Berita Banyumas
Perpusda Banyumas Kenalkan Dropbox Karantina Buku, Dipanaskan Sinar UV
Tim Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Banyumas menciptakan sebuah alat inovasi yang diberi nama Dropbox Karantina Buku.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Tim Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Banyumas menciptakan sebuah alat inovasi yang diberi nama Dropbox Karantina Buku.
Berawal dari adanya kekhawatiran adanya penularan covid-19 melalui media buku, alat itu digunakan untuk mensterilkan dari virus.
Buku akan dikarantina selama satu kali dua puluh empat jam sebelum dibaca dan dipinjam kembali.
• Update Virus Corona Kota Semarang Terbaru, Pedurungan Tertinggi dan Mijen Terendah
• Alfian Siswa SMP Tewas Dililit Ular Piton Raksasa 7 Meter, 2 Teman Berusaha Bantu Lepas Tapi Gagal
• Kader PSI Charlie Wijaya Minta Maaf Seusai Tuduh Bintang Emon Pakai Narkoba
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Leti yang Dibakar Adik Kandungnya Akhirnya Meninggal
Buku akan dimasukan ke dalam dropbox, dimana terdapat sinar ultraviolet yang akan menyinari buku-buku tersebut.
Sinar UV digunakan karena berdasarkan penelitian dianggap dapat mematikan virus jika dipanaskan selama 5-10 menit.
"Setelah ruangan ini kosong tidak ada pengunjung dan buku-buku sudah masuk barulah disinari dengan sinar ultraviolet.
Lalu box ini akan ditutup dengan sebuah kain hitam supaya sinarnya tidak terjadi radiasi pada manusia," ujar Pustakawan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas, Fuad Zein Arifin, kepada TribunBanyumas.com, Selasa (16/6/2020).
Tujuan penyinaran sinar ultraviolet (UV) adalah supaya virus pada buku mati.
Bukan hanya disinari sinar ultraviolet, tetapi buku juga akan dihangatkan supaya menjaga suhu.
Metode penghangatan itu adalah dengan memberi 2 buah lampu bohlam di bagian atas box dan 3 buah lainnya di bagian bawah box.
Dengan pemanasan harapannya dapat menghangatkan buku dengan suhu yang terjaga di kisaran angka 40 derajat Celcius.
Pada bagian dropbox terdapat pula termometer statistik yang mengatur suhu di dalam box.
"Apabila suhunya sudah melebihi 40 derajat Celcius maka lampu bohlam yang ada di dalam akan padam sendiri," imbuhnya.
Pada bagian dalam dropbox buku diatur secara berbeda.
Tidak hanya sekedar ditumpuk saja, tetapi di tempatkan seperti dijemur, supaya penyinaran sampai ke dalam buku-buku.
Fuad mengatakan jika karya tersebut adalah sebuah upaya dari para tim Perpusda Banyumas dalam menjaga keamanan bagi para pengunjung dan berharap nantinya ada pihak lain yang meneliti dan mengevaluasi alat tersebut.
"Harapannya virus akan mati setelah disinari ultraviolet ini.
Kita memang masih uji coba dan mendasarkan bahwa sinar UV riset kesehatan yang mengatakan dapat membunuh virus," paparnya.
Buku-buku yang dikarantina adalah buku yang setelah dipinjam dan buku-buku yang dibaca ditempat.
Prosesnya diawali pengunjung mengembalikan buku kepada petugas dengan menuliskan kode bukunya.
Antara petugas dan peminjam tanpa bersentuhan.
Kemudian peminjam buku memasukan sendiri bukunya kedalam dropbox karantina.
"Kalau dulu kita mengutamakan kepuasan pengunjung tetapi saat ini mengutamakan keamanan pengunjung.
Fuad menjelaskan timnya akan mengevaluasi dropbox karantina buku tersebut.
Sebab ada beberapa hal yang mesti diperhatikan seperti bagaimana jika buku di sinar ultraviolet, apakah dapat merusak kualitas buku dan apakah merubah warna juga.
Untuk melihat hal tersebut, biasanya buku akan difoto dulu sebelum dimasukan dan disinari ultraviolet.
Apakah nanti setelah dua bulan ada perubahan warna atau bahkan rapuh dan mempengaruhi kualitas buku.
Alat ini baru digunakan sekitar 1 minggu yang lalu, setelah perpustakaan daerah tutup selama hampir 2 bulan pandemi covid-19.
Sementara itu Kabid Perpustakaan, Susetya Dwiningsih menambahkan jika total koleksi buku di Perpusda Banyumas ada sebanyak 59,045 eksemplar dengan total anggota 17, 852.
"Dalam kondisi biasa pengunjung perpusda Banyumas ada sekitar 100 orang perhari.
Sedangkan dalam masa new normal pengunjungnya dibatasi menjadi 30 orang saja," pungkasnya. (TribunBanyumas/jti)
• Motor Vario Ditinggal di Pinggir Jalan Pekalongan-Banjarnegara, Muhammad Andi Liza Kamu Dimana?
• Karyawan Nekat Maling Toko Majikan di Solo, Alasan Gaji Belum Dibayar dan Ingin Bakti Sosial
• Belajar dari Rumah Untuk Siswa SD Dinilai Sulit, Kepala Sekolah di Tegal Sebut Handphone Kendalanya
• Ratusan Orang Jemput Paksa Pasien Positif Corona di Blora, Ganjar: Ini Sakit Lho Ya