Berita Regional
Benarkah Telur Infertil Tidak Bergizi dan Berbahaya Dimakan? Ini Jawaban Ahli Gizi UGM Yogyakarta
Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, telur ayam infertil dilarang untuk diperjualbelikan.
TRIBUNJATENG.COM - Saat ini ramai diperbincangkan telur fertil dan infertil di masyarakat.
Hal itu bermula dari maraknya peredaran telur ayam infertil di pasaran dalam beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, telur ayam infertil dilarang untuk diperjualbelikan.
• Viral Ibu Cekik Bayinya Berusia 8 Hari, Videonya Dipasang di Status Whatsapp Agar Dilihat Sang Pacar
• Viral Saat Polisi Evakuasi Ayla Kecelakaan di Jurang, Ditemukan Mayat Wanita di Dalam Datsun Silver
• Shah Rukh Khan Berduka, Seorang Bintang Bollywood Ditemukan Tewas Bunuh Diri
• Akal Bulus Hadi Guru SMP Bergaya Fotografer Perdayai 25 Wanita Foto Tanpa Busana dan Disetubuhi
Hal ini sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam RAS dan Telur Konsumsi.
Lantas, adakah perbedaan kandungan gizi antara telur infertil dengan telur ayam fertil?
Mengonfirmasi pertanyaan tersebut, Kompas.com menghubungi ahli gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Dwi Budiningsari.
Dwi menyatakan, bahwa tidak ada perbedaan kadar gizi antara telur ayam fertil dengan telur ayam infertil.
"Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan adanya perbedaan kandungan gizi antara telur fertil dan telur infertil," kata Dwi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/6/2020).
Menurut Dwi, sepanjang kualitasnya masih baik, nilai gizinya masih sama seperti telur pada umumnya, yaitu protein, lemak, vitamin A, B, D, E, berbagai mineral, seperti zat besi, selenium, fosfor, yodium, dan juga asam amino.
Menurut dia, kedua kategori telur tersebut sama-sama dapat dan aman untuk dikonsumsi, asalkan keduanya masih sama-sama layak atau belum busuk.
Namun, yang perlu diperhatikan yakni telur fertil atau HE (hatching egg) bisa lebih cepat membusuk, yaitu hanya 7 hari.
"Padahal kita tidak tahu sudah berapa lama telur tersebut di tangan penjual," jelas Dwi.
Sementara itu, telur ayam ras yang dihasilkan peternak layer bisa bertahan selama 30 hari di suhu ruangan.
Dwi mengatakan, perbedaan mendasar antara telur fertil dan infertil ini terletak pada ada tidaknya sperma ayam jantan.
Bukan telur untuk ditetaskan
Telur infertil bukan telur untuk ditetaskan.
Telur yang terbentuk tersebut tidak mengandung sperma ayam pejantan.
Sedangkan pada telur fertil merupakan telur yang dapat ditetaskan karena di dalamnya terdapat sperma pejantan.
"Ayam betina bisa bertelur, baik melalui kawin dengan pejantan maupun tidak melalui proses perkawinan.
Ayam betina tetap menghasilkan telur tanpa perkawinan selama masih diberikan makanan dengan baik," ungkap Dwi.
Sementara pada telur fertil dapat ditetaskan karena dibuahi oleh pejantan.
Sesungguhnya, lanjut Dwi, telur ayam fertil maupun infertil keduanya aman dimakan.
Namun yang membedakan hanya ada sperma atau tidak di dalamnya.
Sementara terkait kandungan gizi pada telur ayam, dia menyebutkan telur ayam kaya akan nilai gizi terutama protein yang bernilai tinggi.
"Telur digunakan sebagai standar protein sejumlah makanan atau diistilahkan dengan Protein Senilai Telur (PST)," kata Dwi.
Menurutnya, kandungan protein telur dijadikan standar dan diberi nilai maksimal yaitu 100.
Sementara itu pada bahan pangan lainnya disetarakan dengan kandungan protein telur yang umumnya mempunyai nilai di bawah 100.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Telur Infertil, Adakah Perbedaan Nilai Gizi dengan Telur Fertil?"
• Sosok Lettu Vira Yudha Korban Heli Jatuh di Kendal Dikenal Mengayomi Keluarga
• Omzet Naik hingga 200 Persen, Yosua Bisa Jual Puluhan Unit Sepeda per Hari
• Bus Tujuan Jakarta di Terminal Tegal Sudah Aktif, Per Hari Bisa sampai 30 Penumpang
• Ariyanto Pria Tulen Dinyatakan Reaktif Hamil oleh Tim Medis Karantina Seusai Ikut Rapid Test Corona