap orang. Kami turut bangga dan bahagia atas kepuasan Ibu Widi Utami terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bapak Kurniawan di Kantor BNI Cabang Jati Raya, Banyumanik,” kata dia, Jumat, 5 Juni 2020 lalu.
Dia berharap pelayanan BNI tidak hanya memuaskan, akan tetapi memberikan nilai lebih bagi para nasabahnya.
Terkait dengan pelayanan yang diberikan Kurniawan, dia mengatakan sangat patut diberikan apresiasi. “Karena yang dilakukannya telah memenuhi standar profesionalitas dan sikap berorientasi pada pelanggan yang dilakukan oleh seorang petugas satuan pengamanan di BNI,” lanjut dia.(Ruth/Tribunjateng.com/Kompas.com*)