Banjir Rob
Warga Terdampak Rob di Muarareja Kota Tegal Berharap Dibangunkan Sabuk Pantai
Meski puncak air pasang atau rob terlah berlalu, Turmi (37) bersama keluarganya memilih untuk mengungsi ke rumah saudaranya yang jauh dari tepi pantai
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: m nur huda
Nurrohim menjelaskan, warganya berjumlah sekira 600 kartu keluarga (KK) dengan jumlah sekira 1.200 jiwa.
Ia menilai, rob tahun ini terparah dibandingkan rob pada 2018.
Menurut Nurrohim, warga di wilayahnya berharap pemerintah membangun sabuk pantai.
Ia mengatakan, pemecah ombak atau groing memang sudah ada, tapi itu kurang panjang dan tidak terawat.
Nurrohim menjelaskan, usulan pembuatan sabuk pantai pun sudah ia sampaikan kepada pemerintah.
"Itu sudah disampaikan. Bahkan dari pemerintah provinsi dan pemerintah kota, katanya ini masuk anggaran Tahun 2020 dari pemerintah provinsi. Beberapa kali ada lima orang yang meninjau. Tapi ninjau- ninjau pelaksanaannya nihil," ungkapnya.
Nurrohim mengatakan, wilayahnya membutuhkan perhatian dari pemerintah.
Menurutnya bukan hal yang tidak mungkin, jika tidak dibuatkan sabuk pantai bisa- bisa lingkungannya jadi laut.
Ia mencontohkan, saat terjadi rob beberapa hari lalu, ada 20 tambak udang dengan luas total sekira 50 hektare terkena rob.
Akibatnya pemilik tambak rugi.
Udang yang mestinya dipanen tiga bulan, harus panen dini di usia satu hingga dua bulan.
"Di sini pemecah gelombang atau groing memang ada, tapi untuk perawatannya kan tidak ada. Makannya yang diharapkan warga di sini ada sabuk pantai," jelasnya. (fba)
• Paranormal Ki Gendeng Pamungkas Meninggal karena Komplikasi Diabetes
• 2 PNS Pingsan dengan Setengah Telanjang Dalam Mobil, Kepala Dinas: Seharusnya Mereka Jadi Contoh
• Banjir Rob Tegal, 7 Warung di Pantai Pulau Komodo Rusak
• Heli Jatuh di Kendal, Saksi Mata: Suara Korban Minta Tolong Bersahutan dari Segala Arah